Gadis Lugu Liar Galak

PERPISAHAN (1)



PERPISAHAN (1)

0Di mata orang lain, Chu Sihan hanya seorang magistrat di Linjiangfu. Namun sebenarnya dia memiliki satu identitas rahasia lagi.     
0

Wanita biasa tidak cocok untuk dirinya. Bagaimanapun kehidupannya sering diliputi dengan pertarungan. Seorang istri yang hanya bisa membuat puisi, menggambar, dan menantikan kepulangannya dari pertarungan menurut Chu Sihan, istri seperti itu hanya akan menghambatnya saja.     

Sedangkan Lu Sheng, gadis ini bisa menjadi kekuatan tambahannya. Dia merupakan calon istri yang dapat membuat Chu Sihan bertarung tanpa harus mengkhawatirkannya.     

Kemudian, Shi Yi dan Yun Ting juga mengerti bahwa sikap Chu Sihan terhadap Lu Sheng memang berbeda.     

Lu Sheng berlari sepanjang jalan masuk ke kamarnya.Kemudian dia mengambil napas dalam-dalam sembari meletakkan kedua tangannya di depan dada.     

Selama hidupnya, ini pertama kali Lu Sheng tidak dapat mengendalikan detak jantungnya.     

Dia menuangkan secangkir teh dan menghabiskanny. Kemudian dia pun duduk di atas kursi dengan lemas.     

"Jangan-jangan aku mulai menyukai Chu Sihan?" Lu Sheng bergumam sambil mengerutkan keningnya. Dia segera menggelengkan kepalanya dan menepuk kedua pipinya, "Pasti aku sedang banyak pikiran!"     

Lagipula Chu Sihan juga belum tentu bisa menyukainya. Tadi, mungkin dia hanya bercanda..     

Kini dirinya melarikan diri begitu saja. Bukannya ini membuat orang salah paham?     

Aku salah, seharusnya tidak terlalu serius.      

"Tok Tok..." Ketika Lu Sheng duduk di kursi selama 15 menit. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.     

Lu Sheng pun segera berdiri dan dengan waspada dia bertanya, "Siapa?"     

"Nona Lu, Tuan meminta saya mengantarkan makanan untuk Anda." Mendengar suaranya, dia adalah Ibu Pembantu Yao yang menjaganya selama dua hari ini. Lu Sheng pun menghela napas lega, "Silahkan masuk."     

Pintu terbuka dari luar, Ibu Pembantu Yao masuk dengan membawa kotak makanan.     

"Tuan mengatakan bahwa Nona suka ikan asam manis. Jadi saya pun meminta dapur memasaknya. Ini masih ada sup ayam akar teratai juga dibuat atas permintaan Tuan. Nona, kalau kurang silahkan bilang ke saya."     

Ikan asam manis dan sup ayam akar teratai adalah makanan yang paling banyak dimakan oleh Lu Sheng, ketika mereka berdua pergi ke Restoran Tianyang. Tidak disangka ternyata Chu Sihan bisa mengingatnya.     

Jangan-jangan Chu Sihan benar-benar memiliki rasa suka padanya?     

Sesekali pikiran ini terbesit di dalam otak Lu Sheng. Dia segera menggelengkan kepalanya dan menolaknya.     

Mereka baru saja saling mengenal belum satu bulan. Mereka juga belum cukup mengenal satu sama lain. Bagaimana mungkin dengan mudah bisa timbul rasa cinta?     

Atau mungkin Chu Sihan juga sama dengan dirinya yang memiliki daya ingat yang lebih baik daripada orang biasa saja.     

"Sudah cukup, tolong bilang terima kasih kepada Tuan."     

Ibu Pembantu Yao tersenyum dengan lembut, "Nona tidak perlu sungkan. Silahkan Anda nikmati. Nanti saya akan datang untuk membereskan piring kosong."     

Hubungan Lu Sheng dengan Chu Sihan sudah menyebar di seluruh kantor, sehingga meskipun dari luar mereka semua masih memanggilnya Nona Lu, namun sebenarnya secara diam-diam mereka sudah memanggilnya Nyonya.     

Tentu saja, Lu Sheng tidak mengetahui hal tersebut.     

Setelah makan malam, Lu Sheng jalan-jalan di halaman luar sebentar, kemudian kembali ke dalam kamar untuk mandi dan tidur.     

Sejak saat itu, Chu Sihan tidak datang menemuinya. Lu Sheng merasa lega. Namun dia juga merasakan sedikit perasaan aneh yang tak terungkapkan.     

Lu Sheng tidak pandai menjelaskan perasaan tersebut, seakan kecewa. Namun, tampak lega juga..     

Keesokan harinya.     

Lu Sheng bangun pagi.     

Setelah Lu Sheng sarapan pagi, Chu Yun sudah membawa delman kuda ke dalam halaman dengan seorang kusir. Dengan penuh perhatian, Chu Sihan membantu Lu Sheng mengangkut semua barang-barangnya ke dalam delman.     

Saat tiba di Linjiangfu, Lu Sheng hanya membawa tas kecil. Namun saat pulang, dia malah membawa satu delman penuh barang.     

Chu Yun menatap ke arah Lu Sheng. "Tuan sudah menunggu di luar pintu yang ada di sana, Nona Lu coba lihat, apakah masih ada yang ketinggalan?"     

"Sudah!" Mendengar Chu Sihan sedang menunggunya di luar pintu. Seketika Lu Sheng pun merasa lemas.     

Semalam Lu Sheng melarikan diri begitu saja, sepertinya memang kurang sopan.     

Chu Yun memperhatikan Lu Sheng yang mondar mandir dulu sebelum menaiki delman. Dia pun merasa aneh.     

Semalam ketika Tuan pulang dari acara pertemuan dengan kedua temannya itu, sepertinya suasana hatinya tidak begitu senang. Chu Yun juga tidak tahu apakah ini ada kaitannya dengan Nona Lu.     

Namun suasana hati Tuannya selalu berubah. Akan tetapi, Chu Yun tidak dapat dan tidak berani menebaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.