Gadis Lugu Liar Galak

BALAS DENDAM DA NIU



BALAS DENDAM DA NIU

0Desa Huaxiang yang berada tidak jauh dari kota.     
0

Seorang ibu berdandan norak sedang berjalan masuk ke halaman sambil membawa keranjang.     

Halaman tersebut berada di sebuah rumah semen. Dapat dilihat bahwa ekonomi keluarga ini cukup bagus.     

"Kenapa kamu lama sekali berbelanjanya?" Seorang pria yang duduk di bawah atap mengeluh dengan tidak senang.     

"Bagaimana bisa? Kamu tidak melihat betapa deras hujan ini bahkan jalanan saja tidak tampak."     

Saat ini, sebuah suara halilintar membuat wanita yang sedang tadinya mengeluh menjadi terkejut hingga tubuhnya gemetaran. Dia segera masuk ke dalam rumah, "Cuaca seperti apa ini, bilang hujan langsung turun hujan.Tidak ada petunjuk sama sekali."     

Wanita itu menggunakan payung di samping pintu. Saat dia mengangkat kepalanya, secara samar-samar dia melihat sepertinya ada yang berdiri di luar halaman.     

"Siapa yang berdiri di sana?" Wanita itu bertanya sambil mengerutkan kening.     

Pria tersebut juga melihat ke arah halaman luar. Kemudian dia bertanya sambil merasa aneh, "Dimana ada orang?"     

"Bukannya ada di sana?" Wanita itu menunjuk jarinya ke luar sana, "Itu di sana?"     

Pria itu melihat lagi ke arah yang ditunjuk wanita itu. Namun dia tetap tidak melihat apapun di sana, "Apa kamu sudah rabun? Dimana ada orang?"     

Mendengar kata-kata pria tersebut, wanita itu pun tiba-tiba merinding, "Ja, jangan-jangan itu hantu? Tapi aku selalu membawa kertas hu Pengusir Hantu yang diberikan pendeta, Bagaimana mungkin bisa melihat hantu?"     

Wanita itu menggosok kedua matanya. Kemudian, dia kembali mengangkat kepalanya untuk melihat. Lalu, dia melihat pria itu sudah hilang.     

"Jangan-jangan, tadi aku salah lihat?"     

"Cepat, bawa barang-barang itu pada anak haram itu! Suruh dia cepat masak!." Pria itu melihat ke daging perut yang ada di dalam keranjang. Kemudian dia berkata pada wanita tersebut.     

Mendengar kata-kata pria, wanita itu segera membawa barang belanjaan ke dapur. Setelah itu, dia pun berjalan ke samping menuju sebuah kamar kecil.     

Kamar kecil itu adalah rumah beratap jerami yang terpencil. Di dalamnya sangat gelap. Namun kamar tersebut sangat bersih.     

Di dalam kamar ada seorang anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun hingga dua belas tahun sedang duduk di atas tempat tidur kayu.     

Wanita tersebut mengetuk pintu kayu beberapa kali, dengan tidak sabar dia berkata, "Kak Tai, ayo masak."     

Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya dengan pelan. Kemudian, dia berdiri membuka pintu dengan gerakan kaku.     

Wanita itu menutup hidungnya dan dia berkata dengan jijik, "Ih, bau basi. Daging sudah aku taruh di dapur. Nanti selesai masak, jangan kamu curi makanannya ya, mengerti?"     

Anak laki-laki itu menganggukkan kepalanya. Dia mengikuti di belakang wanita itu berjalan menuju rumah tanpa mengatakan satu kata pun.     

Da Niu yang melihat semua ini di bawah bayangan gelap, sangatlah marah dan geram.     

Dasar wanita j*lang. Dia tidak hanya membunuh dirinya sendiri bahkan membawa seorang pria kembali untuk menempati rumahnya.     

Kalau hanya begitu kelakuannya ya sudah. Akan tetapi wanita j*lang ini berani-beraninya membiarkan anaknya tidur di gudang kayu bakar dan menyuruhnya memasak untuk mereka!     

Sungguh keterlaluan!      

"Waktu kamu tidak banyak. Hanya ada tiga puluh menit, kalau kamu tidak kembali dalam waktu tiga puluh menit maka kamu tidak akan bisa masuk ke dunia alam baka seumur hidup." suara Lu Zhou yang serius tiba-tiba terdengar di telinga Da Niu. Da Niu pun tertegun sejenak. Kemudian, dia melihat pada wanita yang di hadapannya dengan tatapan yang penuh amarah.     

Kak Tai baru saja masuk ke dapur. Tiba-tiba ada badai angin bertiup di luar sana.     

Sekeping genteng yang tajam tiba-tiba jatuh dari atap dan menancap tepat di atas kepala wanita yang ingin berjalan masuk ke dalam rumah.     

Kedua mata wanita itu melotot besar. Darahnya menyembur keluar dan mengalir dari kepalanya. Badan wanita itu terjatuh ke lantai dengan posisi tegak.     

Pria yang duduk di bawah atap tertegun di tempat. Mendengar suara keributan Kakak Tai segera berlari keluar. Dia ikut tertegun di tempat.     

Pria itu mendongakkan kepalanya. Kemudian, dia melihat ada seseorang berdiri di belakang Kak Tai. Ketika dia melihat jelas wajah orang tersebut, seluruh badan pria itu terasa membeku.     

Pria itu mulai mundur. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Bagaimana mungkin? Ini bagaimana mungkin!"     

Waktu itu, pendeta tidak hanya menempelkan kertas hu di guci kremasi Da Niu. Akan tetapi, pendeta juga memberikan mereka berdua kertas hu Pengusir Hantu. Jadi bagaimana mungkin Da Niu bisa muncul di hadapan mereka?     

Kak Tai tidak bisa melihat Da Niu. Kemudian, dia juga terkejut dengan kematian wanita itu yang terjadi secara tiba-tiba. Seketika dia langsung terdiam membisu sehingga tidak menyadari reaksi pria yang aneh itu.     

Da Niu berjalan cepat mendekati pria itu. Akan tetapi pria itu melangkah mundur dengan ketakutan dan terkejut. Pria itu ingin melarikan diri, namun karena kedua kakinya yang sudah lemas, dia sama sekali tidak dapat bergerak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.