Gadis Lugu Liar Galak

DA ZHUANG MAU CERAI



DA ZHUANG MAU CERAI

0"Anakku yang baik. Jangan pernah berubah." Da Zhuang menepuk pundak A-Tai dengan tersentuh, "Paman nanti akan sering menjengukmu."     
0

A-Tai menganggukkan kepalanya. Da Zhuang adalah satu-satunya kerabat yang dia miliki di dunia ini. Dia pasti akan membawa pamannya keluar dari keluarga Sun ini.     

"Oh ya, delman kuda ini milik siapa?" Da Zhuang teringat masalah delman. Dia pun bertanya dengan nada kecil pada A-Tai.     

"Milik..."     

"Milikku." Ketika A-Tai sedang ragu-ragu ingin menjawab, Lu Sheng berjalan mendekati mereka dan menjawab sambil tersenyum.     

"Nona adalah..." Da Zhuang mengerutkan keningnya. Dia melihat Lu Sheng dengan bingung.     

"Paman, Da Niu adalah teman Ayahku." ujar Lu Sheng, "Ayahku tahu kalau Bibi meninggal dunia. Jadi dia pun menyuruhku untuk datang melihat adik A-Tai yang berada di desa Anmu. Akan tetapi saat aku sampai di desa Anmu, mereka bilang A-Tai telah dibawa ke sini oleh pamannya."     

"Ternyata begitu. Terima kasih atas perhatiannya!" Da Zhuang menganggukan kepalanya dengan penuh rasa terima kasih.     

Lu Sheng tersenyum. Ketika ia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba dia melihat seorang wanita paruh baya berlari masuk ke dalam halaman rumah dengan terburu-buru.     

Ibu itu menyenggol mangkok yang ada di tangan A-Tai hingga terjatuh. Kemudian jarinya menunjuk kepada Da Zhuang dan marah, "Pantas saja aku tidak melihatmu, ternyata kamu mengantarkan makanan untuk anak haram ini. Kedua anakmu sendiri pun belum sempat makan, kamu sudah memikirkan anak haram ini terlebih dahulu. Mereka yang tidak tahu pasti akan mengira anak haram inilah yang anak kandungmu!"     

"Apa yang kamu katakan!" Da Zhuang berusaha menahan emosinya, "Xiao Lian dan Xiao Bao bukannya sudah makan? Tadi mereka makan denganku. Kenapa kamu bilang mereka belum makan?"     

"Masih berani melawan? Mereka berkata bahwa mereka belum makan. Bahkan kamu mengantarkan nasi untuk anak haram ini!"     

Bu Sun dengan kedua tangan di pinggul, dia berkata dengan marah, "Aku ingatkan kamu, Da Zhuang, kalau kamu berani melindungi anak haram ini lagi, maka kamu juga akan keluar dari rumah kami dengannya!"     

"Ya sudah kalau begitu, aku pergi,aku sudah muak dengan kehidupan seperti ini"     

Mata Da Zhuang memerah karena amarah, "Selama ini aku selalu bekerja di bawah perintah kalian. Selain mendapatkan sesuap makanan, apa lagi yang aku dapatkan? Orang tuamu merendahkanku. Kamu, bahkan anak kandungku pun juga merendahkan Ayahnya ini! Bagus, bagus sekali, kalau begitu kita bercerai secara damai saja!"     

Waktu itu, jika bukan karena keluarga Sun menyelamatkan Da Zhuang yang pingsan kelaparan, siapa yang ingin menjadi menantu pernikahan nyentana?     

Selama beberapa tahun ini, Da Zhuang merasa dirinya sudah sangat baik, maka balas budinya juga sudah bisa dianggap selesai. Lagi pula di dalam rumah ini, bahkan anak kandungnya pun tidak memperlakukannya sebagai Ayah. Kalau begitu dia bawa keponakannya pergi saja.     

Bu Sun awalnya mengira Da Zhuang akan membiarkan dirinya melampiaskan temperamen seperti biasanya, namun ia tidak menyangka ternyata suaminya ini malah mau cerai damai dengannya!     

Bu Sun tertegun sejenak, kemudian dengan emosi dia berkata, "Bagus sekali! Kamu berani mengatakan cerai kepadaku gara-gara anak haram ini? Baik, kalau kau mau cerai ya cerai. Orang tak berguna sepertimu, seumur hidup pun kamu jangan berharap bisa menjalankan kehidupan yang baik! Kami keluarga Sun tidak akan merasa berbeda meskipun tidak ada kamu!"     

Da Zhuang berkata pada A-Tai, "A-Tai, kamu pergi beres-beres, paman segera membawa kamu pulang ke desa Anmu." kemudian Da Zhuang melihat ke arah Bu Sun, "Kita pergi ke rumah kepala desa sekarang. Biar mereka membantu menuliskan surat cerai."     

"Ayo, siapa takut?!" Bu Sun mendengus dengan dingin. Dia berjalan duluan di depan.     

Da Zhuang dan Bu Sun sudah menikah selama belasan tahun, namun perasaan saling mencintai di antara mereka sudah lama menghilang.     

Beberapa tahun ini, kehidupan mereka sudah hampir mirip dengan cerai damai. Mereka mengerjakan segala hal secara sendiri-sendiri. Hanya saja mereka masih tinggal di dalam satu rumah saja.     

Lu Sheng yang menonton dari awal sampai akhir merasa tertarik. Dia mengambil dompetnya yang berisi uang 300 tael perak, lalu memberikannya pada A-Tai.     

Dia pun tersenyum.     

300 tael perak sudah cukup buat kehidupan paman dan keponakan ini kan? Jika pintar, uang ini bisa digunakan untuk membuka bisnis kecil, maka kehidupan selanjutnya tidak akan susah.     

Bu Sun saat masuk ke halaman rumah, langsung mencari masalah dengan Da Zhuang. Jadi Bu Sun sama sekali tidak memperhatikan keberadaan Lu Sheng. Ditambah lagi, dia terburu-buru untuk mencari kepala desa. Jadi, walaupun dia melihat sosok Lu Sheng, dia juga tidak sempat bertanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.