Gadis Lugu Liar Galak

DIA GURUKU



DIA GURUKU

0Yun Ting sudah memutar adegan "Cinta Tak Terbalas" di dalam otaknya, sehingga ketika dia melihat ke arah Putra Kaisar Ketiga tatapannya pun menunjukkan rasa kasihan.     
0

Lu Zhou yang fokus memikirkan cara untuk membuat Chu Sihan cemburu, hingga dia sama sekali tidak memperhatikan tatapan Yun Ting.     

Tiba-tiba meja di pojok ini pun penuh dengan aura perang, bahkan Chu Yun yang duduk di meja sebelah pun dapat merasakan suasana yang tidak enak dari meja mereka.     

Yun Ting tidak berani ikut campur. Bagaimanapun ini adalah pertempuran antar "Saingan". Agar tidak terlibat dalam pertarungan ini, dia memutuskan untuk berpura-pura bodoh.     

Shi Yi sangat pintar membaca situasi dalam kondisi krisis sehingga dia pun mempelajari sikap Yun Ting yang sementara menjadi tuli dan buta dulu.     

Lu Sheng merasakan suasana yang tidak enak. Diamelihat ke kiri dan ke kanannya dengan bingung. Kemudian dia ternyata menemukan bahwa Lu Zhou dan Chu Sihan sedang saling memandang dengan wajah dingin, sepertinya tatapan mata mereka sedang saling bersaing.     

Mengingat ketidaksenangan Lu Zhou pada Chu Sihan, Lu Sheng pun merasa lemas.     

"Para tamu, ini pesanan kalian!" Bertepatan saat ini, pelayan yang mengantarkan teh pada Chu Yun membuyarkan keheningan ini.     

"Eh." Lu Sheng melihat pelayan itu akan pergi. Dia segera memanggilnya, "Pelayan, bisa tolong ambilkan kami satu teko air panas?"     

Pelayan tersebut menganggukkan kepalanya, "Tentu saja bisa, tunggu sebentar ya Nona ."     

Setelah air panas disajikan, Chu Sihan dan Lu Zhou masih saja saling bersaing tatapan mata. Lu Sheng malas menghiraukan mereka. Lalu dia berdiri dan melewati badan Chu Sihan untuk mengambil teko yang berisi air panas tersebut.     

Tiba-tiba Lu Zhou mengalihkan kembali tatapannya yang sedang bersaing dengan Chu Siha. Setelah itu, dia juga tidak tahu akan mengambil dari mana teko tersebut. Dia meletakkan sebuah kaleng di depan Lu Sheng, "Ini teh buah kesukaanmu."     

"Oh." Lu Sheng menerimanya dengan sopan. Dia membuka tutup kaleng tersebut, Lalu, dia mengambil daun teh buah tersebut dan memasukkanya langsung ke dalam teko.      

Setelah melakukan semua ini, tiba-tiba Lu Sheng tertegun. Dengan kaku dia menolehkan kepalanya, dan menyadari bahwa mereka semua tengah memperhatikannya dengan terkejut.     

Ekspresi Chu Sihan sedikit sulit dibaca, Hanya saja tatapan yang melihat Lu Sheng sepertinya menunjukkan sedikit rasa... sakit?     

Lu Sheng mengedipkan matanya. Kemudian dia berkata pada Chu Sihan sambil melihatnya, "Pokoknya, ceritanya agak panjang. Jadi Tuan, aku akan mencari waktu untuk menjelaskannya padamu."     

"Untuk apa menjelaskan?" Lu Zhou melirik Chu Sihan. Kemudian dia berkata dengan santai, "Tuan Chu mungkin tidak tahu, aku dan Sheng'er pernah tinggal bersama untuk... beberapa tahun." Lu Zhou awalnya ingin berkata dua puluh tahun lebih. Akan tetapi umur Lu Sheng di dunia ini masih enam belas tahun. Maka dia pun mengubah katanya menjadi "beberapa tahun".     

"Sheng'er? Bahkan pernah tinggal bersama... beberapa tahun?" Chu Sihan mengulang kata-kata Lu Zhou dengan nada pelan. Pandangan matanya terus-menerus tertuju pada Lu Sheng.     

Shi Yi dan Chu Yun sudah terpana di tempat. Sedangkan Yun Ting menunjukkan ekspresi wajah "Sudah kuduga".     

Lu Sheng memutar matanya pada Lu Zhou, untuk mencegah gurunya berkata sembarangan lagi. Akhirnya dia pun mengatakan yang sebenarnya, "Tuan, sebenarnya, Putra Kaisar Ketiga adalah guruku."     

"Prang!" Cangkir teh yang di tangan Shi Yi terjatuh ke lantai dan tiba-tiba pecah.     

Chu Yun tersedak oleh teh.     

Ekspresi Yun Ting juga tidak baik. Dia mengira hubungan mereka adalah "Cinta Tak Terbalas". Namun ternyata mereka adalah guru dan murid?     

"Gurumu?" Setika Chu Sihan pun melupakan rasa cemburu yang dalam hatinya, dan jarang menunjukkan ekspresi tertegun.     

"Muridku, kamu ya... semakin tidak seru saja." Lu Zhou menggelengkan kepalanya dengan kecewa.     

Sebenarnya untuk siapa dia bersusah payah seperti ini?     

Anak ini biasanya juga lumayan pintar. Kenapa sekarang malah bodoh sekali? Sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama. Sungguh membuatnya kecewa sekali.     

"Iya!" Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Putra Kaisar Ketiga adalah guruku. Keterampilanku ini semua dari beliau."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.