Gadis Lugu Liar Galak

DA ZHUANG



DA ZHUANG

Di halaman rumah, anak-laki-laki itu berdiri dengan tegap dan melihat Lu Sheng.     

Daun berwana kuning menari di atas lantai karena hembusan angin dan ada beberapa daun yang terbang ke samping kaki anak-laki-laki ini. Dia menundukkan kepalanya dan menendang ke arah udara beberapa kali. Kemudian tatapannya tertuju kembali pada Lu Sheng.     

Lu Sheng melihat anak laki-laki itu dan bertanya sambil tersenyum, "Kamu pasti A-Tai ya?"     

A-Tai terkejut, sepertinya dia tidak mengira Lu Sheng akan mengenalinya. Dengan hati-hati dia bertanya, "Siapa kamu?" A-Tai pernah melihat banyak orang. Namun saat melihat Lu Sheng sangat asing baginya.     

A-Tai sangat yakin bahwa dia tidak pernah bertemu dengan Lu Sheng.     

"Aku adalah... anak dari teman Ayahmu." Lu Sheng mendorong gerbang pagar kayu dan berjalan masuk ke halaman rumah.     

A-Tai mundur sambil mengerutkan keningnya, "Ayahku sudah lama meninggal dunia."     

"Aku tahu." Lu Sheng melihat ke sekeliling rumah. Kemudian, dia bertanya dengan nada kecil, "Mereka semua pergi menghadiri acara pernikahan, kenapa kamu tidak ikut?"     

"Bibi tidak memperbolehkan aku ikut." A-Tai menundukkan kepalanya, dia menggigit bibir bawahnya setelah menjawab.     

Sepanjang perjalanan nenek itu sudah banyak menceritakan masalah mengenai bibi A-Tai, sehingga kini Lu Sheng tidak heran dengan jawaban A-Tai.     

"Lalu, apakah kamu sudah sarapan?"     

A-Tai menggelengkan kepalanya dan tidak menjawab.     

"Kalau begitu kamu mau makan apa? Aku akan mengajakmu untuk makan di kota, kamu mau tidak?" Lu Sheng merasa kini dirinya seperti seorang pedagang manusia yang sedang merayu anak kecil. Namun sepertinya Lu Sheng lupa, usianya ini sebenarnya juga hanya lebih tua empat tahun saja daripada A-Tai.     

A-Tai menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau makan, aku ingin pulang." A-Tai merasa kehidupannya di sini tidak berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Yang berubah hanya orang yang menganiayanya saja.     

"Kenapa? Apa Pamanmu tidak baik padamu?"     

"Paman sangat baik, tetapi dia tidak berkuasa di rumah ini."     

Wajah A-Tai mendingin, "Di dalam rumah ini, Pamanku bahkan direndahkan oleh kedua anak kandungnya. Bibi juga selalu memanggilnya pengecut, dan orang tua Bibi juga selalu menyebut Paman tidak berguna."     

Walaupun Da Zhuang ingin melindungi A-Tai, namun dia tidak berdaya. Da Zhuang sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Namun, A-Tai sendiri tidak mau.     

Ibu kandung meninggal. Sedangkan, Ayah tiri juga ditangkap. Namun A-Tai sama sekali tidak merasa sedih, dia malah merasa terselamatkan. Waktu itu A-Tai memutuskan ikut dengan Pamannya ini karena dia masih ketakutan.     

"Tunggu dulu Pamanku pulang, baru aku mau kembali ke rumahku."     

Hari ini, pagi-pagi sekali A-Tai sudah membereskan barang-barangnya. Dia berencana untuk berpamitan dengan Pamannya. Setelah Pamannya pulang.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu aku ikut menunggu mereka pulang denganmu." Apalagi Liang Ping tadi juga berkata pada Lu Sheng bahwa dia akan balik ke desa dengan delman sapi. Jadi dia menyuruh Lu Sheng untuk tidak perlu menjemputnya.     

A-Tai melihat Lu Sheng. Kemudian memandang delman kuda yang diparkir di luar. Dia tidak berkata iya maupun tidak. Dia hanya membalikkan badannya lalu berjalan kembali ke rumah.     

Lu Sheng menggandeng A-Tai untuk masuk ke delman kuda yang berada di halaman. Kemudian dia mengambil sebuah bangku dan duduk di bawah atap.     

Tidak lama kemudian, Lu Sheng pun melihat ada seorang pria yang berbadan besar dan tinggi berjalan ke dalam halaman rumah dengan membawa dua buah mangkok.     

"Eh?" Da Zhuang terkejut dengan delman kuda yang muncul di halaman rumahnya ini.     

A-Tai yang mendengar suara Da Zhuang. Dia pun berlari keluar dan memanggil, "Paman."     

"Kamu pasti sudah lapar? Ini, Paman bawakan kamu makanan enak. Acara pernikahan belum mulai, kamu makan saja dulu. Paman masih harus kembali untuk mengambil daging." Kemudian Da Zhuang pun memberi A-Tai semangkuk nasi dan semangkuk organ babi.     

"Terima kasih Paman!" A-Tai menerima dua mangkuk makanan tersebut. Dia melihat pamannya yang tersenyum dengan lugu. Kemudian dia berkata, "Paman, aku sudah mau pulang."     

Senyuman di wajah Da Zhuang menghilang. Wajahnya pun langsung dipenuhi dengan ekspresi bersalah, "Maafkan Paman. Paman yang tidak berguna, sehingga membuatmu ikut menderita."     

A-Tai berkata dengan tulus pada Da Zhuang, "Paman, kelak kala aku sudah kaya, aku akan datang menjemputmu untuk tinggal bersamaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.