Gadis Lugu Liar Galak

PAMAN MEMBERI PIR



PAMAN MEMBERI PIR

0Cuaca hari ini sangat cerah. Suhu udara juga lebih hangat, dibandingkan beberapa hari yang lalu.     
0

Biksu berjalan masuk ke dalam halaman. Lalu, dia melihat ada dua orang anak kecil sedang makan di bawah pohon besar sudah tidak ada daunnya.     

Lu Jiang dan Lu Xin melihat ada orang yang masuk ke rumah. Mereka pun meletakkan sumpit dan melihat Biksu dengan penuh penasaran.     

Biksu menundukkan badannya sebagai sapaan kepada mereka berdua. Kemudian, tatapannya kembali ke arah halaman.     

Di halaman ini ada kebun sayur yang luas. Ada beberapa jenis tanaman yang tidak pernah dijumpai biksu selama ini. Di dalam rumah ini, meskipun dapat merasakan sedikit aura hantu, namun seorang hantu pun tidak dijumpainya. Akan tetapi, berbeda dengan pemikiran biksu. Dia mengira rumah Lu Sheng akan lebih sejuk dibandingkan dengan tempat lain. Namun nyatanya di sini lumayan hangat.     

Biksu melihat ke sekeliling dengan bingung.     

"Tuan Biksu, apa Anda sudah dapat hantunya?" Lu Chuan bertanya dengan tidak sabar.     

Biksu tersebut menggelengkan kepalanya, "Belum." Mungkin ketika tadi biksu berjalan melewati rumah Lu Sheng, kebetulan ada hantu yang berkeliaran di rumah Lu Sheng, sehingga dia pun salah paham menganggap rumah ini adalah rumah angker.     

"Mohon maaf, sudah merepotkan Nona." Biksu tersebut meminta maaf kepada Lu Sheng dengan tulus.     

Lu Sheng melambaikan tangannya dan mengatakan tidak apa-apa.     

Kemudian biksu menghadap ke masyarakat, "Tidak ada masalah di tempat ini, saya hanya salah lihat."     

"Ternyata hanya alarm palsu!" Bibi Yu menepuk depan dadanya, menghelakan napas lega untuk Lu Sheng.     

"Tidak mungkin!" Mata Lu Chuan melotot. Dia segera mengejar biksu tersebut, "Tuan biksu, Anda lihat baik-baik, hantu-hantu itu pasti bersembunyi di dalam!" Waktu itu Lu Chuan sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana mungkin tidak ada?     

Biksu orang yang sabar, dengan lembut ia menjawab, "Tuan, tadi saya sudah melihatnya dengan teliti, di sana memang tidak ada hantu."     

Melihat hasil penyelidikan tidak seperti yang mereka pikirkan, masyarakat pun mulai bubar.     

Lu Sheng mengantarkan mereka pergi sambil tersenyum. Baru kemudian dia menutup kembali pintu rumahnya.     

"Kakak Sheng, apa yang biksu itu lakukan di rumah kita?" Lu Jiang bertanya sambil menggigit sumpitnya.     

"Makan yang baik, jangan menggigit sumpit." Kemudian Lu Sheng baru menjelaskan lagi sambil tersenyum. "Mereka bilang Fengshui rumah kita bagus, jadi ingin melihat sebentar."     

Lu Jiang menganggukkan kepalanya dengan pelan, sepertinya belum bisa mengerti perkataan Lu Sheng. Sedangkan Lu Xin, dia langsung menundukkan kepalanya dan melanjutkan makan, sepertinya dia sama sekali tidak tertarik dengan masalah ini.     

Kini, yang mereka pedulikan hanyalah makan.     

"Kakak Sheng, kakak juga makan!" Lu Jiang menyumpitkan sebuah daging untuk Lu Sheng, kemudian melanjutkan makannya lagi.     

Setelah Lu Sheng selesai makan. Ia berjalan ke dalam gudang untuk melihat kondisi saus tomat yang dibuatnya. Akhir-akhir ini dia memiliki urusan lain. Maka dia pun memetik buah tomat yang sudah dimasak untuk membuat saus tomat.     

Ada juga belasan kaleng saus kepiting. Semua ini dibuat dengan kepiting ternaknya. Hanya dalam beberapa bulan saja, udang karang dan kepiting yang diternak di belakang halaman sudah banyak yang berkembang biak.     

'Ngomong-ngomong, guru sudah mulai merenovasi tokonya belum ya? Kalau sudah, maka aku sudah bisa mulai bersiap-siap.'     

"Xiaosheng, Xiaosheng!" Dari luar pintu terdengar suara Bu Lian. Lu Sheng pun segera pergi membukakan pintu.     

Kemudian, Lu Sheng melihat Bu Lian dan menyerahkan sekantong pir hijau kepadanya, "Ini ada pir petikan pamanmu buat kalian." Mendengar kata-kata Bu Lian, Lu Sheng pun teringat bahwa dirinya belum pernah menjenguk Nenek yang berada di desa Anmu.     

'Bagaimana kabar Nenek dan Paman ya?'     

"Terima kasih, Bu!" Lu Sheng menerima kantong pir itu. Lalu, dia membuka kantong tersebut dan mengatakan kepada Bu Lian, "Apa Ibu mau mengambil dua buah pir?"     

"Tidak usah. Di rumah ibu juga sudah ada. Buah pir ini rasanya masam. Ibu kurang suka." Hampir seluruh warga desa Anmu menanam buah pir seperti ini, sehingga buah ini tidak asing lagi di sana.     

Lu Sheng yang melihat Bu Lian tidak mengambil buahnya, maka dia pun menutup kembali kantong tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.