Gadis Lugu Liar Galak

KEPERCAYAAN “AYAH MERTUA MASA DEPAN”



KEPERCAYAAN “AYAH MERTUA MASA DEPAN”

0Mereka semua sudah menyaksikan keterampilan Lu Sheng. Hanya saja, mereka tidak dapat percaya bahwa Putra Kaisar Ketiga yang biasanya dikatakan tidak berguna itu, ternyata memiliki keterampilan seperti ini?     
0

Pantas saja Putra Mahkota tidak dapat menanganinya. Ternyata Putra Kaisar Ketiga-lah yang sebenarnya memiliki kemampuan.     

Mereka semua menelan ludah dalam waktu bersamaan. Tiba-tiba mereka menunjukkan rasa hormat pada Lu Zhou.     

"Tadi hamba sudah menyinggung Putra Kaisar. Mohon maaf, Putra Kaisar!" Chu Sihan yang baru sadar juga memberikan hormat kepada Lu Zhou.     

Chu Sihan tidak dapat memberikan hormat pada Putra Kaisar Ketiga. Namun jika orang tersebut adalah Guru Lu Sheng yang merupakan tetuanya. Maka, dia tidak perlu memberikan hormat.     

Lu Zhou melihat Chu Sihan. Kemudian tersenyum kecil. Tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, "Wajahnya mirip. Sifatnya juga sama yaitu fleksibel."      

Memang cocok menjadi anak orang itu.     

"Apa?" Chu Sihan melihat Lu Zhou dengan bingung.     

"Tidak." Lu Zhou menggelengkan kepalanya. Lalu, kembali berkata, "Sifat muridku ini agak susah dibaca. Tidak lembut atau perhatian seperti gadis-gadis lain. Jadi mohon perhatiannya Tuan Chu..."     

"Guru!" Lu Sheng mengerutkan keningnya. Dia langsung menginjak kaki Lu Zhou untuk menghentikan percakapannya.     

Lu Zhou melihat sepatunya yang menjadi kotor karena injakan kaki Lu Sheng. Dia pun mengerutkan keningnya. Sesuai keinginan Lu Sheng, dia pun terdiam.     

"Haha, guruku orangnya suka bercanda. Tuan jangan memasukkan omongannya ke dalam hati, ya." Lu Sheng menjelaskan pada Chu Sihan dengan canggung.     

"Iya." Aura dingin Chu Sihan sudah menghilang. Sementara, ekspresinya juga jauh lebih baik dibandingkan dengan tadi.     

Lu Zhou tahu muridnya ini tidak suka mendengar hal ini. Dia pun tidak melanjutkannya lagi, sehingga kini dia mulai membahas situasi pemerintah     

Sekarang, Yang Mulia Kaisar, Kepala Menteri Fu dan beberapa menteri penting lainnya tidak terlalu optimis dengan Putra Mahkota. Sebaliknya malah mereka lebih mempercayai Pangeran Kedua.     

Sedangkan Chu Sihan dan Lu Zhou memihak pada Pangeran Kedua.      

Mereka bukan merasa kemampuan Putra Mahkota kurang. Hanya saja dia terlalu sadis dalam pembunuhan. Jika ke depannya dia berhasil naik tahta, mereka takut akan menimbulkan bencana bagi masyarakat.     

Sebagai contoh, Keluarga Jiang. Mengingat sikap keluarga Jiang di Linjiangfu yang suka mengganggu masyarakat dan menganggap remeh nyawa manusia, sepertinya cara kerja Putra Mahkota sudah dapat ditebak.     

Apa masuk akal kalau segala perbuatan Keluarga Jiang jika tidak didukung oleh Putra Mahkota?     

"Guru Fu, nanti ketika aku pulang ke ibu kota, aku pasti akan mencari masalah dengannya." Lu Zhou meletakkan cangkir di atas meja dengan kuat dan berkata dengan dingin.     

Chu Sihan juga menunjukkan sebuah senyuman menyindir. Dengan nada dingin dia berkata, "Hamba juga berpikir demikian."      

Meskipun Chu Sihan baru menjabat di Linjiangfu selama 2 tahun, namun segala gerak gerik Keluarga Jiang ada di dalam kendalinya. Sebelumnya dia dapat memperhatikan gerak gerik Keluarga Jiang juga hanya karena perintah Pangeran Kedua saja. Tapi sekarang...     

Mereka berani menyentuh anak buahnya. Kalau sudah begini, jangan salahkan dirinya jika dia membalas perbuatan mereka!     

Sebenarnya Chu Sihan hanya ingin menjadi seorang pejabat dengan tentram di satu tempat. Hanya saja, orang-orang ini selalu ingin memaksanya untuk menunjukkan sifat aslinya. Jadi jangan coba-coba untuk meminta ampun padanya!     

Lu Zhou dan Chu Sihan saling memandang satu sama lain. Sepertinya mereka telah saling sepakat. Mereka mengangkat cangkir teh sebagai pengganti sake. Kedua cangkir teh saling bersulang kemudian keduanya meneguk habis teh tersebut.     

Lu Sheng dan yang lain tidak mengerti dengan percakapan keduanya. Mereka hanya bisa melihat keduanya dengan bingung.     

Bagaimana bisa dua orang yang tadinya saling bermusuhan, sekarang tiba-tiba bersulang dengan senang?     

"Aku tidak dapat menetap di Huangyang terlalu lama. Jadi aku meminta Tuan Chu untuk menjaga muridku ini." Lu Zhou berkata sambil tersenyum.     

Padahal Lu Zhou berbicara dengan nada penuh kasih sayang seperti ketika dia memberikan Lu Sheng teh buah tadi. Namun kali ini Chu Sihan memiliki perasaan seolah-olah 'Ayah Mertua masa depannya sedang menyerahkan anaknya pada dirinya.'     

Ini membuat rasa tidak nyaman terakhir di diri Chu Sihan terhadap Lu Zhou lenyap seketika. Dia menjawab dengan sangat serius, "Putra Kaisar tidak perlu khawatir, hamba pasti akan menjaga Nona Lu dengan baik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.