Gadis Lugu Liar Galak

MEREKA TIDAK PENTING



MEREKA TIDAK PENTING

0Siang hari di jalan pusat Linjiangfu sangat ramai.     
0

"Karena kamu sudah menyerahkan harta tersebut, apakah berarti ke depannya harta itu tidak ada urusannya dengan Anda bahkan jika kehilangan di jalan, bukan?" Lu Sheng bertanya kepada Chu Sihan dengan nada pelan saat berada di dalam delman kuda.     

Chu Sihan menyangguk, "Iya."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya dan menghela nafas, "Kalau begitu, aku juga tidak perlu khawatir."     

"Khawatir?" Chu Sihan memiringkan kepalanya dan menatap Lu Shen. Tatapannya menunjukkan senyuman. Suasana hatinya sangat senang.     

"Jadi, kamu mengikutiku ke sini, bukan karena permintaan Nona Deng yang mengkhawatirkan harta, tetapi karena khawatir denganku?"     

Ekspresi Lu Sheng membeku. Kemudian ia pun tertawa dan mencoba mengubah topik pembicaraan. "Apakah cuaca beberapa hari ini dingin?"     

Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Chu Sihan pun tidak melanjutkan pertanyaannya. Ia menganggukkan kepalanya menanggapi topik Lu Sheng dan berkata "Iya, cuaca sudah mulai dingin."     

Ketika dalam perjalanan, ia melihat ekpresi wajah Chu Yun berubah menjadi hangat daripada biasanya.     

Sepanjang perjalanan Lu Sheng membeli banyak barang. Pada saat berbelanja, ia sangat senang. Akan tetapi saat pulang ia merasa kelelahan.     

"Kenapa?" Chu Sihan tidak dapat menebak isi hati seorang wanita.     

Lu Sheng menghelakan napas, "Terlalu miskin! Aku miskin, itu yang membuat aku kesal." Ia tidak menyangka dirinya akan menghabiskan ratusan perak tael dalam satu hari.     

Dia penasaran, Bagaimana kondisi udang karang dan kepiting? Apakah kentang dan tomat juga tumbuh dengan baik?      

Semuanya adalah barang-barang yang dapat membuatnya kaya-raya, sehingga tidak boleh ada yang bermasalah.      

Dia juga tidak tahu apakah kedua adiknya makan dengan teratur.     

"Besok pagi aku akan berangkat ke Huangyang."     

Terlalu banyak yang bergantung padanya sehingga dia harus cepat pulang kembali.     

Mata Chu Sihan menjadi gelap. Kemudian, nada bicaranya juga menjadi kurang semangat. "Apa kamu tidak tinggal untuk beberapa hari lagi?"     

"Tidak, lain kali jika ada kesempatan aku baru akan datang kembali. Di rumah masih banyak yang belum dikerjakan."      

Kota makmur dan maju seperti Linjiangfu tidak cocok dengan dirinya. Ia lebih terbiasa dengan kehidupan bertani.     

"Kalau begitu, besok aku mengantarmu keluar kota."      

Chu Sihan baru kembali ke Linjiangfu. Di kantor, masih ada banyak pekerjaan yang menunggunya. Jadi untuk sementara waktu, ia tidak dapat meninggalkan Linjiangfu.     

Tidak peduli seberapa enggannya, Chu Sihan tidak dapat memaksanya. Ini perasaan yang tidak enak.      

Lu Sheng juga tidak menolak, ia menganggukkan kepalanya.     

"Tuan, kami tadi baru saja mendapat informasi bahwa Tuan Yun dan Tuan Shi telah datang ke sini."      

Ketika mereka kembali ke samping delman kuda, Chu Yun berjalan maju dan melapor kepada Chu Sihan, "Mengapa mereka bisa ke sini?" Chu Sihan bertanya keheranan.     

"Saya juga kurang tahu. Sepertinya mereka sudah menunggu Tuan di kantor."      

Mendengar kata-kata Chu Yun, Chu Sihan pun segera menoleh ke arah Lu Sheng.     

Lu Sheng tahu kalau Chu Sihan akan kedatangan tamu. Maka ia pun dengan perhatian mengatakan, "Ayo kita pulang, yang perlu dibeli semuanya sudah kita beli."     

"Mereka tidak penting. Kalau kamu masih mau berbelanja, aku akan menemanimu."     

Satu kata ini membuat Lu Sheng terkejut. Bahkan Chu Yun, dagunya seolah sudah mau jatuh.     

Ini adalah pertama kalinya Chu Yun mendengar tuannya mengatakan bahwa Tuan Yun dan Tuan Shi tidak penting.     

Dia tidak menyangka, ternyata tuannya adalah orang seperti ini! Untung Tuan Yun dan Tuan Shi ini tidak ada di sini, kalau mereka mendengar kata tuannya ini, pasti mereka akan sakit hati. Persahabatan selama 10 tahun, ternyata tidak dapat dibandingkan dengan seorang nona yang baru dia kenal tidak lebih dari 1 bulan.     

"Terima kasih, Tuan!" Lu Sheng mengucapkan terima kasih tapi ia tetap menggelengkan kepalanya, "Tapi saya benar-benar sudah selesai!"      

Kalau meneruskannya, ia takut uangnya akan semakin berkurang. Barang-barang di dalam delman ini kebanyakan dibayar oleh Chu Sihan, ia pun merasa sedikit malu.     

Chu Sihan dengan kecewa menganggukkan kepalanya, kemudian ia menoleh ke Chu Yun, "Mari kita pulang."     

"Baik!" Chu Yun yang menerima perintah, menunggu Chu Sihan dan Lu Sheng untuk naik ke dalam delman. Lalu, ia pun memutar balik delman itu dan mengendarainya menuju kantor pemerintahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.