Gadis Lugu Liar Galak

DIMINTA ROH



DIMINTA ROH

0"Saya..." Mata Lu Sheng menatap ke sekeliling. "Sebenarnya aku diminta seseorang. Bukan, diminta sebuah roh untuk ke sini."     
0

"Diminta sebuah roh?" Mata Chu Sihan menyipit.     

Lu Sheng mengerutkan bibirnya dan berbicara dengan nada pelan, "Aku tidak tahu Tuan percaya atau tidak. Sebenarnya, aku bisa melihat mereka yang sudah meninggal."     

Chu Sihan tidak berkata apapun.Ia menatapnya dengan tenang, memperhatikan wajah kecil yang halus dan tampak serius itu. Sepertinya ia tidak berbohong.      

"Oh?" Chu Sihan menjawab dengan tidak yakin, "Coba ceritakan."     

"Nona Deng sebenarnya meminta bantuanku" ujar Lu Sheng. "Nona Deng bilang bahwa Tuan Shangguan telah bekerja sama dengan Zhao Wei. Tuan Shangguan ingin menuduh A Ming sebagai pelaku pembunuhan keluarga Deng, kemudian membagi rata harta keluarga Deng."     

"Dia juga mengatakan bahwa perjalanan Tuan menuju Jingcheng tidak akan berjalan mulus. Itu sebabnya, dia memintaku diam-diam untuk membantumu."     

Namun masyarakat tidak banyak yang tahu bahwa Tuan Shangguan bekerja sama dengan Zhao Wei untuk membagi harta keluarga Deng secara merata.     

Mungkinkah Lu Sheng mengatakan yang sebenarnya?     

Apakah benar dia bisa melihat roh manusia yang sudah meninggal?     

Chu Sihan pernah mendengar bahwa peramal kerajaan dapat memprediksi masa lalu dan masa depan.Bahkan melakukan perjalanan waktu. Namun, bisa melihat roh orang yang sudah meninggal...     

Benarkah ada hal mistis seperti ini?     

"Kamu tidak percaya padaku?"      

Lu Sheng melihat Chu Sihan mengerutkan keningnya, seakan sedang mencurigai kata-katanya. Ia pun melotot kepadanya dan merasa tidak senang.     

Lu Sheng melihatnya. Ia tidak menganggukkan dan menggelengkan kepala.     

Ia juga tidak tahu dia itu percaya atau tidak.     

"Tentu saja, jika Anda mau melihatnya, saya bisa memperlihatkannya kepada Anda."      

Untuk membuktikan keberadaan roh, Lu Sheng tidak keberatan membiarkan dia melihatnya. Bagaimanapun juga ini bukan masalah besar.     

"Aku juga bisa melihatnya?" Chu Sihan ragu.     

"Tentu saja!" Lu Sheng mengeluarkan sebuah kertas hu. Kemudian membakarnya langsung di hadapan Chu Sihan.     

Beberapa bayangan hitam melayang keluar. Kemudian dengan rapi berbaris di samping.     

Lu Sheng melihat dengan aneh kepada sebaris hantu yang patuh dalam seketika. Dirinya belum memberikan perintah. Seharusnya mereka tidak akan sepatuh ini. Apa karena aura yang dikeluarkan Chu Sihan sangat kuat sehingga mereka tertegun?     

Itu sangat mungkin!     

Chu Sihan merasa suhu dalam ruangan tiba-tiba menurun. Ia mengerutkan keningnya dan melihat sekelilingnya. Namun, tidak terlihat apapun.     

Lu Sheng mengeluarkan sebuah kertas hu lagi. Ia menggigit jari tangannya hingga sobek. Lalu, Lu Sheng menggambar di atas kertas hu sambil menggumamkan sesuatu.     

"Tutup mata."     

Begitu gumamannya selesai, Chu Sihan pun dengan patuh menutup matanya.     

Lu Sheng melambaikan kertas hu yang bertuliskan darahnya di depan mata Chu Sihan yang tertutup.Sebuah cahaya keemasan mulai menyala dan pada saat ini, kertas hu di tangannya terbakar sendiri.     

Lu Sheng melempar kertas hu tersebut ke lantai. Kemudian ia mengatakan, "Kamu sudah boleh membuka mata."     

Ketika Chu Sihan membuka matanya, ia melihat di dalam ruangan ini muncul beberapa orang. Bukan beberapa bayangan hitam.     

Mata mereka merah, seluruh badannya dikelilingi oleh udara hitam, kakinya tidak menginjak lantai tetapi sedang melayang-melayang di depan matanya.     

Semua ini membuat Chu Sihan yang tidak mempercayai keberadaan hantu pun terdiam di tempat dalam waktu yang lama..     

Seperti kata pepatah, apa yang didengar mungkin salah, tetapi apa yang dilihat benar. Kini Chu Sihan pun mulai mempercayai bahwa barang seperti memang benar ada.     

Chu Sihan tidak pernah mempercayai hal seperti ini, karena ia tidak pernah melihatnya.     

Lu Sheng khawatir membuat Chu Sihan ketakutan. Ia pun segera mengeluarkan kertas hu yang digunakan untuk menyimpan roh-roh hantu itu ke dalamnya.      

"Kali ini, kamu percaya padaku, kan?", Lu Sheng bertanya kepada Chu Sihan yang masih terdiam di tempat.     

Chu Sihan mengedipkan matanya. Kemudian ia menatap Lu Sheng dalam waktu yang lama dan ekspresi yang tenang, ia bertanya "Kenapa kamu bisa melakukan ini?"     

"Aku belajar dari guruku!" Lu Sheng menjawab dengan senyuman cerah..     

"Gurumu... peramal kerajaan?"     

Di negara Xuanyue, yang memiliki kemampuan hebat seperti ini hanyalah peramal kerajaan, ia tidak dapat memikirkan orang lain selain mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.