Gadis Lugu Liar Galak

KAMU BERUBAH



KAMU BERUBAH

0Malam ini hujan turun rintik-rintik. Udara terasa lembab, bahkan di dalam ruangan pun bisa merasakan kesejukannya.     
0

Lu Sheng seperti biasanya menidurkan kedua adiknya terlebih dahulu. Setelah itu baru dia kembali ke kamarnya. Selagi Lu Sheng belum mengantuk, dia menunggu roh-roh yang dilepaskannya tadi untuk kembali.      

Waktu berlalu sedikit demi sedikit, akhirnya roh-roh tersebut kembali pada pukul dua belas tengah malam. Namun ada seorang pria berambut putih yang mengikuti mereka pulang ke rumah.     

Lu Sheng mengenali payung yang dibawa pria itu. Payung itu adalah buatan dia sendiri untuk gurunya. Kemudian, lukisan yang di atas payung tersebut juga dilukis oleh dia sendiri. Namun wajah yang ada di bawah cahaya lilin ini terlihat begitu asing.     

Mata Lu Sheng melotot melihat pria tersebut, dengan marah ia bertanya, "Hais." Pria itu menghela nafas. Kemudian Lu Sheng pun mendengar suara yang sangat familiar baginya. "Sifat muridku ini masih saja begitu ganas ya."     

Seketika kedua mata Lu Sheng pun memerah, "Gu... Guru?"     

"Kalau bukan aku, siapa lagi?"     

"Ini benar Guru!" Lu Sheng segera maju dan menarik lengan baju Lu Zhou. Dia melihat ke arah gurunya. Air matanya mulai menetes.     

"Guru, aku merindukanmu!"      

Lu Zhou menghela napas. Muridnya ini masih saja begitu suka menangis. "Kertas hu Perubahan Takdir yang aku berikan kepadamu kenapa tidak kamu pakai?"     

Sejak kemarin Lu Zhou sudah memberikan kertas hu tersebut kepada Lu Sheng. Dia mengatakan kepada Lu Sheng agar cepat memakai kertas hu itu. Namun Lu Sheng malah tidak mengikuti perintahnya, dan bahkan diam-diam pergi untuk makan mie.     

Ketika Lu Zhou menemukan Lu Sheng, Lu Sheng sudah menjadi mayat. Saat itu Lu Zhou pun merasa sangat marah.     

"Mana kutahu kalau makan mie saja bisa keracunan gas?" Lu Sheng merasa sedikit bersalah, "Selain itu kertas hu Perubahan Takdir begitu langka, jadi aku tidak rela memakainya."     

Untuk membuat kertas hu yang dia berikan pada Lu Sheng, Lu Zhou mengorbankan sepuluh tahun usianya sehingga Lu Sheng sangat tidak rela untuk memakainya.     

Lu Zhou mendengus, "Aku lihat kehidupanmu di sini lumayan bagus, atau kamu kembalikan kertas hu itu kepadaku saja."     

"Wah guru jangan pelit begitu." Lu Sheng tertawa, dia cepat-cepat mengganti topik pembicaraan, "Guru kenapa bisa berada di sini? Bahkan penampilan Guru juga berubah?"     

"Semua ini gara-gara kamu!" Lu Zhou mendengus, "Ini adalah sanksi gurumu yang tidak mengikuti takdir Tuhan!" Akibat dari Lu Zhou yang menembus ruang kehidupan adalah kehilangan badan dan wajah yang sebelumnya.     

"Kalau begitu sanksi yang Guru dapatkan sungguh murah meriah!" Lu Sheng mengatakannya sambil tertawa, "Tidak hanya menemukan satu-satunya orang terdekatmu, yaitu aku, Guru juga mendapatkan badan dan wajah yang begitu tampan."     

Melihat Lu Sheng menatap wajah Guru dengan mata bercahaya, Lu Zhou pun segera mengulurkan tangannya dan menolehkan wajah Lu Sheng ke samping. "Kamu jangan terpesona dengan wajah gurumu ini, aku adalah Ayahmu."     

Lu Sheng mendengus, "Orang tua seperti Guru, aku sama sekali tidak merasa terpesona, aku sudah pernah melihat yang lebih tampan lagi."     

"Sudah pernah melihat?" Lu Zhou kemudian terkejut, "Apakah Tuan Chu dari Linjiangfu?"     

"Eh?" Lu Sheng terkejut, "Kenapa Guru bisa tahu?" Tadi sepertinya dia tidak mengungkit nama Chu Sihan.     

"Apa yang tidak diketahui gurumu?" Lu Zhou mencari sebuah bangku dan mendudukinya, dia melihat Lu Sheng, "Dia orang yang baik, hanya saja dia berusia pendek, dia tidak akan bisa hidup lebih dari tiga puluh tahun."     

"Hah?!" Lu Sheng panik, "Kenapa bisa?"     

"Sejak kecil dia sudah sangat pintar sehingga telah mengganggu perbuatan beberapa orang. Oleh karena itu, dia pun dikutuk mati oleh mereka."     

"Kalau begitu... apakah Guru juga tidak bisa menyingkirkan kutukan itu?" Chu Sihan yang begitu baik kepada dirinya, kenapa hanya hidup sampai tiga puluh tahun saja? Dia seharusnya panjang umur!     

Lu Zhou berdeham, dengan perlahan dia berkata, "Aku sedikit haus."     

"Wah, guru!" Lu Sheng meletakkan kedua tangannya di atas bahu Lu Zhou. Kemudian, dia menggoyangkan badan Lu Zhou ke depan belakang sambil meminta.     

"Sudah!" Lu Zhou mendengus, dengan tidak senang dia berkata, "Sheng'er, kamu sudah berubah! Dulu kamu selalu mementingkan masalah Guru. Kini kamu demi seorang pria luar, bahkan tidak rela memberikan Guru satu gelas air minum. Guru merasa sangat sakit hati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.