Gadis Lugu Liar Galak

JEBAKAN MAK ZHENG



JEBAKAN MAK ZHENG

0"Ti... tidak akan!"     
0

Nyonya Chu berusaha untuk tersenyum dan melanjutkan penjelasannya dengan tenang, "Ling'er adalah gadis yang lembut dan patuh, dia juga baik hati dan perhatian. Jadi, dia tidak akan memiliki pemikiran jahat seperti itu."     

"Begitukah?" Chu Sihan tersenyum, "Aku masih ingat, dulu nenek juga pernah mengatakan kalau Mak Jiang adalah perempuan yang pintar dan lapang dada, di juga ramah dan baik hati."     

Mak Jiang masuk ke keluarga Chu pada saat Chu Sihan berusia lima tahun. Kejadian pada saat itu, dirinya masih ingat dengan jelas.     

Nyonya Chu terdiam oleh kata-kata Chu Sihan. Akhirnya, ia pun hanya bisa mencari alasan dan mengatakan bahwa ia sudah lelah dan ingin istirahat.     

"Tuan, Chu Silin, dia…" Setelah Nyonya Chu pergi, Chu Yun pun maju dan berbicara.     

"Tidak apa-apa." Chu Sihan membalikkan badan dengan wajah datar tanpa ekspresi, dengan nada dingin ia berkata, "Hakim Shangguan mengatakan bahwa di telah menangkap seseorang yang mencurigakan dari keluarga Deng. Kamu pergi saja siapkan delman kuda, kita ke kantor."     

"Baik!" Chu Yun menjawab dan pergi bersiap-siap.     

Chu Sihan membalikkan badan dan mengambil beberapa dokumen untuk melanjutkan investigasinya. Namun, di dalam otaknya, Lu Sheng terus-menerus muncul. Pria itu berpikir tentang apakah benar gadis itu yang muncul di hutan dan menolong mereka atau tidak.     

***     

Keesokan harinya.     

Setelah bangun, Lu Sheng pun menjaga kebun kecil yang ada di halaman rumahnya seperti biasa.     

Sementara itu, Lu Ran mulai membereskan barang-barangnya, bersiap untuk kembali belajar di sekolah.     

Lu Jiang dan Lu Xin, kedua anak kecil itu tidak pernah lagi mengungkit nama Lu Dahua, Mak Liu, maupun Lu Ning setelah mereka pulang dari penjara.     

Dua hari terakhir, Lu Sheng pun tidak membiarkan mereka keluar rumah. Keduanya juga merupakan anak yang baik dan mendengarkan kata-kata kakaknya itu untuk diam saja di rumah saja.     

Setelah menyirami kebun kecilnya, Lu Sheng pun mengambil cangkul dan berjalan menuju sawah milik keluarga mereka.     

Ini adalah awal musim gugur. Padi di sawah sudah mulai menguning, tapi hasil panennya kurang bagus.     

Penduduk desa yang sedang sibuk di sawah melihat Lu Sheng berjalan menuju sambil membawa cangkul, mereka pun terkejut dan memandangnya dengan tatapan aneh.     

Namun saat mengingat kembali kejadian pada hari sebelumnya, saat Lu Sheng menghadapi Sun Hu dan gerombolannya seorang diri, para penduduk desa pun segera mengalihkan pandangannya dan tidak berani melihat gadis itu lagi.     

"Wah, bukankah ini A Sheng?"     

Seorang perempuan paruh baya berpostur tubuh kurus dan berkulit agak hitam mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Lu Sheng, ekspresi wajahnya sangat sinis, sama sekali tidak ada rasa kasihan terhadap kasus yang menimpa keluarga Lu.     

"Aku kira saat Papa dan Mama tirimu itu masuk ke dalam penjara, kalian sudah tidak menginginkan sawah kalian lagi."     

Lu Sheng mengenal orang itu, ia adalah Mak Zheng, istri dari adik Lu Dahua, Lu Daming. Perempuan itu sangat tidak ramah, mulutnya juga sangat jahat.     

Kasus yang menimpa keluarga Lu sudah menyebar di seluruh desa Liuyue, para penduduk desa pun berbondong-bondong datang ke rumah mereka untuk memberikan nasehat atau menghibur anak-anak itu. Namun, keluarga Lu Daming sama sekali tidak datang.     

Lu Sheng meletakkan cangkulnya dan tersenyum dengan manis kepada Mak Zheng.     

"Jika seperti itu pemahaman Bibi Zheng, maka suatu hari kalau Bibi dan Paman meninggal, berarti kakak sepupu juga pasti tidak menginginkan sawah ini?"     

"Kamu!" Kata-kata Mak Zheng sebelumnya dibantah dengan telak oleh Lu Sheng hingga ia tidak bisa menjawab.     

Pada saat yang sama, Mak Zheng merasa seperti dirinya telah melihat hantu. 'Apa dia masih Lu Sheng yang dulu, yang tidak berani berbicara dengan suara keras itu?'     

Lu Sheng memakai topi petani dan baju lengan pendek, menampakkan lengan tangannya yang putih halus seperti salju. Wajah menawannya itu, di desa Liuyue tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya.     

Mak Zheng melihat wajah Lu Sheng yang tersenyum dengan manis, kemudian mengalihkan pandangan ke kulit putihnya. Diam-diam, ada perasaan iri yang muncul di dalam hatinya.     

Mak He juga memiliki wajah yang cantik. Saat perempuan itu menikah dengan Lu Dahua, semua orang pun memuji Lu Dahua karena telah mendapatkan seorang istri yang cantik dan rajin bekerja.     

'Tetapi, apa gunanya?'     

'Pada akhirnya, Mak He juga lelah bekerja dan pada usia tiga puluh tahun saja dia sudah tampak tua dan hitam.'     

'Jika tidak begitu, Lu Dahua juga mungkin berselingkuh dengan Mak Liu.'     

Mengingat semua itu, suasana hati Mak Zheng pun membaik.     

"A Sheng, jangan bilang Bibi tidak menjaga dirimu. Saat ini, kamu sudah berusia enam belas tahun, pertunanganmu dengan pelajar Duan sudah dibatalkan, Tuan Magistrat itu juga sudah tidak mau menikahimu. Kebetulan, ada orang dari keluargaku yang ingin menikah dan cocok denganmu, maharnya juga lumayan banyak, dua puluh tael perak. Apa kamu mau Bibi memperkenalkan kalian?"     

Putra dari keluarga yang dimaksud oleh Mak Zheng memiliki keterbelakangan mental. Sekarang, pria itu sudah berusia dua puluh enam tahun dan masih belum menikah. Ia adalah anak satu-satunya dari keluarga itu. Mereka tidak meminta lebih, hanya ingin anaknya menikah dengan perempuan yang bisa hamil, melahirkan, dan melanjutkan nama marga mereka.     

'Hanya saja, siapa yang ingin menikah dengan orang bodoh?'     

'Tetapi pria itu, meskipun memiliki keterbelakangan mental, bukankah dia tetap pria asli?'     

Mak Zheng berpikir, kalau ia bisa membohongi Lu Sheng dan membuatnya masuk ke rumah keluarga itu dan membiarkan gadis itu hamil dulu, dua puluh tael itu cepat atau lambat pasti akan menjadi miliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.