Gadis Lugu Liar Galak

TAO JIA



TAO JIA

0Angin dingin seperti membawa duri. Saat ditiup, kulit terasa seperti ditusuk sesuatu. Hal tersebut merasa sedikit gatal dan sakit.     
0

Lu Sheng adalah seorang yang tidak suka berdandan. Bahkan dia tidak suka menggunakan bedak, sehingga setiap kali musim dingin kedua pipinya suka memerah.     

Di kehidupan lampaunya, Lu Zhou akan membuatkan sejenis lotion perawatan kulit dan agar kulit Lu Sheng tidak kesakitan dia memakai lotion itu setiap musim dingin.     

Namun, kini Lu Zhou sudah kembali ke Jingcheng. Maka tidak ada lagi yang bisa membuatkan lotion untuk Lu Sheng.     

Lu Sheng mengantar Liang Ping keluar desa pada pukul tujuh pagi. Kini saat dia keluar dari desa Anmu, sudah pukul sebelas siang.     

Melihat waktunya, Liang Ping mungkin sudah pulang terlebih dahulu.     

Dan benar seperti dugaan Lu Sheng. Ketika dia pulang ke rumah, Lu Ran sudah tidak ada. Hanya ada kedua adiknya yang sedang main di rumah.     

"Kakak Sheng, Bibi Fang tadi memberikan kita apel. Dia berkata bahwa Abang Tao dan kakak ipar pulang sambil membawa banyak apel." Lu Jiang yang sedang menghangatkan badan di depan api kompor segera memberitahu pada Lu Sheng saat melihat dia pulang.     

"Oh ya? Abang Tao sudah pulang?" Lu Sheng terkejut.     

Menurut ingatan pemilik asli, Tao Jia dan Bu Qiu meninggalkan desa di bulan Mei. Jadi jika diperhitungkan secara normal, bagaimanapun juga mereka hanya akan kembali ke desa di saat akan Imlek.     

Kenapa kali ini terburu-buru untuk pulang? Jangan-jangan karena rindu dengan kepala desa dan Bu Fang?     

Mungkin saja di dalam kesan pemilik asli, Bu Qiu orangnya baik, ramah dan berlapang dada. Dia sangat baik pada kepala desa dan Bu Fang.     

Tao Jia adalah orang yang sangat berbakti. Jika dia menemukan sesuatu yang enak dimakan atau sesuatu yang baik untuk kesehatannya, maka ia akan meminta seseorang mengantarkan barang-barang ini pada kedua orang tuanya.     

Lu Jiang menganggukkan kepalanya, "Iya, Bu Fang berkata bahwa malam ini di rumah kita tidak perlu masak. Dia menyuruh kita makan di rumahnya."     

"Bu Fang yang mengatakannya padamu?"     

Lu Jiang menggelengkan kepalanya. Dia berkata sama Abang Ran, dan abang juga sudah menyetujuinya."     

Lu Ran mengangkat alisnya. Meskipun Tao Jia lebih tua lima tahun daripada Lu Ran, namun karena mereka sering bermain bersama sejak kecil, hubungannya juga baik. Jadi Tao Jia sering mengajak Lu Ran, sehingga biasanya jika Tao Jia pulang ke desa dan kebetulan Lu Ran juga ada di rumah, maka dia pasti akan mengajak Lu Ran untuk minum.     

Dan ini adalah salah satu alasan kenapa kepala desa begitu memperhatikan keluarga Lu.     

"Baiklah, kakak sudah tahu." Lu Sheng menganggukkan kepalanya. Setelah dia memarkirkan delman kuda, dia pun jalan masuk ke dalam dapur untuk membuat makan siang.     

Begitu makan siang selesai dimasak, Lu Ran pun pulang.      

Setelah makan siang, Lu Ran pun duduk diam di bawah atap.     

Lu Sheng melirik Lu Ran dengan aneh beberapa kali, sampai akhirnya dia tidak bisa bertahan lagi dan bertanya, "Kak Ran, kamu baik-baik saja?"     

Hari ini Lu Ran sangatlah diam. Di sekeliling badannya juga tidak ada aura hantu, jadi sepertinya bukan kerasukan.     

Lu Ran melihat Lu Sheng, dia ingin mengatakan sesuatu namun masih ragu.     

Hari ini Lu Ran sudah pergi melihat kuburan Paman Liang, dan di sana benar-benar kemasukan air. Mungkin karena akhir-akhir ini sering hujan deras, jadi air yang mengalir dari atas gunung pun mengalir ke kuburan Paman Liang yang ada di kaki gunung.     

Lu Ran dan Liang Ping mengambil cangkul hari ini. Pertama-tama mereka menyiangi rumput, dan kemudian mengalihkan air yang membanjiri kuburan ke tempat lain. Kemudian mengisi tanah kembali ke parit kecil yang ada di depan kuburan Liang Shu.     

"Kak Ran, ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan, ya?" Lu Sheng bertanya sambil mengibaskan noda air yang tertinggal di tangannya ketika mencuci piring tadi.     

"A-Sheng, bagaimana kamu bisa tahu kalau kuburan paman Liang kemasukan air?" Lu Ran merasa sangat keliru, sehingga dia menanyakan kekeliruannya pada Lu Sheng.     

Lu Sheng melihat Lu Ran dengan tatapan seakan sedang melihat seseorang yang bodoh, "Kan Paman Liang yang bilang sendiri. Semalam kamu juga di sana kan?"     

Lu Ran terdiam…     

Lu Ran memang ada di sana tapi dia masih membawa sedikit harapan.      

'Mana mungkin ada "Hantu" di dunia ini?'     

'Lalu, pendeta hebat yang mengajari Lu Sheng itu siapa?'     

"Jangan-jangan kamu tidak membawa kertas hu Pengusir Hantu yang aku berikan kepadamu?" Lu Sheng bertanya dengan panik.     

Udara Yin di sekitar kuburan sangat berat, jadi banyak hantu yang berkeliaran di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.