Gadis Lugu Liar Galak

CUCU DARI GURU PUTRA MAHKOTA



CUCU DARI GURU PUTRA MAHKOTA

0"Pakaian Nona sudah basah, sebaiknya pulang dahulu untuk ganti baju. Jika ada pertanyaan selanjutnya pasti Tuan akan menjelaskan kepada Anda nanti."      
0

Setelah Chu Yun mengatakannya, ia pun segera menyuruh ibu pembantu mengantar Lu Sheng ke kamar yang disediakan Chu Sihan.     

Lu Sheng yang sudah mengganti bajunya kini masih merasa aneh. Meskipun ia belum lama mengenal Chu Yun, namun ia juga tahu bahwa dia adalah orang yang memiliki rasa keadilan yang kuat.     

Padahal sudah jelas anak itu didorong oleh Tuan Muda Jiang ke dalam kolam. Akan tetapi Chu Yun seolah-olah tidak ingin ikut campur dalam masalah tersebut.     

Ini jelas-jelas adalah pembunuhan yang disengaja. Kenapa masalahnya sudah sampai separah ini? Nenek anak kecil itu malah mengabaikannya dan bertanya bahkan meminta maaf kepada pelakunya.     

Lalu, Mengapa Chu Yun menunjukkan mimik wajah yang rumit? Siapa sebenarnya Tuan Muda Jiang ini?      

Ketika Lu Sheng sedang berpikir keras mengenai masalah ini, terdengar suara ketukan pintu kamarnya.      

"Silahkan masuk." Kemudian Lu Sheng pun melihat Chu Sihan berjalan masuk.     

Berbeda dengan pagi tadi, kini Chu Sihan mengenakan seragam merahnya. Temperamennya juga semakin serius dan berwibawa daripada biasanya.     

"Aku dengar kamu telah menyelamatkan seseorang dari kolam?" Chu Sihan segera menanyakan hal ini setelah dia masuk.     

Lu Sheng tidak menjawab pertanyaannya, kemudian ia balik bertanya mengenai status Tuan Muda Jiang ini, "Siapa sebenarnya Tuan Muda Jiang itu?"     

Chu Sihan menuangkan secangkir teh untuk Lu Sheng lalu memberikannya kepada Lu Sheng. Kemudian, ia menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Setelah itu barulah ia mengangkat kepalanya dan menjawab, "Kakeknya adalah guru Putra Mahkota." Hanya satu kalimat pendek saja sudah dapat mengatasi kebingungan Lu Sheng.     

Lu Sheng tahu, orang itu bukan seseorang yang bisa menjadi lawan Chu Sihan. Setidaknya, dari jabatannya, Chu Sihan sudah kalah.     

Tetapi... "Bukannya Kaisar dan masyarakat biasa akan mendapatkan hukuman yang sama jika melanggar hukum? Anak itu hanyalah cucu dari guru Putra Mahkota, masa membiarkannya terus menerus menyakiti orang lain?"     

"Kata-kata itu hanya digunakan untuk menghibur masyarakat saja." Chu Sihan mencibir, "Kamu kira, jika Yang Mulia benar-benar melanggar hukum, beliau benar-benar akan dihukum?"      

Nona kecil ini polos atau bodoh, sih?     

"Aku hanya mengatakannya." Lu Sheng menyipitkan bibirnya. Lingkungan kehidupan sebelumnya memang agak damai, sehingga ia jarang dapat berpikir mengenai hal serumit ini. Banyak hal yang diketahuinya hanya dari membaca buku saja.     

Apa yang dikatakan guru benar, kehidupan di dunia luar memang jauh lebih rumit daripada kehidupan di pegunungan.     

"Tidak perlu khawatir, mereka keluarga Jiang tidak mau peduli, ke depannya secara otomatis akan ada yang orang lain yang peduli." Setelah mengatakan itu, Chu Sihan pun mencibir dengan dingin.     

Keluarga Jiang selama ini mengandalkan fakta bahwa kepala keluarganya adalah guru Putra Mahkota. Maka mereka semua dari tua sampai yang muda, sangat suka mengganggu orang dengan status mereka.     

Cukup dengan contoh hari ini saja, Tuan Muda Jiang. Kini masih berusia enam tahun, namun ia sudah pernah membunuh orang. Jika bukan guru Putra Mahkota yang berusaha menutupi kejadian ini, mungkin orang lain juga tidak berani membantah. Pasti, anak bajingan itu mungkin sudah dihukum.     

Ada sebuah pepatah mengatakannya "Sebaiknya, yang bertelanjang kaki tidak takut dengan yang memakai sepatu." Keluarga Jiang ini sudah banyak membuat orang membenci mereka. Chu Sihan percaya, kebaikan dan kejahatan akan terbayar pada akhirnya, sehingga suatu hari nanti Keluarga Jiang pasti akan tertimpa karmanya.      

Lagipula, ke depannya belum tentu Putra Mahkota yang akan mewarisi tahta tersebut.     

Tentu saja, yang seperti ini Chu Sihan tidak mengatakannya kepada Lu Sheng. Satu, dia merasa itu tidak perlu. Kedua, ia hanya merasa bahwa Nona Kecil ini sepertinya kurang suka dengan topik seperti ini.     

"Apa kamu sudah lapar?" Chu Sihan mengganti topik pembicaraan.     

"Bagaimana mungkin?" Lu Sheng tersenyum, "Tadi baru saja makan, belum satu jam."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu kamu beres-beres dulu, aku akan ganti baju. Lalu aku akan membawamu jalan-jalan."     

Mata Lu Sheng bersinar terang, ia menganggukkan kepalanya terus menerus, "Iya, aku mau!" Ia sudah lama ingin keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.