Gadis Lugu Liar Galak

DIA



DIA

0Setelah wisma Zhou kembali sepi, Tuan Besar Zhou memerintah orang untuk membuang jenazah Xiaocui keluar, kemudian mengutus mereka menyimpan baik-baik bukti mengenai kasus Bi Yu dan membawanya ke kantor pemerintah.     
0

Tuan Besar Zhou masih berusia tiga puluh tahunan. Namun karena dia terlarut dalam kesedihan yang mendalam, kini wajahnya tampak lebih tua. Kelelahan yang ditunjukkan oleh wajahnya membuatnya tampak berusia lima puluhan.     

"Terima kasih, Nona! Meskipun saya tidak tahu alasannya, tetapi kedatangan orang kantor pemerintah mungkin karena Nona kecil ini."     

Zhishu mengatakan, "Tuan Besar, dia adalah teman Nona Besar. Nona Besar mengirim pesan kepadanya lewat mimpi. Oleh karena itu, dia bisa mencurigai hubungan Tuan…... Bi Yu dan Xiaocui."     

Tuan Besar Zhou terkejut, "Nona adalah teman Min'er?" Kenapa dia tidak pernah bertemu?"     

"Sebenarnya, aku bukan teman Nona Zhou." Lu Sheng berkata, "Tetapi, dia memang hadir ke dalam mimpiku, mungkin saat dia meninggal, aku sedang berjalan melewati Nona Besar."     

Jika Lu Sheng berkata bahwa dirinya bisa melihat hantu, bahkan bisa berkomunikasi dengan mereka, Tuan Besar Zhou belum tentu bisa mempercayainya.     

"Dia lebih memilih untuk masuk ke dalam mimpimu, daripada masuk ke dalam mimpi kami yang kerabat. Mungkin dia sudah sangat kecewa." ujar Tuan Besar Zhou berkata sambil meneteskan air mata.     

'Min'er pasti sangat kecewa karena melihat aku begitu baik pada pelaku itu.'     

"Nona Zhou juga mengirim pesan kepada Anda, dia mengatakan Anda harus baik-baik saja, jaga kesehatan, tidak perlu merindukannya."     

"Haiz..." Tuan besar Zhou menggelengkan kepalanya, "Bagaimanapun juga aku harus berterima kasih kepada Nona, yang sudah membantu kami menemukan pelaku asli."     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu, saya pamit dulu."     

"Tunggu sebentar, Nona!" Tuan besar Zhou bergumam kepada kepala pelayannya, tidak lama kemudian kepala pelayan pun kembali sambil membawakan sesuatu.     

"Sulit bagi saya untuk membalas kebaikan dan kebajikan Anda. Maka di sini saya hanya bisa meminta Nona untuk menerima sedikit imbalan ini." Barang itu dibungkus dalam kain putih, Lu Sheng tidak tahu apa isi di dalamnya. Namun ia tetap menerimanya.     

"Almarhum telah meninggal, turut berduka cita Tuan Besar Zhou."     

Tuan Besar Zhou menganggukkan kepalanya, ekspresinya tetap nampak sedih.     

Sang kepala keluarga itu mengantar Lu Sheng hingga ke pintu luar. Lu Sheng yang kembali ke kota tiba-tiba teringat dengan masalah toko, maka ia pun segera pergi ke penginapan Qianye untuk mencari Lu Zhou.     

Kini gurunya adalah Putra Kaisar Ketiga negara ini. Hal sesepele ini bukan masalah baginya, kan?     

Lu Sheng menyimpan barang yang diberikan Tuan Besar Zhou ke dalam gelang ruangannya dan meletakkan di samping kotak kayu yang diberikan Chu Sihan.     

Lu Sheng teringat kotak yang diberikan Chu Sihan. Chu Sihan mengatakan bahwa Lu Sheng bisa membuka kotak ini ketika sudah sampai di desa. Namun sampai sekarang dia pun belum pernah mengeluarkannya dan belum mengetahui isi dalam kotak tersebut. Lu Sheng memikirkan hal tersebut setelah sampai di rumah. Kemudian dia berencana membuka kotak kayu tersebut.     

"Sebentar lagi hanya lewat jembatan sudah sampai."     

"Terima kasih!" Setelah Lu Sheng mengucapkan terima kasih, dia pun berjalan menuju jembatan.     

"Oh ya itu dia." Tidak jauh dari jembatan, terlihat Lin Jiang yang sedang menatap Lu Sheng berjalan melewati jembatan itu, dan dia mengangkat alisnya.     

"Kenalanmu?" Yu Yang melihat kepada Lin Jiang dengan penasaran.     

"Kenalan?" Mu Yan menarik Lu Ran berjalan mendekat, sambil tersenyum ia bertanya, "Siapa dia?"     

Lin Jiang menggelengkan kepalanya, dengan lembut ia tersenyum, "Tidak ada apa-apa."     

"Saudara Lin, ini adalah Saudara Lu. Dia adalah teman seangkatanku dan Saudara Yu." Mu Yan memperkenalkan Lu Ran dengan senang hati.     

Lin Jiang menanggapinya, "aku Lin Jiang."     

Lu Ran melihat ke arah jembatan itu. Mengingat sosok yang dilihatnya tadi. Dia pun segera mengatakan kepada tiga orang ini, "Aku masih ada urusan sebentar, kalian bertiga bisa duluan saja, nanti aku menyusul." Kemudian dia pun mau pergi. Namun Mu Yan menariknya ke belakang, "Hei! Saudara Lu, bukannya kita sudah berjanji akan naik perahu di danau?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.