Gadis Lugu Liar Galak

MEMATUHI JANJI



MEMATUHI JANJI

0Lu Sheng mengambil sembarang bangku dan duduk di depan Chu Sihan. "Maaf membuatmu menunggu lama, Tuan Chu."     
0

Gadis itu memfokuskan tatapannya kepada Chu Sihan, tersenyum, dan kemudian bertanya, "Anda datang ke sini, apakah berarti ada kabar baik?"     

"Kami sudah di sini, apa Nona Lu tidak ingin menyajikan seketel teh?" Chu Yun bertanya tanpa maksud jahat.     

"Maafkan aku..." Lu Sheng tertawa canggung, dengan segan dan penuh rasa bersalah ia berkata, "Orang seperti kami yang makan kenyang saja sudah merasa boros, sungguh tidak punya teh yang bagus yang bisa disajikan kepada kalian."     

'Ada air putih rebus yang siap minum saja sudah bagus, masih berani pilih-pilih?'     

"Benar juga..." Chu Yun melihat sekelilingnya, muncul simpati di dalam hatinya.     

Saat masih asyik memandangi sekeliling, tiba-tiba Chu Yun merasa aura dingin menghujani tubuhnya, secara refleks ia pun menundukkan kepala dan memeriksa apa yang terjadi. Ternyata, Chu Sihan tuannya kini sekarang sedang memandangnya dengan tatapan dingin dan gelap bagaikan goa yang tak terbatas kedalamannya.     

Chu Yun pun tidak bisa menghindari aura dingin itu dan merasa seperti akan menggigil. Ia segera menutup mulut dan diam di belakang.     

Ketika Chu Sihan mengalihkan tatapannya kepada Lu Sheng, aura dingin itu sudah berubah menjadi ketenangan.     

"Persyaratan yang kamu sebutkan semalam sudah aku penuhi. Hari ini, aku datang ke sini dengan tujuan ingin Nona Lu menepati janji kita."     

Lu Sheng menganggukkan kepala, "Silakan katakan."     

Chu Sihan pernah berjanji kepada Lu Sheng bahwa syarat yang ia berikan pasti sesuatu yang dalam kemampuan gadis itu.     

'Selain uang, semua pasti mudah dilakukan.'     

"Orang yang kamu temui dua malam lalu di hutan pegunungan belakang itu, Nona Lu, 'kan?"     

Tatapan mata Chu Sihan fokus kepada Lu Sheng, tidak membiarkan gadis itu lari.     

Lu Sheng pun tertegun sejenak, kemudian membantah kata-kata Chu Sihan sambil tertawa, "Mana mungkin? Seorang gadis sepertiku, untuk apa tengah malam begitu ada di hutan belakang pegunungan?"     

"Apa benar-benar bukan kamu?" Chu Sihan menyipitkan matanya, tatapannya mulai tajam. Lu Sheng melihat hal itu dan seketika ia pun menjadi diam…     

Chu Sihan tersenyum. "Ternyata memang kamu."     

Lu Sheng meratapi dirinya sendiri dalam hati. Kalau tahu sebuah gerakan membalikkan badan bisa meniupkan kertas hu transparannya dan akhirnya terlepas, gadis itu pasti akan memasang banyak kertas hu di badannya.     

'Hais!'     

'Aku lengah!'     

Di dalam hatinya, Lu Sheng sangat menyesal.     

"Kamu bisa jurus boneka?" Chu Sihan bertanya.     

'Jurus boneka? Itu jelas jelas adalah jurus pengendalian roh.'     

Namun, Lu Sheng tidak mungkin menjelaskannya kepada Chu Sihan sehingga ia hanya menjawab, "Itu bukan juris boneka."     

Melihat Lu Sheng tidak ingin menjawab lebih, Chu Sihan pun tidak memaksanya.     

"Kamu telah menyelamatkan kami, kamu ingin imbalan apa?"     

"Tidak perlu." Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Kamu sudah membantuku untuk masalah Mak Liu, anggap saja kita sudah impas."     

"Tentu saja, kalau Anda memang merasa tidak nyaman, Anda bisa memberiku sedikit uang jika mau," kata Lu Sheng lagi.     

'Tidak memiliki uang benar-benar sangat susah, ingin melakukan sesuatu saja harus berpikir panjang.'     

Chu Sihan menatap mata Lu Sheng yang penuh harapan itu, ia pun terdiam…     

"Hmm, tidak perlu terlalu banyak, cukup sepuluh atau dua puluh tael perak saja." Lu Sheng tidak serakah, ia meminta uang yang cukup untuk membeli daging saja.     

"Chu Yun." Chu Sihan memanggil.     

Chu Yun mengeluarkan dompet dan berjalan menuju Lu Sheng. "Tadi kami tergesa-tergesa keluar rumah, jadi tidak membawa banyak uang, di sini hanya ada seribu tael perak. Nona Lu, apakah ini cukup?"     

"Se… Seribu tael perak?" Lu Sheng segera mengambil dompet itu dan melihat isinya. Di dalamnya, gadis itu menemukan setumpuk uang kertas. Nilai paling kecil uang kertas itu adalah lima puluh tael perak, juga ada beberapa koin tael perak.     

Lu Sheng tersenyum dengan manis lalu berkata, "Cukup, sangat cukup!"     

Dengan uang sebanyak itu, Lu Sheng sudah bisa membuat kolam untuk budidaya udang, karang, dan kepiting sungai. Gadis itu pun berpikir bahwa ia bisa membuka restoran yang hidangan utamanya adalah udang, kerang, dan kepiting sungai yang dibudidayakannya.     

Lu Sheng sudah bisa membayangkan hari saat dirinya menjadi orang terkaya di desa Liuyue.     

"Nona Lu, apa kamu baik-baik saja?" Chu Yun yang melihat Lu Sheng memegang dompet sambil tersenyum aneh pun mulai mencemaskannya.     

"Ehem! Itu, apa… Apa kalian masih ada hal lain yang ingin dikatakan?"     

Chu Sihan berdiri. "Aku masih ada masalah lain yang perlu dilakukan, maka dari itu aku tidak tinggal terlalu lama. Nona Lu, kalau ada keperluan lain, kamu bisa mencari aku di rumah Chu."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya dan segera ikut berdiri. Setelah mengantar mereka pergi, gadis itu kembali ke halaman rumah dengan gembira, bahkan mengatakan kepada Lu Jiang dan Lu Xin kalau mereka akan makan daging babi.     

Mereka baru saja pergi ke kota dan Lu Sheng khawatir uang mereka tidak akan cukup untuk sekolah Lu Ran. Jadi, ia pun menghemat, tidak rela membeli sesuatu yang enak.     

Saat mendengar bahwa mereka akan makan daging babi, air liur Lu Jiang dan Lu Xin pun mulai mengalir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.