Gadis Lugu Liar Galak

PALSU



PALSU

0Lu Sheng sungguh tidak mengerti, apakah wajahnya tampak sangat baik atau polos? Kenapa bajingan-bajingan ini selalu ingin menandingi kemampuannya?     
0

Baru saja ia mengusir kedua orang tuanya yang waktu itu. Kini malah anaknya yang datang. Keluarga ini memang bodoh atau mengira Lu Sheng tidak berani melakukan apa-apa terhadap mereka ?     

Lu Sheng membisikkan sesuatu kepada Lu Jiang. Setelah Lu Jiang kembali ke kamarnya dan mengunci pintunya, barulah Lu Sheng menemui Lu Chuan dengan senyuman ramah, "Iya, aku beli banyak makanan, Kakak makan dulu sebelum pulang."     

Mata Lu Chuan terbelalak gembira. Ia memeluk erat potongan kain dan makanan ringan yang ada di tangannya, sambil tertawa ia berkata, "Boleh, kalau begitu cepat kamu masak."     

"Kalau begitu Kakak duduk dulu, aku akan memasak."     

Kalau tidak membersihkan sampah-sampah ini, nantinya kita tidak akan bisa hidup damai.     

Lu Sheng meletakkan tas belanjaannya di atas meja dapur. Kemudian, ia berjalan keluar dengan senyuman manis.     

Hari ini Lu Sheng sudah capek mengelilingi sepanjang jalan untuk kembali ke rumah. Saat pergi pasar ia juga bertemu dengan ibu-ibu yang suka menggosip. Kini suasana hatinya sangat buruk. Dan si tolol ini malah datang tepat menemuinya hari ini. Si tolol ini benar-benar sial.     

Lu Sheng mengepalkan tangannya dan mengeluarkan suara keras. Hanya saja, Lu Chuan yang sedang memikirkan enaknya makan daging saat ini tidak menyadarinya.     

"Kak, kamu letakkan barang-barang itu dulu. Kalau mau pulang baru Kakak ambil. Tidak mungkin Kakak membawanya sambil makan, kan?"     

Dasar br*ngsek, lima potong kain ini sudah menghabiskan uangnya sebanyak 50 tael perak. Dan kain ini dibeli untuk Lu Ran karena Lu Sheng melihat baju-baju Lu Ran sudah jelek. Lu Sheng bermaksud mau membuatkan beberapa baju baru untuk Lu Ran. Si t*lol ini pandai memilih barang juga.     

"Boleh." Lu Chuan mendengar kata-kata Lu Sheng yang tenang. Ia pun meletakkan barang di sampingnya.     

Hanya saja, begitu Lu Chuan meletakkan barang tersebut, ekspresi wajah Lu Sheng segera berubah seratus delapan puluh derajat.     

"Apa Ayah dan Ibumu tidak pernah bilang kepadamu untuk tidak menggangguku?"     

Lu Chuan tertegun, ia mengangkat kepalanya dengan bingung, "Apa maksudmu?"     

"Apa maksudku?" Lu Sheng mencibir. Kemudian, ia menendang kursi yang diduduki Lu Chuan. Karena dia yang tidak waspada, dia pun terjatuh dengan kedua kaki dan tangannya di udara.     

"Lu Sheng, kamu cari mati!" Lu Chuan segera berdiri dan mengangkat bangku itu. Ia akan memukul Lu Sheng.     

Lu Sheng menendang dengan memutar hingga menerbangkan Lu Chuan bersama bangku tersebut.     

Lu Chuan menyelipkan sebuah bekas di lantai tanah. Tiba-tiba awan debu mulai melayang-layang. Ia berbaring di lantai beberapa saat untuk mengatur napasnya. Kemudian, ia menatap ketakutan pada Lu Sheng yang mendekatinya selangkah demi selangkah dengan wajah dingin.     

Beberapa waktu lalu, Lu Chuan sudah pernah mendengar bahwa Lu Sheng telah mendapatkan pria kaya. Jadi sejak itu, ia sudah datang untuk mencari keuntungan.     

Sayangnya, setiap kali Lu Chuan berkunjung ke rumah Lu, pintunya pasti tertutup.     

Beberapa hari yang lalu Lu Chuan datang lagi, tapi tidak terlihat sosok Lu Sheng, hanya terlihat Lu Ran sendirian di halaman depan.     

Kini, suasana hati Lu Sheng tidak begitu bagus. Lu Chuan tidak berani mengganggu Lu Sheng sehingga ia pun memutuskan untuk kembali ke kota. Setelah itu, barulah ia akan mencoba kembali pulang.      

Tepat hari ini, Lu Chuan baru pulang minum dengan teman-temannya. Ia mendengarkan orang desa mengatakan bahwa Lu Sheng kembali dengan sebuah delman kuda.     

Awalnya ia hanya mau menguji keberuntungannya saja, sekaligus melihat apakah Lu Sheng bisa memberikannya ratusan tael perak. Tapi siapa sangka, ketika ia berkunjung ke rumahnya, hanya ada Lu Jiang di sana. Selain itu hanya ada delman kuda yang berhenti di halaman rumah.     

Karena Lu Chuan tidak menemukan apapun di atas delman kuda, maka ia pun masuk ke dalam rumah. Ternyata, ia menemukan banyak barang di atas meja. Kemudian, Lu Chuan mengelilingi barang-barang tersebut dan memperkirakan yang paling berharga di antara semua barang ini adalah potongan kain ini.     

Ketika Lu Chuan akan pergi, ternyata bertepatan dengan Lu Sheng pulang dari pasar. Melihat sikap Lu Sheng yang biasanya ramah dan sifatnya yang sama sekali tidak ganas seperti yang dikatakan kedua orang tuanya, maka ia pun memberanikan diri untuk makan dulu sebelum pergi.     

Tapi siapa sangka, ternyata semua itu hanya palsu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.