Gadis Lugu Liar Galak

KEDEPANNYA AKAN MENIKAH



KEDEPANNYA AKAN MENIKAH

0Bu Ma masih ingin melanjutkan, namun ketika dia melihat tatapan Chu Sihan yang dingin itu, ekspresinya pun membeku. Wibawa dan sifat dingin yang dikeluarkan Chu Sihan sepertinya tidak sesuai dengan usianya.     
0

Bu Ma melihat pakaian yang dikenakan Chu Sihan sepertinya berbeda dengan orang kaya biasa. Dia mengira Chu Sihan hanya anak orang kaya yang setiap hari hanya mengetahui cara bermain-main saja. Namun sikap Chu Sihan yang serius ini sepertinya menunjukkan bahwa dugaannya sudah salah.     

Kebetulan saat ini, sebuah delman kuda berhenti di pusat desa.     

Lu Ran membuka kain dan turun dari delman kuda. Tiba-tiba dia tidak memperhatikan keberadaan Lu Sheng dan Chu Sihan. Dia hanya berkata pada kusir, "Tolong ucapkan terima kasih kepada Saudara Mu."     

Kusir itu menganggukkan kepalanya dengan sungkan. Kemudian dia pun membawa delman pergi dari desa.     

Bu Ma segera berkata dengan nada keras ketika dia melihat Lu Ran, "Xiao Ran, coba kamu lihat adikmu ini, dia membawa laki-laki pulang pada saat kamu tidak ada di rumah!"     

Lu Ran melihat ke arah suara itu dan melihat ada Lu Sheng dan Chu Sihan berdiri di depan Bu Ma.     

Tatapan Lu Sheng dan Chu Sihan tertuju pada Lu Ran. Satu penuh dengan senyuman dan satunya lagi terlihat tenang.     

"Abang Ran, mengapa kamu bisa pulang?" Lu Sheng memanggil terlebih dahulu.     

"Guru bepergian jauh. Lusa baru bisa kembali. Jadi aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah."     

Setelah Lu Ran menjawab pertanyaan Lu Sheng, dia pun mendengar Bu Ma berkata dengan tidak percaya, "Xiao Ran, masalah seperti ini pun tidak kamu selesaikan?! Aku dengar A Zhen bilang nilai kamu sangat bagus di sekolah, cepat atau lambat kamu juga akan terpilih menjadi Xiucai. Ke depannya, kalau kamu menjadi pejabat, apa kamu tidak merasa malu memiliki adik perempuan seperti ini?"     

Lu Ran melirik Bu Ma dengan dingin dan tidak menghiraukannya. Kemudian, dia memberi hormat pada Chu Sihan di depan mata Bu Ma, "Lu Ran memberi hormat pada Tuan Chu."     

"Saudara Lu tidak perlu sungkan." Chu Sihan juga tidak mengerti harus menyebut "Kakak ipar masa depan" ini sebagai apa agar lebih pantas. Setelah berpikir banyak sebutan, akhirnya dia memilih untuk memanggil Lu Ran sebagai Saudara Lu.     

Orang-orang di sekitar tiba-tiba menjadi hening. Mereka yang tadi masih menyaksikan tontonan, kini semua melihat Chu Sihan dengan kaget.     

"Tu, Tuan Chu?" Mulut Bu Ma sepertinya terbelit, bahkan bibirnya pun mulai bergetaran.     

"Tuan Chu?" Kepala desa yang baru sampai di pusat kota kebetulan mendengar kata-kata Lu Ran, tiba-tiba dia pun melihat Chu Sihan dengan kaget.     

Kesan kepala desa terhadap Chu Sihan sangat dalam. Terutama saat pertama kali ketemu. Aura yang dikeluarkan Chu Sihan terasa begitu berwibawa dan elegan. Hal tersebut membuat orang yang bertemu dengannya susah untuk melupakannya. Namun, yang kepala desa tidak sangka adalah orang itu ternyata adalah Tuan Chu yang merupakan magistrat Linjiangfu itu!     

"Apa Bapak tidak tahu kalau dia adalah Tuan Chu?" Lu Ran dengan baik hati menjelaskan, "Waktu itu yang ingin menikahi A Sheng adalah Tuan Chu. Namun karena A Sheng kehilangan jejak waktu itu, maka pernikahan mereka pun ditunda dulu."     

Bukan tidak ingin menikah. Akan tetapi ditunda. Berarti maksud Lu Ran adalah ke depannya Chu Sihan tetap akan menikahi Lu Sheng.     

Kata-kata ini membuat suasana hati Chu Sihan terasa senang sekali.     

Sedangkan Lu Sheng hanya mengangkat alisnya. Dia tidak berkata satu patah kata pun. Dia mengetahui jika kakaknya ini sedang melindunginya dari orang yang suka menggosipkan dirinya itu. Lagipula bahkan Chu Sihan pun tidak membantah kata-kata ini. Oleh sebab itu, Lu Sheng juga tidak perlu menjelaskannya lagi.     

Kepala desa memberi hormat pada Chu Sihan, "Hormat Tuan Chu, mohon maaf hamba tidak dapat mengenal Anda!"      

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Bukan salahmu. Sebelumnya kamu juga tidak mengetahui statusku."     

Orang-orang sekitar melihat kepala desa memberi hormat pada Tuan Chu. Mereka pun ikut membungkukkan pinggang mereka dan memberi hormat. Hanya Bu Ma yang masih tertegun di tempat.     

Bu Ma mengingat kembali kata-kata yang dikatakannya tadi. Punggungnya pun segera mengeluarkan keringat dingin.     

'Kalau anakku kehilangan kesempatan untuk menjadi pejabat. Bukankah aku pelakunya?'     

Setelah terbangun dari lamunannya, Bu Ma pun segera berlutut ke lantai dan mengetuk kepalanya dengan keras beberapa kali, dengan wajah yang pucat dia meminta ampun, "Tu, Tuan, hamba sudah bertindak bodoh di hadapan Anda. Tadi tiba-tiba tidak berpikir dalam berbicara, hamba mohon Tuan Chu dapat memaafkan hamba!"     

Walaupun Bu Ma hanya seorang ibu desa, namun karena Ayah dan abang-abangnya semua belajar di sekolah, jadi dia sendiri bisa mengenal beberapa huruf dan karena inilah dia merasa kelasnya lebih tinggi daripada mereka yang di desa Liuyue.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.