Gadis Lugu Liar Galak

TUNANGAN



TUNANGAN

0"Aku menceritakan ini kepada Tuan, karena aku mempercayai Anda." Kata-kata Lu Sheng yang tiba-tiba ini membuat Chu Sihan menatapnya dengan bingung.     
0

Setelah Lu Sheng selesai mengatakannya, barulah Chu Sihan mengerti.     

"Guruku bukan manusia. Dia adalah siluman rubah yang sudah berumur seribu tahun."     

Chu Sihan, "... Siluman rubah?"     

Benar sekali, jika dewa dan hantu saja ada. Mengapa siluman tidak ada?     

"Phuff!" Lu Sheng tertawa terbahak-bahak. Badannya membungkuk ke depan dan belakang. "Tuan, Anda benar-benar percaya?"     

Chu Sihan terdiam...     

Gadis kecil ini tidak hanya imut, tetapi juga menggemaskan.     

"Aku hanya menggodamu!" Lu Sheng menahan rasa ketawanya. Kemudian dia mengatakan, "Guruku adalah seorang pendeta Taoisme. Mungkin dia bisa disebut setengah dewa, karena dia sudah berusia lebih dari seratus tahun. Akan tetapi dari wajahnya ia tetap terlihat muda, seperti Tuan."     

Chu Sihan mengerutkan keningnya. "Kenapa gurumu bisa setengah dewa dan kamu hanya manusia biasa?"     

"Karena ilmuku masih rendah!" Lu Sheng mendengus, "Guruku sudah melakukan pelatihan selama seratus tahun, sedangkan aku masih belasan tahun. Bagaimana bisa membandingkannya?"     

Alasan Lu Sheng tidak bisa menjadi dewa karena dirinya dilahirkan sebagai manusia biasa. Dia juga tidak dapat mengumpulkan reiki, sehingga gurunya sengaja mengajarkan aliran kertas hu.     

Ngomong-ngomong, dia juga sedikit merindukan gurunya.     

Dia tidak tahu, apakah gurunya akan memarahi mayatnya setelah ia tahu bahwa Lu Sheng diam-diam menyelinap untuk makan makanan enak dan meninggal karena keracunan.     

Lu Sheng merasa bahwa sifat gurunya seperti itu.     

"Sudah malam." Chu Sihan berdiri, "Malam ini kamu istirahat di kamar ini saja." Ia memerlukan waktu untuk menenangkan diri dulu. Melihat kenyataannya, ia membutuhkan waktu untuk mencernanya.      

Lu Sheng memperhatikan kata Chu Sihan. Ia pun berdiri dan bertanya, "Lalu, bagaimana dengan Anda, Tuan Chu?"     

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku." Wajah tampannya tampak bingung di bawah cahaya lilin yang berkedip.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya dengan pelan dan mengantarnya sampai depan pintu. Ketika ia tersadar, ia mendapati bahwa ternyata dalam di kamar hanya ia sendiri.     

Keesokan harinya, Lu Sheng yang terbiasa bangun pagi mengira ia bangun terlalu pagi. Namun siapa sangka, ternyata ada yang bangun lebih pagi.     

Melihat rombongan yang sudah siap dan juga Chu Sihan yang sedang duduk di atas bangku sambil makan bubur, Lu Sheng mengedipkan matanya dengan heran. Kemudian, ia melihat ke atas langit.     

Sekarang baru pukul lima pagi, kan? Langit mulai terang. Apa mereka semua sudah bangun?     

"Apakah Nona Lu sudah bangun? Ayo sarapan." Chu Yun melihat Lu Sheng. Ia pun memanggilnya dengan ramah.     

Sejak kejadian semalam, pandangan Chu Yun terhadap Lu Sheng pun membaik..     

Lu Sheng membelalakkan mata dan melirik kepada Lu Sheng. Ia pun mengulurkan tangan. Kemudian, ia memberikan isyarat untuk duduk di depannya.     

Ketika Lu Sheng duduk, Chu Yun sudah menyiapkan semangkuk bubur. Kemudian ia melihat ke arah Lu Sheng. "Nona Lu, makanlah perlahan. Beritahu saya jika ini tidak cukup."     

"Terima kasih." Setelah Lu Sheng mengucapkan terima kasih, ia pun mulai sarapan dengan santai.     

Makan pagi tersebut ditemani dua lauk yang bisa dimakan bersamaan dengan bubur, yaitu sayur asin dan takuan. Rasanya lezat dan cukup enak dengan bubur dan roti tawar     

Setelah sarapan, mereka duduk sebentar. Kemudian berangkat.     

Lu Sheng telah mengenakan baju merah dan melepaskan topi cadarnya. Rambutnya diikat tinggi menjadi kuncir kuda dan ada dua helai rambut dari keningnya. Dia tampak cantik, sekaligus tampan.      

Kuda Lu Sheng berdampingan dengan kuda Chu Sihan. Ada seorang yang bertanya diam-diam kepada Chu Yun tentang hubungannya dengan Chu Sihan.     

Chu Yun juga tidak menyembunyikannya, ia mengatakan kalau gadis itu adalah tunangan Chu Sihan.     

Pendengaran Lu Sheng yang tajam mendengar jawaban ini. Mulutnya bergerak sedikit-sedikit. Akan tetapi ia tidak membuka mulutnya untuk membantah.      

Bagaimanapun, dia membutuhkan identitas yang tepat untuk berpergian dengan segerombolan pria ini. Kemampuan Lu Sheng sudah terlihat oleh mereka semua saat berada di penginapan semalam.     

Setelah mengetahui bahwa dia adalah tunangan Chu Sihan, rasa kekaguman mereka terhadap Lu Sheng pun meningkat, setara dengan kekaguman mereka terhadap Chu Sihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.