Gadis Lugu Liar Galak

DIA ADALAH PAMANKU



DIA ADALAH PAMANKU

0Mendengar pernyataan Lu Sheng, diam-diam Lu Ran pun merasa setuju. Orang seperti Mak Liu memang tidak pantas mati begitu saja.     
0

Chu Sihan tidak langsung menjawabnya. Pria itu menatap wajah Lu Sheng yang sangat menantikan jawabannya beberapa saat, kemudian ia pun berkata, "Aku bisa berjanji kepadamu, tapi aku memiliki syarat."     

"Syarat?" Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Baiklah, boleh saja. Tapi, syarat itu harus sesuai dengan kemampuanku."     

'Aku tidak boleh terjebak oleh pria ini.'     

"Tenang saja." Chu Sihan mengangkat sudut bibirnya, "Syarat ini, aku yakin kamu pasti bisa memenuhinya."     

'Gadis ini tampak polos dan gampang dibohongi, tapi nyatanya dia sangat licik.'     

Meskipun Chu Sihan baru menghabiskan waktu beberapa saat dengan Lu Sheng, bahkan belum sampai setengah hari, tetapi ia merasa sudah lebih memahami sifat gadis itu.     

Setiap kali Chu Sihan ingin masuk ke inti pembicaraan, Lu Sheng selalu mengalihkan pembicaraan mereka.     

Chu Yun yang berdiri di belakang Chu Sihan dan memandang wajah tuannya itu pun tampak sangat terkejut.     

'Tunggu, apa tadi aku melihat Tuan tersenyum?'     

Chu Yun sudah mengikuti Chu Sihan selama tujuh atau delapan tahun, tetapi ia sangat jarang melihat pria itu senyum.     

Kemudian setelah Chu Sihan menjadi seorang magistrat, ia semakin jarang tersenyum.     

Biasanya, Chu Yun hanya bisa melihat senyuman tuannya saat mereka berkumpul bersama Tuan Shi Yi dan Tuan Yun Ting.     

'Kini, Tuan tersenyum karena Lu Sheng. Apa jangan-jangan, Tuan benar-benar tertarik dengan gadis desa ini?'     

Chu Yun mulai memikirkan kemungkinan itu sambil mengerutkan alisnya.     

'Aku akui, wajah Lu Sheng memang sangat cantik. Namun dalam hal pendidikan dan latar belakang, apa dia layak bersama dengan Tuan?'     

'Apa gunanya jika hanya memiliki wajah cantik saja?'     

'Tuan Chu bukanlah orang yang hanya melihat penampilan.'     

Berbagai pikiran pun muncul di otak Chu Yun.     

"Setuju!" Lu Sheng mengangkat tangannya, lalu menepuk tangan Chu Sihan dengan ringan.     

Chu Sihan pun sedikit terkejut. Ia langsung melihat tangannya sendiri, lalu mengalihkan pandangannya kepada gadis yang sedang tersenyum manis di hadapannya itu. Tatapan mata Chu Sihan yang dingin memancarkan sedikit kebingungan.     

Itu adalah pertama kali dalam dua puluh tahun hidupnya Chi Sihan menyentuh seorang gadis.     

Chu Sihan melihat tangan gadis di depannya itu tampak putih dan halus, tetapi sebenarnya ada banyak kapalan di telapak tangannya.     

"Kamu lapar?" Chu Sihan bertanya.     

Chu Yun mengira Chu Sihan sedang bertanya kepadanya, jadi ia pun segera menjawab, "Tuan, tadi aku sudah makan mie."     

"..." Chu Sihan terdiam sejenak, lalu berkata, " Aku tidak bertanya kepadamu."     

"Oh!" Chu Yun menyunggingkan senyum canggung.     

'Aku kira dia bertanya kepadaku.'     

"Kamu bertanya kepadaku?" Mata Lu Sheng bersinar, "Hmm, aku sedikit lapar."     

'Uang yang kami miliki tidak banyak. Kalau bisa makan gratis, kenapa tidak?'     

"Kami sudah makan." Lu Ran menatap Chu Sihan dengan waspada.     

'Siapa sebenarnya pria ini? Dia sudah mengajak Lu Sheng berbicara tanpa alasan dan sekarang mulai peduli Lu Sheng lapar atau tidak.'     

"Kak, tapi aku 'kan belum makan!" Lu Sheng diam-diam menarik lengan baju Lu Ran.     

Lu Ran tidak bisa menolaknya, ia pun mengubah kata-katanya dengan wajah suram, "Tapi kami belum kenyang."     

"Belum kenyang?" Chu Yun terkejut, "Bukankah tadi kamu sudah makan dua mangkok besar mie?!"     

'Perut orang ini terbuat dari apa sebenarnya?'     

Lu Sheng tersenyum dengan manis. "Itu… Nafsu makan kakakku memang sedikit lebih banyak daripada orang lain."     

Chu Yun terdiam. 'Apa dia masih harus menjelaskannya?'     

Chu Sihan mengaitkan sudut bibirnya sambil berkata, "Ayo."     

Lu Sheng dan yang lainnya pun masuk ke sebuah restoran, mereka duduk di dalam ruang makan pribadi.     

Di dalam ruang makan itu, Lu Jiang dan Lu Xin terus-menerus makan kue basah dan Lu Ran hanya duduk diam tanpa mengatakan apa pun. Sementara itu, Chu Yun berkata bahwa ia sudah terlalu kenyang jadi tidak ikut masuk.     

"Apa Tuan Chu juga penduduk kota Huangyang?" Lu Sheng tiba-tiba membuka obrolan.     

"Hmm." Chu Sihan membantu Lu Sheng mengambil sumpit dan meletakkannya di mangkok sambil menjawab.     

"Kamu juga bermarga Chu?" Lu Ran memandang Chu Sihan dengan terkejut. "Jika aku boleh bertanya, apa hubunganmu dengan Tuan Magistrat Chu?"     

Nama dan reputasi Chu Sihan, Lu Ran tahu semuanya. Hanya saja, ia belum pernah melihat orangnya secara langsung.     

"Dia?" Gerakan tangan Chu Sihan terhenti sejenak, ia melihat ke arah Lu Sheng dan menunjukkan senyuman aneh, "Dia adalah pamanku."     

"Paman?" Lu Ran terkejut, "Aku tidak menyangka Tuan Chu sudah memiliki keponakan sebesar ini pada usia muda."     

"Muda?" Lu Sheng melihat ke Lu Ran dengan tatapan bertanya-tanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.