Gadis Lugu Liar Galak

TIDAK TAKUT GOSIP BERTAMBAH



TIDAK TAKUT GOSIP BERTAMBAH

0"Pendeta yang hebat?" Yun Ting mengerutkan keningnya. Dia tidak mengenal orang di bidang ini, ke mana dia harus mencari?     
0

"Sebenarnya kalian tidak perlu pusing." Lu Sheng tersenyum, "Kalian bisa minta bantuan guruku."     

Yun Ting langsung tersenyum, "Maksud Nona Lu, Putra Kaisar Ketiga akan pulang ke Jingcheng?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Kalau aku tidak salah, dia semalam sudah berangkat."     

"Apa yang akan terjadi jika satu Po ini tidak dapat menyatu kembali dengan sisa San Hun Liu Po-nya?" Chu Sihan bertanya dengan penasaran.     

"Lalu bagaimana jika jenderal Ji akan menjadi hantu gentayangan yang kekurangan satu Po, sedangkan satu Po itu akan lenyap sendiri setelah puluhan tahun kemudian." Setelah berkata, Lu Sheng minum seteguk teh. Kemudian, dia kembali bertanya. "Apa ketiga Tuan masih ada urusan lain?"     

"Kapan waktu yang tepat untuk menangkap satu Po itu?"     

Lu Sheng menjawab, "Malam ini aku ada sedikit urusan, atau besok malam saja." Malam ini Lu Sheng harus memanggil roh hantu di rumah Bibi Yu. Dia tidak mempunyai waktu untuk pergi mencari satu Po itu.     

Lagipula kini waktu sudah berlalu lima tahun. Satu Po itu juga tidak tahu masih di sana atau tidak. Kalau sudah tidak ada di sana, akan membuang-buang waktu dan tenaga.     

Yun Ting menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu kami pulang dulu, besok kami akan datang mencari Nona lagi."     

"Apa ini?" Shi Yi menunjuk ke kulit udang karang yang di samping.     

Lu Sheng melihat ke arah yang ditunjuk oleh jari Shi Yi. Di sana, dia menemukan kulit udang karang yang terbuang di dalam tong sampah, sepertinya Lu Zhou yang membuangnya ke sana, setelah makan semalam.     

"Itu adalah kulit udang karang."     

"Kulit udang karang?" Shi Yi mengerutkan keningnya, "Apa itu?" Kenapa namanya begitu asing? Shi Yi sama sekali tidak pernah mendengarnya.     

Chu Sihan dan Yun Ting juga sangat penasaran.     

Lu Sheng tersenyum, "Sejenis udang sungai."     

"Oh, namanya udang karang, ya!"     

Shi Yi bertanya, "Apa kami boleh mencicipinya?" Shi Yi bertanya sambil tersenyum.     

Lu Sheng mengangkat pundaknya, dengan penuh kasih sayang dia berkata, "Sepertinya harus menunggu tahun depan."     

Tadi pagi Lu Sheng melihat halaman belakang, dan dia melihat di atas kolam sudah dilapisi dengan lapisan es yang tipis, sepertinya udang karang itu sudah berhibernasi di dalam lubang kerangnya sendiri.     

Jika Lu Zhou datang hari ini, dia juga tidak akan sempat untuk memakannya.     

Shi Yi berkata dengan penuh penyesalan, "Kalau begitu hanya bisa tahun depan ya."     

"Lalu, itu apa?" Chu Sihan menunjuk pada kentang.     

Lu Sheng menjelaskan, "Itu namanya kentang. Ketiga Tuan kalau ingin mencoba, aku bisa membuatkannya. Kebetulan kami belum makan siang, nanti kalian bisa makan dulu sebelum pulang."     

Mata Shi Yi kembali berbinar-binar, "Bolehkah?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Tentu saja boleh!"     

Shi Yi senang sekali, "Hehe, kalau begitu aku akan merepotkan Nona Lu!"     

Chu Sihan melirik Shi Yi, dan tidak berkata apapun.     

"Kalian duduk dulu. Aku akan pergi belanja." Lu Sheng berdiri, dia ingin pergi berbelanja ke pasar.     

Chu Sihan sudah berkali-kali mentraktir dirinya. Kali ini, Lu Sheng merasa harus memasak sesuatu yang enak untuk membalas budinya.     

Chu Sihan ikut berdiri, "Aku ikut pergi dengan kamu."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Boleh!" Kini, gosip mengenai Lu Sheng sudah banyak. Jadi dia juga tidak takut kalau bertambah satu lagi. Dan kebetulan bisa bertanya pada Chu Sihan mengenai masalah tusuk konde giok itu.     

Shi Yi dan Yun Ting adalah orang yang menyadari urusan saat ini. Sejak Chu Sihan mengusulkan untuk ikut belanja. Shi Yi dan Yu Ting pun diam di tempat saja, tidak ingin mengganggu mereka berdua.     

Akhir-akhir ini cuacanya sangat dingin. Walaupun ada matahari, namun suhu udaranya tetap sangat rendah.     

Lu Sheng membalut badannya dengan jubah. Kemudian, dia bertanya pada Chu Sihan setelah mereka berjalan agak jauh dari rumah, "Aku sudah melihat tusuk konde giok yang diberikan Tuan. Tusuk konde giok itu sangat cantik."     

Chu Sihan mengalihkan pandangannya dan melihat wajah Lu Sheng yang putih dan halus. Lalu, dia menjawab dengan nada kecil, "Syukurlah kalau kamu suka."     

"Aku sangat suka, terima kasih, Tuan!" Lu Sheng mengucapkan terima kasih pada Chu Sihan dengan senyuman manis.      

Kemudian dia menundukkan kepalanya menginjak batang pohon yang di bawah tanah, dengan pura-pura dia bertanya secara tidak sengaja, "Tuan membeli di mana tusuk konde giok ini? Aku mempunyai seorang kakak sepupu sudah akan menikah, dan aku ingin membelikan dia tusuk giok seperti ini sebagai maharnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.