Gadis Lugu Liar Galak

GERBANG KOTA SUDAH BUKA



GERBANG KOTA SUDAH BUKA

0Desa Zhengjia? Lu Sheng mengangkat alisnya. Jika ia tidak salah ingat, Bu Zheng itu dari sana juga.     
0

Sebelumnya, Bu Zheng pernah memperkenalkan sebuah keluarga kepada Lu Sheng. Katanya pihak pria ingin memberikan maskawin sebanyak dua puluh tael perak. Hingga akhirnya, Lu Sheng baru mengetahui bahwa keluarga itu hanya memiliki seorang anak laki-laki, dan dia keterbelakangan mental. Apa jangan-jangan karena keluarga itu belum mendapatkan menantu jadi mereka menaikkan mas kawinnya?     

Seorang ibu berjalan maju dan berkata, "Menurutku, di dunia ini tidak mungkin ada hal seperti ini. Zhang Xiaohua masih belum menikah di usia dua puluh dua tahun. Jika ada yang ingin menikahi anaknya, keluarga Zhang sudah bersyukur. Tiga puluh tael perak pasti menyembunyikan makna yang tak terungkapkan."     

He Qin hanya menanggapi saja, "Terima kasih atas peringatan Nenek Su dan Bibi Dong. kedepannya jika keluarga Zhang mengingkar janji hari ini, mohon kalian menjadi saksi, ya."     

"Jangan khawatir!" Bibi Shen melambaikan tangannya di udara, "Siapa yang tidak tahu sifat kotor keluarga Zhang itu."     

He Qin menganggukkan kepalanya. Setelah mengantar kedua tetua ini, He Lai pun datang.     

"Xiao Sheng, apa sudah mau pulang?" He Lai membawa tas sekolah dan bertanya kepada Lu Sheng.     

"Sarapan dulu." Bu Zhao keluar dari dapur. Kemudian, dia memanggil mereka yang ada di luar. "Mie sudah siap dan masih panas. Ayo, A Lai juga makan."     

Suhu di pagi hari masih sangat dingin. Ketika orang berbicara, mulut mereka mengeluarkan uap putih.     

Bu Zhao memasak satu panci besar mie. Dia menggunakan daging cincang dan daun bawang. Rasanya sangat enak, sehingga He Lai yang tadinya sudah sarapan bubur pun makan dua mangkok lagi. Bahkan Lu Jiang dan Lu Xin juga menghabiskan satu mangkok besar mie.     

"Di sini juga tidak ada makanan yang enak Aku menyuruh pamanmu memetikkan satu karung pir. Ingat nanti jangan lupa dibawa pulang, ya." Bu Zhao berkata pada Lu Sheng dengan penuh rasa sayang.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Baik." Semalam pir yang dibawakan Bu Lian masih belum di sentuh juga.     

"Xiao Sheng, apa tidak sebaiknya kalian menginap dua hari lagi?" Usul He Qin.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Lain kali saja. Di rumah masih ada urusan yang perlu dikerjakan, jadi aku tidak bisa meninggalkan rumah terlalu lama."     

Mendengar kata-kata Lu Sheng, He Qin pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.     

Lu Sheng, Lu Jiang, dan Lu Xin berpamitan kepada Bu Zhao dan He Qin. Kemudian mereka pun meninggalkan desa Anmu bersama He Lai dengan delman kuda.     

Ketika berjalan melewati desa Liuyue, Lu Sheng mengantar dulu kedua adiknya ke rumah, kemudian baru dia membawa He Lai menuju kota Huangyang.     

"Gerbang kota sudah buka belum, ya?" Gumam He Lai sambil membuka kain jendela delman dan melihat ke luar.     

Saat ini, sebuah delman sapi muncul di tatapan mereka, "Pak, Anda dari mana?" Lu Sheng menghentikan delman kudanya dan bertanya.     

Kusir itu menjawab sambil tertawa senang, "Saya baru kembali dari kota."     

"Gerbang kota sudah dibuka, ya?" Lu Sheng bertanya lagi.     

Kusir itu mengatakan, "Sudah, sudah. Pagi ini gerbang itu baru terbuka. Ini aku sedang bersiap-siap mau pergi menjemput orang."     

"Baik!" Lu Sheng menganggukkan kepalanya kepada kusir itu sambil tersenyum. Kemudian dia melanjutkan perjalanannya menuju kota.     

"Seperti yang dikatakan Xiaodong, sepertinya Tuan Chu sudah pulang." Kemudian He Lai menghela nafas lagi, "Haish, alangkah baiknya jika aku bisa bertemu dengan Tuan Chu walau satu kali saja."     

"Paman Sepupu begitu ingin bertemu dengan Tuan Chu?" Lu Sheng bertanya.     

"Siapa yang tidak? Tuan Chu pernah sekolah di sekolah kami selama 1 tahun. Lalu dia pindah sekolah ke Jingcheng sana. Sepertinya dia sekolah di sekolah swasta keluarga Fu. Aku mendengar dari teman seangkatanku yang kini di Jingcheng, sekarang banyak sekali yang sekolah di sekolah swasta keluarga Fu."     

Lu Sheng memperhatikan, setiap kali He Lai membicarakan soal Chu Sihan, dia selalu tidak bisa menghentikan mulutnya itu. Bagaikan gadis kecil yang mengejar selebriti kesukaannya saja. Ia tertawa kecil, "Kalau kamu mau bertemu dengan Tuan Chu, aku bisa membawamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.