Gadis Lugu Liar Galak

BERTAMU LAGI KE WISMA PERDANA MENTERI



BERTAMU LAGI KE WISMA PERDANA MENTERI

0Lu Sheng yang bertamu ke wisma Perdana Menteri untuk kedua kalinya sudah tidak setegang dibandingkan saat pertama kali.     
0

Kali ini, acara perjamuan diadakan di halaman tempat tinggal Perdana Menteri Fu. Sebelumnya, acara perjamuan diadakan di halaman tempat tinggal Nyonya Besar Fu.     

Karena Perdana Menteri Fu juga mengundang Ye Luo, maka Perdana Menteri Fu sudah menyiapkan arak untuk menyambutnya.     

Kali ini, Nyonya Besar Fu dan Nyonya Fu juga hadir. Namun, tidak terlihat Fu Yiyi dan Fu Sisi.     

Sejak masuk ke halaman mata Lu Sheng sudah menatap terus-menerus pada satu pot bunga persik putih.     

"Apa kamu suka?" Melihat Lu Sheng menatap terus pada bunga persik putih itu, Chu Sihan pun mengira bahwa Lu Sheng menyukai bunga persik putih tersebut. Maka dia pun bertanya.     

Namun, Chu Sihan tidak menyangka kalau Lu Sheng malah bertanya padanya dengan nada kecil, "Pot bunga itu harganya pasti mahal, ya?" Kalau Lu Sheng tidak salah, pot bunga itu terbuat dari batu giok.     

Chu Sihan terdiam… Dia mengira bahwa Lu Sheng seperti gadis lainnya, yang menyukai bunga. Namun, ternyata yang ditanyakan Lu Sheng adalah pot bunga…     

"Pot bunga itu adalah hadiah dari Yang Mulia Kaisar untuk pamanku. Kalau kamu suka, nanti aku coba minta pada pamanku." kata Chu Sihan.     

"Ini... sepertinya kurang cocok? Hadiah dari Yang Mulia Kaisar, mana boleh diberikan pada orang lain? Yang Mulia Kaisar ternyata cukup baik dengan bawahannya, ya."     

"Asalkan tidak dijual-belikan dan digunakan sebagai hadiah masih diperbolehkan."     

Lu Sheng tetap menggelengkan kepalanya, "Sudahlah." Barang yang tidak bisa digantikan menjadi uang kas sama sekali tidak ada gunanya bagi Lu Sheng.     

"Ayo silahkan duduk!" Nyonya Besar Fu menyambut dengan gembira. Bahkan dengan sengaja dia menyuruh Lu Sheng untuk duduk di sampingnya.     

"Kenapa Nona Sisi tidak terlihat?" Setelah Lu Sheng duduk, dia pun bertanya pada Nyonya Besar Fu dengan nada kecil.     

"Anak tersebut sudah mengurung diri di dalam kamarnya selama dua hari ini. Dia tidak mau keluar." Nyonya Besar Fu menghela napas dengan lesu. Sedangkan ekspresi Nyonya Fu yang duduk di samping Nyonya Besar Fu pun sedikit canggung.     

Setelah tadi siang Perdana Menteri Fu pulang, dia sudah mencari Nyonya Fu untuk membicarakan mengenai masalah kedua anak kandungnya ini.     

Kini ketika dipikir kembali, Nyonya Fu juga merasa bahwa dia memang kurang perhatian terhadap Fu Sisi. Dua hari ini, Nyonya Fu selalu mengajak Fu Sisi berbicara. Namun, Fu Sisi tetap tidak mempedulikannya.     

"Minum?" Tangan Chu Sihan mengambil botol arak dan bertanya pada Lu Sheng.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Baik."     

Melihat mereka mau minum, Nyonya Besar Fu pun tersenyum dan berkata, "Nenek juga mau."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Kemudian, dia pun mengisi cangkir arak Lu Sheng dan Nyonya Besar Fu.     

Lu Sheng menyesap. Lalu dia menemukan bahwa rasa arak ini sedikit manis. Kemudian, arak ini tidak terlalu kuat kadar alkoholnya.     

Nyonya Fu menjelaskan sambil tersenyum, "Ini adalah minuman beralkohol yang terbuat dari buah. Cocok diminum oleh para anak perempuan."     

Lu Sheng tersenyum pada Nyonya Fu dan menganggukkan kepalanya.     

Nyonya Besar Fu berkata, "Sebentar lagi sudah mau Imlek. Nenek sudah siapkan barang-barang yang diperlukan saat Imlek untuk kalian. Nanti jika kalian mau pulang, jangan lupa membawanya."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya.     

Sedangkan Lu Sheng tersenyum dengan senang, "Terima kasih Nyonya Besar!"     

"Tidak perlu sungkan. Ayo makan, sebelum makanannya dingin!" Semakin berinteraksi dengan Lu Sheng, Nyonya Besar Lu semakin menyukainya.      

Pertama kali saat Nyonya Besar Fu bertemu dengan Lu Sheng, dia mengira bahwa Lu Sheng adalah anak yang pendiam. Saat kedua kali bertemu, Nyonya Besar Fu melihat bahwa Lu Sheng tidak hanya anak yang suka tersenyum, cara bicaranya juga dewasa. Dapat dilihat bahwa Lu Sheng adalah anak yang mandiri.     

Sekali lagi, Nyonya Besar Fu merasa bahwa pandangan Chu Sihan sangat bagus.     

Sedangkan anak berpenampilan cantik di luar namun busuk di dalam hatinya seperti Fu Yiyi, Nyonya Besar Fu sudah pasti tidak akan menyukainya. Jangankan menjadi istri pertama Chu Sihan, menjadi selir pun Nyonya Besar Fu tidak akan menyetujuinya.     

Chu Sihan adalah cucu kebanggan Nyonya Besar Fu. Jadi, Nyonya Besar Fu tidak mungkin memperbolehkan wanita vulgar seperti itu menurunkan reputasi cucunya.     

Ngomong-ngomong, Nyonya Besar Fu merasa bahwa dia harus berterima kasih pada Peramal Kerajaan karena dia sudah mencarikan nona sebagus ini untuk cucunya.     

"Ayo, makan yang banyak!" Berpikir demikian, Nyonya Besar Fu pun menyumpit sepotong daging untuk Lu Sheng.     

"Terima kasih Nyonya Besar, Anda juga makan!"     

Sedangkan di kursi sebelahnya, Ye Luo juga sedang berbicara dengan Chu Sihan dan Perdana Menteri Fu.     

Mengetahui bahwa Ye Luo tidak tertarik dengan masalah pemerintah, maka Perdana Menteri Fu pun membicarakan masalah dunia persilatan dengan Ye Luo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.