Gadis Lugu Liar Galak

KAKAK SHENG BISA MENANGKAP HANTU



KAKAK SHENG BISA MENANGKAP HANTU

0Tidak hanya Lu Jiang dan Lu Xin yang senang, bahkan Liang Ping dan Bu Chen pun sering datang mengunjungi kebun Lu Sheng. Pertama karena mereka sudah lama tidak pernah melihatnya, sehingga kebun itu terasa sangat baru bagi mereka. Alasan kedua karena mereka sudah merawatnya sejak tanaman ini masih sebuah akar kecil, sehingga mereka pun sering datang untuk melihat pertumbuhan mereka.     
0

"Ayo, kita pergi memanen kentang." Kedua tangan Lu Sheng menggenggam tangan kedua adiknya lalu berjalan menuju halaman depan.     

Lu Sheng mengambil keranjang bambu Lu Dahua dan sebuah cangkul, kemudian mulai menggali kentang.     

"Ah Jiang, tolong ke dalam rumah dan ambilkan satu keranjang sayur. Setelah itu masukkan tomat yang kalian petik ke dalam sana." Nanti Lu Sheng mau membagikan hasil panen tersebut dengan Bibi Yu dan Pak Kepala Desa.     

Lu Sheng memanen kentang sampai siang hari. Tanaman tomatnya juga menghasilkan banyak buah. Total ada tiga keranjang bambu berisi beragam sayuran. Sepintas, hasil panennya sangat berwarna. Ada yang berwarna merah dan hijau.     

Lu Sheng menyimpan satu keranjang sayuran ke dalam gelang ruangan. Dia menyimpannya sebagai bibit. Dua keranjang lainnya akan dia bagikan pada Keluarga Liang dan Kepala Desa.     

"Lu Sheng, apa ini?" Bu Fang merasa asing saat melihat keranjang berisi kentang dan tomat.     

Lu Sheng menjelaskan, "Ini namanya kentang. Bisa juga disebut ubi kentang. Sayur ini bisa dimasak dengan air dan dikonsumsi langsung. Bisa juga digunakan untuk bahan sup, atau diiris tipis dan ditumis. Lalu yang merah ini adalah tomat. Bisa dimasak, bisa juga dimakan seperti buah-buahan."     

"Dari mana kamu mendapatkan barang seperti ini? Selama ini ibu tidak pernah melihat barang seperti ini."     

"Tanaman ini aku beli dari seorang bapak-bapak berpenampilan aneh di kota. Dia bilang tanaman ini dapat dimakan. Aku juga hanya iseng-iseng beli saja, siapa tahu akan berhasil."      

Lu Sheng pernah melihat buku catatan Lu Ran yang ada di kamarnya. Di sana tertulis bahwa keterampilan pembuatan kapal negara Xuanyue sudah sangat hebat. Perdagangan maritim di sini juga mulai berkembang, sehingga ada beberapa orang negara asing yang masuk ke dalam negeri. Meskipun sedikit, tapi tetap ada.     

Bu Fang menganggukkan kepalanya, "Yang kamu bilang, mungkin adalah orang dari negara barat sana. Mereka memiliki banyak barang yang tidak pernah kita lihat."     

Tao Jia adalah seorang pebisnis, ia sering berkeliaran ke sana sini sehingga Bu Fang dan Kepala Desa sering melihat barang-barang asing.     

Lu Sheng mengobrol sebentar dengan Bu Fang lagi, kemudian ia pun berpamitan.     

Bibi Yu sudah pernah makan tomat, tapi ia belum pernah mencoba kentang. Kini karena Lu Sheng membagikan kentang kepadanya, ia pun dengan tidak sabar memasak beberapa butir kentang.     

Tekstur kentang lunak dan halus. Namun karena memiliki kandungan pati yang tinggi, walaupun Bibi Yu mengatakan kentang ini enak namun ia juga merasa kentang ini sedikit membuatnya tersedak.     

Lu Sheng tertawa. Dia pun menyuruh Bibi Yu untuk menyisakan kentang tersebut untuk membuat salad kentang.     

Akhir-akhir ini Bu Chen sering datang ke rumah Lu Sheng untuk memetik cabe. Sementara keluarga Liang sepertinya sudah mulai terbiasa dengan rasa pedas.     

Pada saat makan malam, Lu Sheng menyumpit udang karang dan dua ekor kepiting. Ia membuat udang karang pedas dan kepiting kukus. Kepiting tersebut sangat subur. Sekali dibuka, semuanya berisi telur. Lu Jiang dan Lu Xin menikmatinya sampai menjilat-jilat jari mereka, dan mengatakan besok mereka masih mau makan.     

"Hari ini kalian tidur lebih awal, besok pagi aku akan mengajak kalian jalan-jalan ke kota." Setelah memandikan kedua adiknya, Lu Sheng pun mengumumkannya kepada mereka. Jalan-jalan ke kota sekalian mengantarkan sesuatu kepada Lu Ran.     

Kedua anak kecil ini mendengar bahwa besok akan jalan-jalan ke kota, mereka pun berseru dengan senang. Mereka mengingat terakhir kali pergi ke kota. Kira-kira sudah dua bulan yang lalu untuk mengunjungi kerabat mereka yang dipenjara.     

Akhir-akhir ini masyarakat desa sudah jarang mengungkit nama Lu Dahua dan Bu Liu. Anak-anak desa juga tidak pernah mengatakan masalah Bu Liu sebagai pembunuh kepada Lu Jiang dan Lu Xin.     

Tentu saja, di belakang mereka tetap masih ada yang membahasnya. Hanya saja, Lu Sheng malas memedulikannya. Yang penting mereka tidak menceritakan hal ini di hadapan kedua adiknya saja.     

"Kakak Sheng, aku dengar Goudan berkata kalau rumah kita angker. Apa rumah kita benar-benar ada hantunya?"     

"Tidak ada." Lu Sheng tersenyum, "Walaupun ada, Kakak Sheng di sini, Kakak bisa menangkap hantu."     

Lu Xin yang berdiri di samping tertawa dan menganggukkan kepalanya dengan rasa kepercayaan yang penuh terhadap Lu Sheng.     

"Tenang saja, ayo kita tidur." Lu Sheng menutup badan mereka dengan selimut dan meniup lampu minyak sebelum kembali ke kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.