Gadis Lugu Liar Galak

BISA PERCAYA? HARUSKAH PERCAYA?



BISA PERCAYA? HARUSKAH PERCAYA?

0"Peramal kerajaan?" Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Aku tidak pernah menemuinya."     
0

Ia tiba di dunia ini hanya dalam kurun waktu setengah bulan lebih. Selain Kota Huangyang, ia masih belum pernah ke tempat lain. Mana mungkin dirinya pernah melihat peramal kerajaan?     

Ekspresinya yang bingung sepertinya tidak dibuat-buat. Dia memang bukan murid peramal kerajaan.     

Chu Sihan menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Ia terlalu banyak berpikir. Ia merasa Peramal Kerajaan tidak akan menyuruhnya menikahi seorang gadis tanpa alasan.     

Pasti sang peramal telah mengenal gadis ini dengan baik. Atau jangan-jangan inilah yang namanya "Takdir"?     

Chu Sihan bahkan curiga, bayangan hitam yang tadi diperlihatkan Lu Sheng, sebenarnya bukan hantu tapi hanya sejenis jurus ilusi saja. Di dunia ini, mana mungkin ada yang namanya hantu?     

Tetapi, firasatnya mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa yang dilihatnya memanglah hantu.     

"Tuan tidak merasa roh-roh tadi sedikit familiar?" Lu Sheng bertanya.     

"Familiar?" Chu Sihan mengangkat alisnya, "Apakah aku harus merasa familiar dengan mereka?"     

Jangan-jangan, roh-roh itu adalah kerabatnya?     

"Mereka adalah orang-orang berbaju hitam yang mengejar kalian di belakang pegunungan Liu Yue." Lu Sheng menjelaskan, "Hantu seperti mereka biasanya tidak akan diterima di neraka."     

Ternyata mereka adalah pembunuh bayaran yang direkrut Chu Silin. Tapi kata-kata Lu Sheng tadi telah menarik perhatiannya, "Kenapa tidak diterima?"     

"Mereka adalah pembunuh bayaran. Mereka telah banyak membunuh orang. Dosanya terlalu banyak. Meskipun mereka masuk ke neraka, mereka juga tidak akan bisa reinkarnasi. Sebenarnya, tidak bisa dikatakan juga bahwa mereka ditolak oleh neraka. Mereka sendiri yang tidak ingin turun ke bawah, karena mereka tahu walaupun mereka ke sana, mereka juga hanya akan dimasukkan ke Kolam Sungai Darah dan tidak akan bisa bereinkarnasi selamanya."     

Jika bukan karena ia telah melihat hantu, Chu Sihan pasti merasa kalau Lu Sheng hanya mengarang cerita.     

"Lalu, bagaimana dengan nasib mereka jika mereka tinggal di alam manusia?"     

"Bagaimana apanya?" Lu Sheng tertawa kemudian melanjutkan memberikan jawaban atas kebingungannya, "Mereka akan mendapatkan dua akibat. Satu menjadi hantu yang berkeliaran, setiap hari kerjaannya hanya berkeliaran di tempat mereka meninggal. Jika bertemu manusia yang beraura Yang lemah, mungkin mereka akan mengikuti manusia tersebut, menghisap aura Yang mereka, terus yang kedua..."     

Lu Sheng menyentuh hidungnya, dengan nada kecil ia mengatakan, "Adalah bertemu dengan pendeta baik seperti aku, menangkap mereka dan membuat mereka melakukan hal yang baik."     

"Tentu saja, masih ada satu lagi. Yaitu bertemu dengan pendeta yang jahat, dia akan menggunakan mereka untuk melakukan sesuatu yang jahat."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya dengan pelan karena belum bisa mengerti sepenuhnya kata-kata Lu Sheng.     

Chu Sihan terdiam lagi untuk sementara waktu. Kemudian ia bertanya lagi, "Di dunia ini apa benar reinkarnasi itu ada?"     

"Tentu saja ada!" Lu Sheng tertawa sambil bertanya, "Tuan pernah mendengar Jembatan Naihe?"     

(Jembatan Naihe adalah pintu keluar masuk dunia bawah tanah dalam Taoisme, dan dinyatakan para arwah harus melintasi jembatan tersebut sebelum mereka dapat bereinkarnasi.)     

Chu Sihan sering mendengar para tetua masyarakat menyebut nama Jembatan Naihe.     

"Guruku pernah membawaku ke Jembatan Naihe. Di sana ada seorang petugas. Ia biasa dipanggil dengan sebutan Nenek Meng. Mereka semua yang ingin bereinkarnasi harus meminum semangkuk ramuan Nenek Meng."     

"Kamu pernah melihatnya?" Chu Sihan ragu.     

"Iya." Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Aku juga pernah melihat dewa kematian, Hei Bai Wu Chang."     

(Hei Bai Wu Chang adalah dua dewa yang memberikan berkah pada orang baik dan hukuman pada orang jahat.)     

Waktu di Huangyang kemarin ia masih sempat bertemu dengan mereka. Hanya saja dirinya tidak begitu kenal dengan mereka. Meski begitu, gurunya sepertinya lebih mengenal mereka.     

Chu Sihan terdiam…     

Chu Sihan merasa dunianya mulai runtuh.     

Hantu, dewa, siluman, semua ini menurut Chu Sihan hanyalah mitos.     

Tapi kini Lu Sheng malah mengatakan kepada dirinya bahwa tidak hanya ada hantu dan dewa, bahkan ada reinkarnasi di jembatan yang dijaga oleh Nenek Meng.     

Ini…     

Apa Lu Sheng bisa dipercaya? Haruskah Chu Sihan percaya?     

Saat Chu Sihan masih terdiam kebingungan, ia mendengar Lu Sheng berkata, "Sayangnya aku hanya seorang manusia biasa. Aku tidak memiliki kemampuan yang hebat seperti guruku. Kalau tidak, aku pasti juga membawa Tuan ke Jembatan Naihe untuk jalan-jalan."     

Chu Sihan mengangkat alisnya, "Jadi… Guru Nona Lu bukan manusia biasa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.