Gadis Lugu Liar Galak

TEMANKU



TEMANKU

0Chu Sihan adalah seorang selebriti di kota Huangyang. Dia selalu mendapat juara pertama di setiap ujian. Dapat dikatakan dia sangat terkenal di kalangan sekolah dan para pelajar. Jangankan para pelajar, bahkan masyarakat biasa seperti Bu Xu yang tidak pernah sekolah pun pernah mendengar nama Chu Sihan.     
0

Hanya saja orang seperti Chu Sihan sejak lahir sudah sangat dikagumi. Ditambah sejak kecil dia sudah belajar di Jingcheng, sehingga di dalam kota bisa dikatakan tidak banyak orang yang pernah melihat wajah Chu Sihan.     

Semua orang mengetahui nama Chu Sihan dan mengetahui bahwa dia itu sangat hebat. Namun tidak ada yang tahu wajah dan badannya seperti apa.     

Namun perkataan Lu Sheng tadi dia ucapkan tidak pernah melihat Chu Sihan secara langsung.     

Lu Sheng melihat para keluarganya menjadi diam, ia pun bertanya dengan bingung, "Kenapa?" Kenapa mereka semua melihat kepadanya?     

"Kamu pernah bertemu dengan Tuan Chu?" He Lai bertanya.     

Baru saja Lu Sheng menyadari ternyata yang mereka pedulikan adalah masalah ini. Kemudian, Lu Sheng pun menganggukkan kepalanya, "Pernah, dia adalah temanku." Delman kuda seharga dua ratus tael perak itu bahkan adalah pemberian dari Chu Sihan. Tentu saja, Lu Sheng tidak berani memberitahukan hal ini kepada mereka. Dia takut mereka kaget.     

Namun yang tidak diketahui Lu Sheng adalah, satu kata yaitu "Temanku". Hal ini sudah membuat mereka sangat kaget.     

"Kakak sepupu, apakah kakak baik-baik saja?" He Dong bertanya dengan nada pelan. Halusinasi bukan penyakit ringan loh.     

"Aku tidak apa-apa kok, memangnya kenapa?" Lu Sheng melihat He Dong dengan aneh.     

"Haha, ayo kita cepat makan. Nanti keburu dingin, tidak enak." He Lai menyambut mereka sambil tersenyum.     

Mereka semua tidak percaya dengan Lu Sheng. Hanya He Zhang yang melihat Lu Sheng dengan tatapan penuh makna.     

Lu Sheng juga malas untuk menjelaskan. Mendengar perkataan He Lai, dia pun mulai makan.     

Tidak perlu diragukan lagi, kemampuan memasak He Zhang memang sangat bagus. Masakan sederhana saja bisa dia masak begitu enak. Lu Sheng makan hingga tiga mangkok besar nasi.     

Lu Sheng merasa dia sudah bisa melihat gunung emas di depan matanya. Walaupun restorannya belum buka.     

Setelah makan malam, mereka semua mengobrol sebentar di halaman depan.     

Mengungkit nama Lu Ran, He Hu pun menghela nafas dengan lesu, "Kalau saja anak itu bisa fokus belajar, mungkin sekarang dia akan baik-baik saja."     

Lu Ran sangat cerdas. Dahulu, ketika dia ke sini, dia selalu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. Namun ketika Bu He meninggal, sifat Lu Ran berubah drastis. Dia menjadi pendiam. Jika ada yang mengajaknya bicara, dia tidak menjawab.     

Tetapi perubahan Lu Sheng yang malahan membuat semua orang terkejut.     

Bu Xu menepuk pundak Lu Sheng sambil tersenyum, "Anak ini sebelumnya selalu menundukkan kepala. Suara bicaranya juga sangat kecil. Jika tidak teliti, kita tidak bisa mendengarkan apa yang dikatakannya."     

Lu Sheng tersenyum dengan malu-malu, "Sebenarnya Kak Ran juga sudah lebih baik. Dia sudah kembali ke sekolah "     

"Apa?!" He Qin terkejut, "A Ran benar-benar sudah kembali ke sekolah?" Sebelumnya He Qin pernah bertemu dengan Lu Ran di kota. Awalnya dia mau menyapa Lu Ran, namun dia melihat di samping Lu Ran berdiri beberapa Tuan yang berpakaian mahal, dia pun tidak berani menyapa.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Iya, sudah beberapa bulan."     

"Baguslah kalau begitu!" He Qin menganggukkan kepalanya dengan lega.     

He lai terkejut, "Ternyata kalian tidak tahu?" Dia kira He Qin dan Bu Zhao sudah mengetahui masalah ini, jadi dia tidak pernah mengungkit hal ini di depan keluarganya.     

Karena sama-sama bersekolah di daerah Timur, He Lai sering bertemu dengan Lu Ran. Hanya saja Lu Ran bersekolah di sekolah swasta sedangkan He Lai bersekolah di sekolah negeri. He Lai pernah usul pada Lu Ran agar ia sekolah di sekolah negeri saja. Paling tidak di sekolah negeri Lu Ran masih ada kerabat, tapi Lu Ran menolak usulannya.     

"Kamu juga tahu A Ran sudah kembali ke sekolah?" He Hu bertanya pada He Lai.     

"Tahu kok." He Lai menganggukkan kepalanya, "Aku sudah bertemu dengannya beberapa kali juga."     

Air mata Bu Zhao menetes ketika mendengar kabar ini. Dengan senang dia berkata, "Syukurlah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.