Gadis Lugu Liar Galak

MENJENGUK KE PENJARA (1)



MENJENGUK KE PENJARA (1)

0Keesokan harinya saat bangun tidur, Lu Sheng menemukan Lu Ran sedang membuat sarapan pagi. Gadis itu melihatnya dengan tatapan aneh, tetapi ia tidak mengatakan apa pun.     
0

Lu Sheng pergi membersihkan diri, kemudian ia mengambil cangkul dan mulai menyibukkan diri di kebun kecilnya.     

Dulu, ketika masih tinggal di atas gunung bersama Gurunya, Guru sering mengutusnya untuk menanam, mengangkat air, dan memasak. Maka dari itu selain pelatihan rutin, ia juga tertarik dengan kegiatan memasak dan menanam.     

Lu Sheng yang hendak menyiram tanaman kentang menyadari bahwa tanah di kebun kecilnya basah. Ia pun tertegun dan bertanya kepada Lu Ran, "Kak, apakah semalam hujan?"     

"Tidak, aku yang menyiramnya," jawab Lu Ran sambil mengembalikan dayung yang ada di tangannya ke dalam guci air.     

Kondisi Lu Ran hari ini sudah sangat membaik sekali. Sepertinya, ia sudah mulai menerima segala hal yang terjadi dengan lapang dada.     

Lu Sheng meletakkan cangkul dan berjalan mendekati Lu Ran, ia melihat ke arah pria itu sambil bertanya, "Kak, hari ini aku mau ke penjara, apa kamu ingin ikut?"     

Lu Sheng masih kurang paham mengenai hukum yang berlaku di negara Xuanyue. Ia tidak mengerti apakah seseorang akan dihukum mati jika membunuh, juga tidak tahu hukuman seperti apa yang akan didapatkan jika menyerahkan diri.     

Dua hari sebelumnya, Lu Sheng sengaja mengeluarkan roh Mak He ke dalam kamar Lu Dahua. Tujuan sebenarnya adalah agak Mak He sendiri yang mengambil keputusan atas hukuman suaminya itu. Namun, sepertinya Mak He tidak ingin Lu Dahua mati.     

Mendengar Lu Sheng berbicara tentang penjara, wajah Lu Ran pun segera menjadi gelap. Ia menganggukkan kepalanya, "Iya, aku akan menemani kamu."     

"Kalau begitu, Lu Jiang dan Lu Xin…"     

Lu Sheng bisa merasakannya. Mengenai kedua adik kecil mereka itu, sebenarnya Lu Ran masih menyimpan rasa tidak nyaman.     

Dalam beberapa saat, Lu Ran terdiam. Namun setelah itu, ia segera menjawab, "Kita bawa mereka juga."     

Walaupun Lu Jiang dan Lu Xin adalah anak-anak yang dilahirkan Mak Liu, tetapi bagaimanapun juga, mereka adalah anak Lu Dahua dan juga adik-adik Lu Ran dan Lu Sheng.     

"Baik." Lu Sheng mencuci tangannya dan bersiap untuk memanggil Lu Jiang dan Lu Xin. Ketika ia membalikkan badan, ia melihat kedua anak itu sudah keluar dari kamar sambil bergandengan tangan.     

Lu Jiang dan Lu Xin melihat Lu Sheng, mereka berdiri diam di tempat.     

"Kalian sudah bangun?" Lu Sheng maju beberapa langkah, kemudian mengelus kepala kecil Lu Xin sambil tersenyum dengan manis.     

"Ayo kita bersihkan diri dulu. Setelah itu, Kakak Sheng akan membawa kalian pergi untuk makan enak di kota."     

Mendengar bahwa mereka akan pergi untuk makan enak, mata Lu Jiang dan Ju Xin pun bersinar terang.     

Setelah sarapan, Lu Ran pergi meminjam delman sapi ke tetangga mereka. Setelah itu, mereka berempat pun berangkat ke kota.     

"Kakak Sheng, aku dengar Mama dan Kakak Ning dibawa ke penjara. Apa kita bisa menjenguk mereka?"      

Lu Dahua memang biasanya sering tidak ada di rumah. Maka dari itu, saat Lu Jiang dan Lu Xin tidak bertemu dengannya beberapa hari terakhir, mereka tidak merasakan ada yang aneh. Jadi, keduanya tidak tahu jika Lu Dahua juga di dalam penjara.     

"Boleh." Lu Sheng tersenyum, "Kakak Sheng dan Kakak Ran akan membawa kalian ke sana."     

Lu Ran membawa delman sapi dan menghentikannya di depan kantor instansi pemerintah. Pengawal pintu pun segera bertanya tentang alasan kedatangan mereka.     

Entah apa yang dikatakan oleh Lu Ran kepada pengawal pintu itu. Namun, Lu Sheng bisa melihat wajah pengawal yang tadinya serius tiba-tiba berubah menjadi segan, bahkan langsung mengantar mereka masuk ke dalam.      

Lu Sheng melirik ke arah Lu Ran. Ia teringat dengan uang dua puluh tael perak yang ditinggalkan Lu Dahua sebelum meninggalkan rumah.      

Uang itu adalah uang sekolah untuk Lu Ran. Namun, Lu Sheng juga tidak tahu berapa biaya pendaftarannya.     

Keempat kakak-beradik itu kemudian diarahkan ke dalam penjara. Saat baru masuk, aroma amis yang sangat tajam pun menyambut mereka.     

Lu Ran refleks mengerutkan alisnya, Lu Jiang dan Lu Xin pun tidak bisa menahan aroma itu dan segera menutup hidung mereka dengan tangan. Sementara itu, Lu Sheng terlihat sangat tenang, tidak ada yang berubah dari ekspresinya dan ia tetap berjalan ke dalam.     

Pengawal itu pun melihat Lu Sheng dengan tatapan aneh, tetapi ia tidak mengatakan apa pun.     

"Siapa?" Sebuah suara yang serius terdengar dari dalam.     

Mendengar suara itu, pengawal yang mengarahkan Lu Ran dan adik-adiknya pun segera maju dan berkata, "Kepala sel, mereka dari keluarga Lu."     

"Keluarga Lu?"     

"Iya, keluarga Lu dari desa Liuyue. Keluarga dari Lu Dahua yang menyerahkan diri itu."     

"Oh, ya sudah, biarkan mereka masuk."     

Lu Sheng menyipitkan matanya dan melihat ke arah kepala sel itu. Ia melihat, di bawah cahaya yang remang-remang itu berdiri seorang pria dengan tinggi 170 cm yang sangat berotot.     

Pria itu membawa sebuah cambuk panjang di tangannya. Pada cambuk itu masih ada noda berwarna merah cerah.     

Lu Sheng pun berpikir bahwa orang itu sepertinya baru saja memberikan pelajaran kepada seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.