Gadis Lugu Liar Galak

TETAP YANG TERSPESIAL



TETAP YANG TERSPESIAL

0"Selamat siang kedua Tuan, lama tidak ketemu!" Lu Sheng melambaikan tangannya yang masih memegang ceker ayam.     
0

Hati Chu Sihan yang mengangkat tinggi akhirnya merendah ke bawah. Dia sangat takut Lu Sheng akan mengeluarkan kata "Apakah rindu denganku?", untung, tidak.      

Dirinya tetap yang terspesial!     

"Nona Lu." Yun Ting menyapa Lu Sheng. Sedangkan Shi Yi langsung maju dengan senang, "Sini sini, lama kita tidak ketemu. Ayo minum."     

Mereka yang di dalam kamar segera mengangkat cangkir sake mereka. Setelah minum, Yun Ting kemudian bertanya pada Chu Sihan, "Mereka adalah?"     

Chu Sihan melihat ke arah mereka dan mereka semua mengerti. Kemudian, mereka berdiri dan mulai memperkenalkan diri.     

"Lin Jiang? Anak dari Tuan Besar Keempat Lin?" Shi Yi mengangkat alisnya.     

Lin Jiang menganggukkan kepalanya, "Iya!"     

"Pantas saja." Shi Yi tersenyum ketika melihat wajah Lin Jiang.     

Setelah makan, mereka semua pun berjalan turun ke restoran. Lalu, mulai bubar.     

Lin Jiang melihat Lu Sheng yang sedang berbisik-bisik dengan Chu Sihan. Dia berpikir, 'Gadis ini hebat sekali. Selain Putra Kaisar Ketiga, ternyata dia juga kenal dengan Chu Sihan dan kedua tuan muda yang terkenal di Jingcheng. Berarti dia memang pendekar yang dicarinya'     

Karena Chu Sihan dan Lu Sheng akan ke tempat kejadian perkara, jadi He Lai pun tidak membiarkan Lu Sheng mengantarnya ke sekolah lagi. Melainkan dia memilih untuk berjalan bersama anak buah Lu Ran.     

Lu Sheng memberikan selembar uang kertas pada Lu Ran dan He Lai. Tanpa menunggu respon mereka, Lu Sheng pun segera kembali ke delman kudanya dan ikut di belakang rombongan Chu Sihan.     

Lu Ran dan He Lai melihat uang kertas yang ada di tangan mereka. Waktu terasa lama dan tidak dapat bicara satu kata pun.     

"Boleh juga ya Saudara Lu. Ternyata kamu kenal dengan Tuan Chu!" Mu Yan menepuk pundak Lu Ran dan berkata dengan senang.     

"Kebetulan saja." Lu Ran menyimpan uang itu dan menjawab. Sepertinya dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini.     

He Lai menyerahkan uang kertas itu pada Lu Ran. Dia meminta mengembalikan uang ini kepada Lu Sheng namun ditolaknya.     

Tidak ada pilihan lain. He Lai hanya bisa menyimpan uang itu dulu. Dia bersedia mengembalikan uang itu ketika bertemu Lu Sheng lain kali.     

Lu Sheng dan Chu Sihan sampai di penginapan daerah Timur yang kebakaran itu.      

Tampaknya penginapan itu sudah terbakar habis. Karena satu jalan ini telah ditutup oleh pemerintah maka toko-toko di jalan ini pun semuanya tutup.     

Selain pengawal yang sedang berpatroli. Hampir tidak ada warga yang berlalu lalang di jalan tersebut.     

"Bahkan di Penginapan sebelah tidak ada tembok yang memisahkan diantara penginapan yang terbakar ini. Bagaimana mungkin masih utuh?" Shi Yi untuk pertama kalinya ke lokasi. Ketika dia melihat situasi ini, dia pun merasa tercengang.     

Jarak antara kedua penginapan tidak sampai satu meter. Melihat kondisi penginapan yang terbakar sangat tidak mungkin bagi penginapan sebelah untuk bisa menghindari api tersebut.     

Chu Sihan melihat Lu Sheng, dengan nada kecil dia bertanya, "Apa kamu menemukan sesuatu?"     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya. Dia mengelilingi lokasi kebakaran tersebut dan menemukan bahwa tidak ada roh yang tertinggal di sini. Mungkin sudah dibawa ke neraka.     

Kemudian, Lu Sheng mengeluarkan kertas hu. Shi Yi sudah mendekat dan bertanya, "Apa ini?"     

Chu Sihan mengulurkan tangannya dan menarik Shi Yi kembali. Kemudian berkata pada Lu Sheng untuk melanjutkan.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya. Dia memejamkan mata dan mulai membaca mantra Pemanggilan Roh dengan nada kecil. Dapat dilihat di sekitar sini tiba-tiba ada hembusan angin sejuk. Mereka yang ada di lokasi pun merasa merinding.      

Chu Yun juga baru kali pertama mengalami hal seperti ini. Kini wajahnya sangat kaget. Namun yang dikagetkan bukanlah Lu Sheng yang bisa membaca mantra. Melainkan kaget dengan sejak kapan Tuan Chu mempercayai hal seperti ini?     

Yun Ting berdiri di samping dan melihat dengan serius. Sedangkan, Shi Yi berdiri di samping Chu Sihan dan wajahnya tampak terkejut.     

Mereka melihat Lu Sheng yang tadinya masih memejamkan mata, kini membuka matanya, Dia menatap lurus kedepan dan bertanya kepada roh hantu, "Ini siapa?"     

Hantu itu menjawab, "Saya Da Niu. Saya meninggal beberapa tahun yang lalu karena ditabrak oleh delman kuda di sekitar sini."     

Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Beberapa tahun yang lalu? Lalu kenapa kamu masih di sini?"     

Hantu itu berkata dengan sedih, "Istriku telah menempelkan sebuah kertas hu di guci kremasiku. Aku tidak dapat masuk ke dunia alam baka. Maka aku hanya bisa berkeliaran di sini saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.