Gadis Lugu Liar Galak

HAMPIR MENJADI SUAMI ISTRI



HAMPIR MENJADI SUAMI ISTRI

0Kata "Paman" segera melampiaskan permusuhan Chu Sihan pada He Lai.     
0

Lu Sheng menjelaskan, "Maksud idola adalah orang yang kita kagumi. Kamu bukannya sangat ingin bertemu dengan Tuan Chu? Ini dia orangnya."     

"Chu, Chu... Tuan Chu?!" Mata He Lai melotot dengan lebar. Wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan.     

"Ya." Chu Sihan menganggukkan kepalanya perlahan.     

Paman Lu Sheng berarti juga paman Chu Sihan di masa depan. Ketika menghadapi tetua, Chu Sihan tentu harus lebih segan.     

He Lai menarik nafas beberapa kali. Dia berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Beberapa saat kemudian, Hei Lai mulai berjalan maju ke hadapan Chu Sihan sambil menahan rasa bahagia, dia berkata, "Tuan Chu, saya adalah He Lai, paman Lu Sheng. Saya sudah mendengar cerita Anda dan saya sangat memujamu!"     

Saat itu juga, Chu Sihan juga tidak mengerti harus memberikan respon seperti apa. Maka dia hanya bisa melirik Lu Sheng untuk meminta bantuannya.     

Lu Sheng tertawa. Dia menegakkan badannya dan menasehati He Lai, "Paman, kau sudah menakuti Tuan Chu."     

"Oh ya?" He Lai mendengar kata-kata Lu Sheng. Dia pun segera meminta maaf dengan panik, "Mohon maaf Tuan Chu, He Lai bukan sengaja mau menakutkan Anda. Dia terlalu senang saja!"     

Chu Sihan berdeham. Kemudian dia menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa."     

He Lai mengelus kepalanya dengan canggung. Saat ini dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.     

"Kebetulan saya mau keluar. Bagaimana kalau kita bersama-sama minum di restoran Tianyang?" usul Chu Sihan pada mereka berdua.     

"Saya tidak usah!" ujar He Lai, "Saya harus kembali ke sekolah. Kalian pergilah saja." He Lai takut dirinya akan melakukan sesuatu yang memalukan di depan Chu Sihan.     

"Paman, kau belum makan siang. Ayo kita bersama-sama, Tuan Chu yang mentraktir." Kemudian Lu Sheng melihat Chu Sihan, dan secara reflek dia menjawab, "Ya."     

Awalnya Nyonya Besar Chu berencana ingin melihat "Cucu menantu masa depan". Namun, sesampainya di depan ruang kerja, dia malah mulai ragu-ragu.     

Sejak Nyonya Besar Chu menyuruh Chu Hongzhong menikahi Bu Jiang, Chu Sihan pun mulai menjauh darinya. Selama bertahun-tahun, meskipun di depan Fu Ting, Nyonya Besar Chu tidak pernah melihat mimik wajah Chu Sihan yang selembut ini.     

"Nyonya besar, Apakah Anda tidak masuk?" Pembantunya bertanya dengan nada kecil.     

Nyonya Besar Chu menggelengkan kepalanya dan tersenyum dengan miris, "Sudahlah, mari kita pulang."      

Tidak lama setelah Nyonya Besar Chu pergi, keempat orang itu pun keluar dari ruang kerja.     

He Lai menarik tangan Lu Sheng dan sengaja jalan di belakang Chu Sihan, dengan nada kecil ia berkata, "Xiao Sheng, ternyata kamu benar-benar kenal dengan Tuan Chu!"     

"Iya!" Lu Sheng mengangkat dagunya, dengan sombong dia menganggukkan kepalanya, "Aku sudah bilang. Akan tetapi kamu tidak percaya. Sekarang sudah percaya, kan?"     

"Lalu... bagaimana kamu bisa kenal dengan Tuan Chu?" He Lai sangat penasaran.     

Lu Sheng menyipitkan bibirnya, "Mungkin paman tidak akan percaya kata-kataku ini, tapi aku dan Tuan Chu hampir saja menjadi suami istri."     

"Su, suami istri?" He Lai sepertinya teringat sesuatu. Kedua matanya pun melotot dengan lebar, "Jadi keluarga Chu yang dikatakan kakak ipar itu sebenarnya adalah keluarga Tuan Chu?"     

Waktu itu He Lai pernah mendengar Bu Lian sedang membahas dengan Ibunya dan bibinya. Mereka mengatakan keluarga Chu ingin menikahi Lu Sheng. Namun karena Lu Sheng tiba-tiba kehilangan jejak maka pernikahan ini pun batal begitu saja.     

Dahulu, He Lai sedang buru-buru mau pulang ke sekolah, sehingga dia pun tidak mendengar dengan teliti masalah ini. Sekarang saat mendengar Lu Sheng mengatakan hal ini, dia baru teringat kembali.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Benar, waktu itu yang ingin menikahiku adalah Tuan Chu."     

Chu Sihan mendengar percakapan mereka berdua, dia pun tersenyum..     

Chu Yun melihat Lu Sheng dan He Lai yang berada di belakang. Kemudian dia melihat lagi kearah Chu Sihan. Chu Yun pun diam-diam menghela nafas.     

Sebelumnya Chu Yun sangat tidak setuju dengan pepatah "Heroes Are Sad at Beauty Pass". Dia merasa Chu Sihan akan menyelesaikan segala masalah, baik di dalam kasus kriminal maupun dalam pencintaan. Namun sepertinya Chu Yun sudah salah, kata-kata orang kuno itu sangat benar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.