Gadis Lugu Liar Galak

PERPISAHAN (2)



PERPISAHAN (2)

0Awalnya Lu Sheng mengira yang mengantarnya hanya Chu Sihan. Namun, ternyata Shi Yi dan Yun Ting juga datang.     
0

Lu Sheng diam-diam mengamati ekspresi Chu Sihan. Wajah Lu Sheng tampak berbeda dari biasanya. .     

Mereka bertiga menunggang kuda. Ketika Chu Yun berjalan sampai luar pintu, dia juga ikut menunggang kudanya sendiri.     

Lu Sheng melirik ke kusir. Kemudian, dia pun berkata kepada Chu Sihan, "Tuan, aku bisa mengendarai delman." Di kehidupan sebelumnya, gurunya pernah memelihara seekor kuda putih. Lalu, dia sering menggunakannya sebagai kuda delman.     

Chu Sihan menghentikan kudanya dan menatap Lu Shenng. Beberapa saat kemudian dia pun bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Apa kamu mau membawa delman sampai ke Huangyang sendiri?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya. "Uang delman ini bisa aku bayar sekarang." Hanya sebuah delman saja. Mungkin tidak akan terlalu mahal? Dia masih memiliki 800 tael perak. Mungkin masih cukup.     

Chu Yun berkata, "Nona Lu, delman ini dibeli oleh Tuan khusus untuk Anda."     

"Untuk aku?" Lu Sheng melihat ke Chu Sihan dengan terkejut.     

Chu Sihan menjawab dengan tenang, "Kamu sering keluar masuk kota, jika harus menyewa delman bolak balik tentu kurang praktis. Jadi aku pun menyiapkannya untukmu. Kemudian kusir ini..." Chu Sihan melirik kusir itu, "Kalau kamu tidak menginginkannya juga tidak apa-apa."     

Kusir ini adalah orang suruhannya. Tujuan awalnya agar dia dapat mengantarkan Lu Sheng kembali ke Huangyang. Akan tetapi, kini Lu Sheng tidak mau. Jadi ya,sudahlah.     

"Terima kasih Tuan! Aku bisa sendiri." Lu Sheng mengucapkan terima kasih sambil tersenyum cerah.     

Yun Ting melirik ke Chu Sihan dengan menggoda.     

Sedangkan Shi Yi langsung mengatakan dengan "Chih, chih." sambil bolak balik melihat ke Chu Sihan dan Lu Sheng. Mereka berdua dengan menatap dengan curiga.     

Kusir itu melihat Chu Sihan yang memberikan isyarat kepada dirinya. Dia pun segera mundur tanpa mengatakan apapun.     

Lu Sheng tertawa dengan senang. Kemudian dia segera pindah ke tempat duduk kusir tadi. Setelah itu dia mengangkat kepalanya melihat ke arah Chu Sihan, "Tuan, berapa harga delman ini?"     

"Tidak perlu." Chu Sihan menolehkan kepalanya ke depan. "Untukmu saja." Gadis kecil ini pernah menyelamatkannya. Jadi membalas budi dengan satu delman ini tidak ada harganya.     

"Terima kasih, Tuan!" Lu Sheng juga tidak peduli apakah Chu Sihan dapat melihatnya atau tidak. Dia pun tersenyum lebar saat Chu Sihan menghadap ke belakang.      

"Ayo berangkat!" Shi Yi berteriak sembari melangkah maju. Sedangkan Yun Ting mengikuti di belakang.     

Sementara Chu Sihan malah membalikkan kudanya dan berjalan berdampingan dengan delman Lu Sheng.     

Chu Yun di belakang mereka.     

Cuaca hari ini sangat bagus. Cahaya matahari bersinar hangat. Angin bertiup sepoi-sepoi menyegarkan.     

Jarak yang ditempuh rombongan Chu Sihan tidak jauh, sehingga dalam waktu singkat mereka sudah sampai seakan hanya sekejap mata.     

"Cukup antarkan aku sampai di sini." Lu Sheng menghentikan delman dan tersenyum kepada mereka.     

"Nona Lu, apa sebaiknya kami mengantarkanmu sampai ke depan rumah?" Shi Yi menawarkan sambil senyum.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, kalian pasti sibuk, nanti aku malah mengganggu pekerjaan kalian." Setelah mengatakan itu, senyumannya pun mulai memudar. Secara tidak sengaja, dia melihat ke arah Chu Sihan.     

Chu Sihan yang mengenakan baju hijaunya tampak duduk di atas kuda. Matanya fokus menatap Lu Sheng. Wajahnya yang tampan itu tidak menunjukkan ekspresi.     

Chu Sihan turun dari kuda dan memberikan Lu Sheng sebuah kotak. "Simpan baik-baik, setelah sampai di rumah baru kamu buka kotak ini."     

Lu Sheng menerima kotak tersebut. Sekali lagi dia tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Chu Sihan, "Tuan, sampai berjumpa lagi!"     

"Sampai jumpa lagi!" Suara Chu Sihan masih begitu dingin. Padahal Chu Sihan mengatakannya dengan biasa tetapi terdengar lesu di telinga Lu Sheng.     

"Aku pergi dulu!" Lu Sheng melambaikan tangannya kepada semua orang. Kemudian, dia pun duduk tegak kembali dan meninggalkan Linjiangfu tanpa menatap balik.     

Dedaunan willow kini sudah gugur semua. Hanya sisa-sisa ranting yang sedang bergoyang tertiup angin.     

Di atas ranting berdiri dua ekor burung pipit emas. Mereka sedang berkicau sehingga membuat suasana hati Chu Sihan yang awalnya sudah kacau menjadi lebih kacau lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.