Gadis Lugu Liar Galak

CHU SIHAN DATANG



CHU SIHAN DATANG

0"Benar kata Ibu." Nyonya Chu yang menyadari ketidaksenangan Nyonya Besar Chu pun segera meneruskan kata-kata Ibunya dengan patuh.     
0

Karena bisnis keluarga, Chu Hongzhong sepanjang tahun sangat jarang bisa pulang ke rumah. Waktu itu, karena mendengar kabar pernikahan Chu Sihan, barulah ia pulang ke Huangyang. Namun karena pernikahan tersebut tidak jadi, maka ia pun segera pergi lagi setelah beberapa hari di rumah.     

Kini, walaupun yang memegang kekuasaan rumah tangga keluarga Chu adalah Nyonya Chu, namun segala sesuatu tetap harus mendapat keputusan dari Nyonya Besar Chu.     

Keluarga Chu yang sekarang sudah bukan lagi keluarga Chu sebelumnya yang bisa Nyonya Chu atur sesuka hatinya lagi. Kini anaknya tidak dekat dengan dirinya. Suaminya pun juga tidak pernah di rumah, bahkan memiliki perempuan lain di luar sana. Kalau saja Nyonya Chu tidak menurut pada Nyonya Besar Chu, mungkin saja Chu Hongzhong membawa selirnya pulang ke wisma Chu. Kalau sampai terjadi, kedudukannya di wisma Chu akan semakin terdesak.     

Fu Xianyun melirik ke arah bibinya, kemudian menghela nafas. Ia dengar dari pengasuhnya, sebelum menikah dulu Nyonya Chu juga sering bertengkar dengan Ibu Fu Xianyun. Mereka berdua sering bertengkar karena masalah sepele. Terkadang sampai melapor ke Nenek. Untung saja neneknya adalah orang yang adil, jadi Nenek hanya membantu siapa yang benar dalam tiap masalah. Karena hal ini Nyonya Chu tidak suka dengan Ibu Fu Xianyun. Ia juga selalu menaruh dendam dengan Nenek Fu Xianyun.     

Sifat Chu Sihan sepertinya tidak mirip dengan Ayah maupun Ibunya. Bahkan sifatnya juga tidak mirip dengan Tuan Besar Chu, maupun Nyonya Besar Chu juga. Fu Xianyun pernah membicarakan masalah ini dengan Ayahnya, namun ia malah diperingatkan oleh Ayahnya agar tidak berbicara sembarangan.     

Sebenarnya Fu Xianyun hanya dengan polos berpendapat bahwa sifat Chu Sihan jauh lebih baik dibandingkan dengan semua anggota Keluarga Chu. Hanya saja entah karena kalimatnya yang kurang tepat, hal itu malah membuat ayahnya merasa Fu Xianyun sedang mencurigai status kelahiran Chu Sihan.     

Ketika suasana dalam satu meja ini terasa kaku, Chu Sihan dan Chu Yun datang.     

"Tuan!" Mata Lu Sheng yang baru saja berjalan keluar dari dapur bersinar dengan terang ketika ia melihat Chu Sihan jalan masuk ke dalam restoran.     

"Hmhh." Chu Sihan menanggapinya dengan ringan. Kemudian ia pun memberikan sesuatu kepada Lu Sheng, "Ini."     

"Apa ini?" Dengan penasaran Lu Sheng bertanya saat menerima benda itu.     

Chu Sihan menjawab dengan nada rendah, "Kado pembukaan restoran."     

Lu Sheng yang mendengar jawaban Chu Sihan pun tersenyum dengan bahagia, "Terima kasih, Tuan!"     

"Dan ini." Kemudian Chu Sihan mengambil lagi sebuah kotak dari tangan Chu Yun dan memberikannya kepada Lu Sheng.     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Ini juga kado pembukaan restoran?"     

"Bukan." Chu Sihan menundukkan tatapannya dan melihat kepada Lu Sheng, "Kamu pernah berkata bahwa kakak sepupumu mau menikah. Selain itu kamu juga berkata bahwa kamu ingin memberikan sebuah tusuk konde sebagai maharnya. Batu Giok ini walaupun tidak sama namun kualitasnya juga sangat bagus."     

Lu Sheng tertegun ketika mendengar kata-kata Chu Sihan, "Ugh..." Siapa kakak sepupunya yang mau menikah? Satu-satunya kakak sepupu yang ia miliki adalah anak perempuan He Zhang. Dia juga sudah menikah beberapa tahun yang lalu!     

Waktu itu Lu Sheng hanya berbicara sembarangan saja karena ingin mengetahui asal usul tusuk konde giok itu. Namun siapa sangka ternyata Chu Sihan bisa mengingatnya baik-baik?     

"Kenapa?" Chu Sihan sedikit heran ketika ia melihat Lu Sheng tiba-tiba terdiam.     

"Ti… tidak. Terima kasih, Tuan!" Sepertinya Lu Sheng harus mencari waktu menjelaskan masalah ini kepada Chu Sihan.     

"Han'er, sudah datang ya." Nyonya Chu mengambil waktu yang tepat untuk memotong percakapan mereka berdua.     

Chu Sihan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Nyonya Chu. Tatapan yang tadinya masih hangat tiba-tiba memudar. Perubahan ini membuat Nyonya Chu merasa tidak senang.     

Anak yang diasuhnya sejak kecil, kini sikapnya terhadap Ibu kandungnya malah tidak sebaik dengan sikapnya terhadap seorang orang lain.     

"Han'er, sini duduk." Nyonya Besar Chu menepuk kursi kosong yang ada di sampingnya dan memanggilnya sambil tersenyum.     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Ia kembali mengobrol dengan Lu Sheng sebentar sebelum berjalan menuju meja tersebut.     

Lu Sheng berjalan masuk ke arah dapur dan membawakan sendiri mangkok dan sumpit bersih kepada Chu Sihan. Sedangkan Chu Yun masuk ke dapur dan membantu Lu Ran dan yang lainnya.     

"Nona Lu, sebaiknya kamu juga ikut duduk." Fu Xianyun menyusul sambil tersenyum.     

"Tidak, terima kasih. Saya masih sibuk di sana." Lu Sheng menolak penawaran Fu Xianyun, kemudian ia berkata kepada Chu Sihan "Tuan duduk sebentar. Hidangannya akan segera disajikan." Kemudian ia pun segera kembali ke resepsionis dengan panik sebelum sempat mendapatkan jawaban dari Chu Sihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.