Gadis Lugu Liar Galak

KETERAMPILAN PISAU



KETERAMPILAN PISAU

0Pada akhirnya, He Qin menerima 200 tael perak tersebut.     
0

Lu Sheng memberikan kembali sebotol obat pada He Qin.     

Lu Sheng menyuruhnya untuk mengoleskan obat itu pada luka yang ada di wajah He Qin. Obat itu adalah pemberian gurunya ketika masih di pegunungan.     

Lu Sheng sering menggunakan obat tersebut untuk mengoles lukanya, walaupun efeknya tidak semanjur Xianshu Guru. Akan tetapi cukup bagus juga.     

"Apa ini? Botolnya cantik sekali." Melihat Lu Sheng menurunkan barang-barang yang dibawanya, Bu Xu segera menetapkan tatapannya kepada botol acar itu.     

He Lai mendengar kata-kata Bu Xu, ia juga melihat ke arah botol acar itu, dan kedua matanya pun berbinar-binar, ia segera lari ke botol acar itu dan melihatnya dengan teliti.     

"Apa ini?" He Qin melihat ke tomat dan kentang yang dibawa Lu Sheng, dengan penasaran ia bertanya.     

"Itu namanya kentang, dan yang merah itu namanya tomat. Lalu, yang disimpan di dalam botol itu adalah saus yang kubuat dari tomat. Kemudian, ada beberapa kaleng saus kepiting juga."     

"Kamu yang buat?" Bu Xu membuka botol saus kepiting itu. Tanpa terasa air liurnya menetes."Benda ini sangat menggugah selera makan."     

"Kalau Nenek Sepupu mau, nanti silakan bawa saja dua botol." Lu Sheng sambil tersenyum meletakkan daging yang tadi dibelinya di pasar ke samping.     

Bu Xu menganggukkan kepalanya, "Aku harus segera mencicipinya."     

He Qin berkata, "Bibi, ayo suruh Paman datang ke rumah. Hari ini makan malam di rumah saja."     

"Xiao Sheng jarang-jarang ke rumah. Kita memang harus makan bersama kali ini." Bu Xu melihat He Lai, "A Lai, kamu tangkap dua ekor ayam dan bawa ke sini. Sekalian panggil Ayahmu dan keponakanmu."     

He Lai mencibir, dengan tidak puas dia berkata, "Ibu tidak pernah menyuruh Kakak, selalu menyuruhku." He Lai adalah anak bungsu keluarga He. Dia lebih muda enam tahun daripada He Qin. Tahun ini usianya tepat 20 tahun.     

He Zhang merupakan anak sulung. Kini dia berusia tiga puluh lima tahun. Dia menikah dengan Bu Yan. Akan tetapi, istrinya sudah meninggal lima tahun yang lalu karena sakit. He Zhang sudah memiliki dua orang anak. Satu laki-laki dan satunya perempuan. Anak perempuannya seumuran dengan Lu Sheng. Tahun ini baru akan menikah. Sedangkan anak laki-lakinya kini berusia empat belas tahun. Dia sedang bersekolah di sekolah desa.     

Walaupun He Lai mengomel, namun dia tetap pergi.     

Bu Xu menggelengkan kepalanya dan berkata pada Lu Sheng, "Paman kecilmu itu selalu begitu. Dia selalu mengomel ketika disuruh. Tidak dapat diandalkan."     

Lu Sheng hanya tersenyum. Dia tidak berkata apa pun.     

He Qin membawa daging itu ke dapur. Lu Sheng membiarkan Lu Jiang dan Lu Xin bermain dengan kedua neneknya, kemudian Lu Sheng masuk ke dapur untuk membantu memasak.     

He Qin tidak tahu cara memasak tomat dan kentang, sehingga ketika dia melihat Lu Sheng masuk, dia juga tidak berkata apa pun.     

Begitu Lu Sheng masuk ke dapur, dia pun melihat ada setengah ember udang di sana, ternyata udangnya masih hidup.     

"Aku dan paman A Lai pergi menangkap udang tadi pagi. Kalau kamu mau makan, nanti paman masakan untukmu." He Qin melihat Lu Sheng sedang menatap udang itu. Dia pun menjelaskannya.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mengambil beberapa buah kentang dan tomat dan mulai mengupas kulit kentang, setelah itu membersihkannya.     

Bu Xu berjalan ke dapur. Dia menyuruh He Qin merebus satu panci air panas untuk memasak ayam nanti.     

Mendengar ada daging ayam, Lu Sheng pun memotong setengah porsi kentang dalam potongan besar. Kemudian, setengahnya lagi dipotong tipis dan memanjang. Lalu dia merendam kentang yang sudah dipotongnya ke dalam mangkok air.     

Tidak lama kemudian, He Lai pun kembali sambil membawa kakek sepupu Lu Sheng, He Hu dan adik sepupunya, He Dong. Selain itu, dia juga membawa dua ekor ayam.     

He Zhang masuk ke dapur untuk mengambil pisau dan mangkok. Ketika dia melihat kentang yang di dalam mangkok, dia sedikit terkejut. He Zhang sebelumnya pernah menjadi murid koki di restoran. Dia berpikir keterampilan pisaunya sudah lumayan bagus. Namun ternyata, keterampilan pisau Lu Sheng lebih bagus darinya.     

"Keterampilan pisau yang bagus." He Zhang memberikan pujian pada Lu Sheng.     

"Terima kasih, Paman!" Lu Sheng mengucapkan terima kasih sambil tersenyum.     

He Zhang menganggukkan kepalanya. Kemudian keluar dari dapur dengan membawa mangkok besar dan pisau.     

He Qin berkata, "Paman terbesarmu ini pernah menjadi murid koki di restoran. Keterampilan memasaknya lumayan bagus."     

"Oh ya?" Mata Lu Sheng berbinar. Di dalam hatinya dia memiliki sebuah ide.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.