Gadis Lugu Liar Galak

LU SHENG YANG PERTAMA



LU SHENG YANG PERTAMA

0Mendengar kata-kata Duan Zheng, Lu Sheng pun tertawa.     
0

Sementara itu, Duan Zheng yang melihat Lu Sheng tertawa merasa bahwa gadis itu memang benar-benar cantik. Ia seolah terikat dengan senyuman mantan tunangannya itu, muncul kekaguman di matanya.     

"Apa kamu setuju?" Setelah cukup lama, Duan Zheng akhirnya bertanya kepada Lu Sheng dengan senang.     

"Istri kedua?" Lu Sheng mengangkat kepalanya, dengan tatapan jijik ia menatap Duan Zheng sambil berkata, "Sebuah pepatah mengatakan, 'Kuda yang baik tidak akan makan rumput di belakangnya', apa pelajar Duan tidak tahu?"     

Senyuman Duan Zheng segera memudar, dengan wajah dingin pria itu berkata, "Kamu kira, seorang gadis desa yang sudah dua kali gagal menikah seperti kamu masih bisa mendapatkan pasangan yang baik?"     

Jika bukan karena dirinya memiliki wajah cantik ini, mana mungkin akan merendahkan statusnya dan mencarinya?     

"Jadi apa?" Lu Sheng tidak terlalu memedulikan kata-kata Duan Zheng, "Hmm, lagipula kalau ingatanku tidak salah, yang menolak pernikahan ini adalah ayahku, bukan keluargamu. Benar, 'kan?"     

'Berani-beraninya dia memutarbalikkan fakta, apa-apaan ini?'     

Lu Sheng mendengus kepada Duan Zheng, kemudian ia pun membalikkan badan dan bersiap untuk masuk ke dalam rumah. Pada saat yang bersamaan, terlihat sebuah delman kuda menuju arah dengan perlahan jalan dan kemudian berhenti di depan rumah keluarga Lu.     

Kusir delman itu adalah Chu Yun. Saat kain pintu delman dibuka, seorang pria berpostur tinggi dan kurus turun dari sana.     

Lu Sheng menatap wajah yang tidak membosankan itu, sudut bibirnya pun mulai menyunggingkan sebuah senyuman. "Tuan Chu…"     

"Ternyata kamu sudah bersama orang lain, pantas saja kamu menolakku." Kata-kata Lu Sheng dipotong oleh Duan Zheng yang berdiri di sampingnya.     

Chu Sihan melirik ke arah Duan Zheng tanpa ekspresi.      

Sesaat kemudian, Lu Sheng langsung melempar cangkulnya kepada Chu Yun. Tanpa memedulikan tatapan orang lain, ia memeluk lengan Chu Sihan dan tersenyum kepada Duan Zheng, "Iya, benar. Dia adalah pacar baruku."     

Chu Sihan tertegun. Namun kemudian, bibirnya pun mengaitkan sebuah senyuman kecil dan matanya menatap terus kepada Lu Sheng.     

Duan Zheng merasa tidak senang, tetapi pembawaan Chu Sihan yang berwibawa membuat dirinya tidak berani berada di sana lebih lama lagi.     

"Kamu, jangan menyesal nanti ya!"     

Pria itu pun pergi dan berkata kepada Lu Sheng bahwa ia akan menyesali keputusannya.     

Menurut Duan Zheng, pria yang datang ke rumah Lu Sheg bukanlah orang biasa. Hal itu bisa ia lihat dari penampilannya.     

'Pria seperti dia, mana mungkin mau menikahi gadis desa seperti Lu Sheng sebagai istri pertamanya?'     

'Kalau sama-sama menjadi istri kedua, kenapa Lu Sheng tidak memilihku saja?!'     

'Bukankah Lu Sheng suka kepadaku?'     

Duan Zheng merasa kesal, berbagai pikiran pun memenuhi otaknya.     

"Nona Lu, sampai kapan kamu akan memeluk lenganku?" Suara penuh canda itu terdengar di telinga Lu Sheng. Ia pun segera melepaskan kedua tangannya, wajah kecilnya bagaikan terbakar api, merah dan panas.     

Walaupun sifatnya berani, tetapi dalam kedua kehidupan yang dijalaninya, itu adalah pertama kalinya ia memeluk lengan seorang pria.     

"Cuacanya panas juga, ya? Haha…" Lu Sheng mengipas wajah dengan tangan, ia mengalihkan pembicaraan sambil tertawa canggung.     

Chu Yun mengembalikan cangkul kepada Lu Sheng sambil bertanya, "Nona Lu, apa kamu tidak ingin mengundang kami masuk dan duduk sebentar?"     

'Gadis ini berani sekali! Berani-beraninya dia menggunakan Tuan Chu untuk menghindari kejaran pria lain.'     

Mendengar kata-kata Chu Yun, Lu Sheng segera membuat isyarat dan berkata kepada mereka, "Silakan masuk."     

"A Jiang, bawakan bangku untuk tamu!"     

Begitu masuk, Lu Sheng segera meminta kepada Lu Jiang dengan suara keras. Anak kecil yang sedang berjongkok sambil mencabut rumput di pojok dinding itu pun langsung mendengar kata-kata Lu Sheng dan dengan patuh mengambilkan dua buah bangku.     

Chu Sihan melihat ke kedua kursi itu beberapa saat, dan akhirnya memilih bangku yang lebih tinggi untuk duduk. Sementara itu, Chu Yun tetap berdiri di belakangnya.     

Lu Sheng melihat ke arah Chu Sihan sambil tersenyum manis. "Tuan Chu silakan duduk dulu, aku akan pergi membersihkan diri dan ganti baju sebentar."     

Chu Sihan melihat Lu Sheng, kemudian menganggukkan kepala.     

Lu Jiang membiarkan Lu Xin duduk di samping, sedangkan dirinya berdiri menyajikan dua mangkok air dingin kepada Chu Sihan dan Chu Yun.     

"Kakak, silakan minum air!"     

"Terima kasih." Chu Yun mengambil cangkirnya dan mengelus kepala Lu Jiang sambil tersenyum ramah kepada anak itu. Kemudian, ia meletakkan cangkir itu di meja dan mulai melihat sekeliling rumah keluarga Lu.     

Halaman rumah keluarga Lu lumayan luas. Rumah itu adalah rumah khas jerami lumpur yang usianya sudah lumayan tua.     

Melihat itu, Chu Yun yang sudah terbiasa hidup di rumah batu bata pun mengkhawatirkan keamanan mereka. Pria itu takut rumah keluarga Lu tiba-tiba roboh begitu saja.     

Setelah Lu Sheng selesai membersihkan diri, waktu sudah berlalu tiga puluh menit.     

Rambut Lu Sheng masih setengah kering, ada beberapa anak rambut yang melekat pada wajah putihnya. Mata gadis itu sangat cantik, seakan hidup saat memandang orang lain. Ketika tersenyum, bibirnya bersinar seperti cahaya bulan, memancarkan kelembutan dan membuat orang ingin mendekatinya.     

Chu Sihan memandang wajah Lu Sheng. Dari permukaan, wajah pria itu terlihat sangat tenang. Namun di dalam hati, jantungnya sudah meloncat berantakan.     

Chu Sihan tahu ia bukanlah seseorang yang menilai orang lain dari penampilan. Wanita cantik? Pria itu sudah sering melihat gadis yang seperti itu. Namun, seseorang yang bisa masuk ke dalam kategorinya, yang bisa membuat jantungnya berdebar...     

'Dia yang pertama!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.