Gadis Lugu Liar Galak

BAGAIMANA DENGANMU?



BAGAIMANA DENGANMU?

0"Apakah Tuan serius?" Mata Lu Sheng menatap Shi Yi lekat-lekat.     
0

Shi Yi mengedipkan sebelah matanya pada Lu Sheng. Ekspresi wajahnya tampak sangat bangga, "Aku mendengar dengan telingaku sendiri."     

Kedua telapak tangan Lu Sheng kini menopang kepalanya. Pandangannya tertuju ke arah Chu Sihan. Sembari tersenyum ia berkata, "Seorang wanita pasti akan sangat bahagia bila menjadi istri Tuan. Entah wanita mana yang bisa mendapatkan kesempatan emas seperti itu!"     

Yun Ting terkejut, lalu menatap Chu Sihan keheranan.     

Ia kira kedua orang ini sudah bertunangan. Ternyata Chu Sihan juga memiliki hubungan yang rumit.     

Yun Ting tersenyum kecil. Ia tidak tahu apakah Lu Sheng sedang bercanda atau serius.     

Shi Yi ingin mengatakan sesuatu namun kakinya malah ditendang oleh Yun Ting.     

Yun Ting sangat cerdas. Mendengar kata-kata Lu Sheng, lalu melihat ekspresi wajah Chu Sihan yang sedikit muram, maka ia pun bisa tahu bahwa temannya ini sedang menemui kebuntuan dalam hubungan percintaannya.     

"Benar sekali kata Nona Lu!" Shi Yi menyetujuinya sambil menganggukkan kepalanya.     

"Apakah kau tahu, di negara kita banyak sekali wanita yang menyukai Chu Sihan. Jika dia mau, pasti ada banyak wanita yang ingin menikah dengannya."     

Bagaimanapun juga Chu Sihan adalah sahabatnya. Ia tentu harus membantunya.     

Lu Sheng menyipitkan bibirnya. Ekspresinya tampak kurang gembira, "Iya juga. Tuan masih muda dan tampan. Baru berusia 20 tahunan tetapi sudah menduduki jabatan yang tinggi. Wanita mana pun pasti menyukainya."     

"Kakiku mulai mati rasa setelah duduk lama."     

Yun Ting dengan bijak berdiri, lalu menarik Shi Yi sembari berkata "Shi Yi, tolong temani aku untuk jalan-jalan sebentar."     

"Boleh!" Shi Yi berdiri sambil tersenyum manis. Ia memegang lengan Yun Ting dan berjalan keluar gazebo. Tidak lama kemudian mereka pun mulai menjauh.     

Lu Sheng tertegun. Bukankah mereka belum mengobrol dengan Chu Sihan?     

"Mengapa mereka…"     

Lu Sheng belum sempat menyelesaikan kata-katanya, namun Chu Sihan tiba-tiba bertanya.     

"Bagaimana denganmu?"     

"Hah?" Lu Sheng terdiam. Ia tidak dapat menjawab apa-apa.     

"Kamu bilang aku muda dan tampan. Dengan usiaku, aku sudah menduduki jabatan tinggi. Wanita mana pun juga akan menyukaiku. Lalu, bagaimana denganmu?" Chu Sihan mengulangi kata-kata Lu Sheng. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, tetapi tatapannya membawa sedikit rasa menantikan dan grogi.     

Lu Sheng terbengong. Ia menatap Chu Sihan lekat-lekat. Bibirnya tidak dapat mengatakan hal apapun.     

Di dalam gazebo, aura canggung perlahan mulai menyebar.     

Setelah beberapa saat, Lu Sheng baru berdehem kemudian berdiri, "Tuan, tadi aku makan terlalu banyak makanan ringan, jadi aku masih kenyang. Maaf aku tidak bisa ikut makan malam. Aku pergi dulu." Setelah berpamitan, Lu Sheng berjalan cepat. Langkah kakinya bagaikan melangkah di atas angin. Dalam sekejap, dirinya telah hilang dari depan mata Chu Sihan.     

Chu Sihan menatap ke arah Lu Sheng yang kini telah pergi. Tatapannya terlihat suram.     

Sebenarnya, Nona ini malu-malu, atau… dirinya telah ditolak?     

Tidak apa-apa. Hari masih panjang.     

"Hei, Sihan. Apa kamu serius?" Shi Yi maju dan bertanya, "Apa yang kamu katakan tadi? Kenapa dia sepertinya ketakutan dan melarikan diri?"     

Tadi Shi Yi ingin menyapa Lu Sheng saat gadis itu pergi, tetapi siapa sangka Lu Sheng seolah tidak melihatnya dan berlari melewati dirinya begitu saja.     

"Tidak ada." Jawab Chu Sihan dengan lesu.     

Yun Ting, yang duduk kembali di tempat duduknya tadi, terlihat tengah membuang teh yang sudah dingin. Ia menuangkan air teh yang masih hangat dan meminumnya.     

Chu Sihan mengangkat kepala dan menatap Yun Ting. Ia merasa ragu, namun ia memberanikan diri untuk bertanya, "Bagaimana caranya untuk mengetahui apakah Nona Lu menyukaiku?"     

"Tanyakan langsung padanya saja! Hehe…" Shi Yi mencibir.     

Seorang pendiam bertanya kepada seorang pendiam lain, jawaban seperti apa yang diharapkan?     

Shi Yi yang seorang pemikat wanita handal saja bisa diacuhkan oleh Lu Sheng, apalagi Chu Sihan yang seorang pendiam?     

Tatapan Chu Sihan kini tertuju kepada Shi Yi. Ia bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Kalau begitu, bagaimana menurutmu? Apakah dia menyukaiku?"     

"Tanyakan pada Lu Sheng sendiri."     

Huh, mengapa Chu Sihan tidak menanyakan langsung saja? Apa dia pikir Shi Yi tidak merasa sebal pada sikapnya?     

"Kalau tidak mau menjawab, sebaiknya kamu diam."      

Shi Yi pun terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.