Gadis Lugu Liar Galak

LIN SIYE



LIN SIYE

0Lin Siye adalah mantan Menteri Keuangan Negara. Hanya saja, karena dijebak oleh seseorang, akhirnya ia dicopot dari jabatannya.     
0

Walaupun di kemudian hari Lin Siye terbukti tidak bersalah, bahkan Yang Mulia Kaisar secara langsung memintanya kembali menjadi Menteri Keuangan, namun ia tetap menolaknya dengan alasan usianya sudah tua. Ia merasa tidak memiliki tenaga lagi untuk melayani negara, sehingga ia menolak tawaran Yang Mulia Kaisar.     

Pada waktu itu, hal ini menjadi berita heboh di kalangan para menteri dan pejabat pemerintahan. Bahkan ada yang melapor pada Yang Mulia Kaisar agar memberikan hukuman pada Lin Siye karena dirasa tidak sopan untuk menolak titah Yang Mulia Kaisar.     

Hanya saja,Yang Mulia Kaisar tidak terlalu menghiraukan laporan itu.     

Lin Siye juga telah kembali dari Jingcheng ke Linjiangfu. Kini status Keluarga Lin di Linjiangfu bisa dikatakan tidak ada yang berani menandinginya.     

Tetapi, syukurnya Lin Siye sangat ramah dan baik hati. Ia tidak pernah mau menyusahkan orang lain. Tak heran, reputasi Keluarga Lin juga sangat baik.     

Chu Sihan sudah mengenal Lin Siye sejak ia pertama kali mengunjungi Jingcheng. Bahkan kini mereka telah menjadi sahabat. Mendapat kabar bahwa Chu Sihan akan ditugaskan ke Linjiangfu, Lin Siye sampai mengadakan perjamuan besar sebagai acara penyambutannya.     

Biasanya kalau ada waktu luang, Lin Siye juga sering mengajak Chu Sihan minum.     

Chu Sihan sudah pernah melihat seluruh penghuni Wisma Lin, tetapi ia jarang menemui Lin Jiang.     

Menurut kabar, Lin Jiang memang sering belajar ke luar kota. Ia jarang ada di rumah sehingga ketika Chu Sihan datang, ia pun tidak mengenalinya.     

Hanya saja, dari raut wajahnya, samar-samar terlihat kemiripannya dengan Lin Siye.     

Sedangkan Chu Yun, sebelum mengikuti Chu Sihan, selalu berada di Linjiangfu. Maka, ia pun pernah melihat Lin Jiang.     

Seumur hidupnya, Lin Jiang tidak memiliki hobi lain selain bertamasya, berkeliaran di luar, dan menjadi orang yang berjiwa bebas.     

Selama beberapa tahun ini, Lin Jiang sudah memiliki lebih dari sepuluh guru. Ini karena, guru yang ia peroleh tidak pernah bisa diandalkan. Semuanya hanya bisa berbicara, tetapi tidak memiliki keahlian. Semuanya tidak berguna baginya.     

Tadi saat Lin Jiang melihat kemampuan Lu Sheng, ia pun terkejut. Di dalam hatinya ia bersumpah, pasti akan membuat gadis ini menerima dirinya sebagai muridnya.     

Namun ketika ia mencari gadis itu, sosok putih itu sudah menghilang. Padahal gadis itu tidak menunggang kuda sedangkan dirinya menunggang kuda. Kenapa kecepatan kuda malah kalah dengan kecepatan manusia?     

Lin Jiang pun sangat kecewa karena kehilangan jejak gadis itu.     

Tapi ia juga tidak bisa kembali. Ia hanya bisa meneruskan perjalanannya menuju Lin Jiangfu.     

Lu Sheng melihat pria muda itu pergi, ia baru jalan keluar dari dalam hutan sana. Tatapannya yang bingung melihat ke arah Lin Jiang pergi, kemudian ia menoleh ke arah jalan kembali.     

Rombongan Chu Sihan belum berangkat. Sepertinya mereka tidak sedang terburu-buru untuk berangkat.     

Lu Sheng memilih sebuah pohon besar, lalu duduk menyandar di bawah pohon itu. Ia mulai memejamkan matanya dan beristirahat.     

Lu Sheng telah mengikuti rombongan Chu Sihan semalaman. Ia tidak tidur selama satu malam. Itu sebabnya kini ia mengantuk.     

Setelah beristirahat hingga siang hari, rombongan Chu Sihan mulai melanjutkan perjalanan mereka.     

Mendengar suara roda dan langkah kaki kuda yang mendekat, Lu Sheng segera membuka matanya. Ia mengeluarkan kertas hu transparan, menempelkannya pada dirinya sendiri, kemudian mengikuti mereka dengan tenang.     

Karena barang yang dibawa sangat berat, kecepatan delman kuda rombongan Chu Sihan pun sangat lambat. Lu Sheng cukup mengikuti mereka dengan berjalan cepat saja tanpa perlu berlari.     

Mereka terus berjalan seperti ini sepanjang sore. Pada akhirnya mereka berhenti di pos peristirahatan.     

Lu Sheng mengikuti mereka masuk ke pos peristirahatan. Kemudian ia ikut masuk ke dalam kamar bersama Chu Sihan dan Chu Yun.     

Chu Sihan yang berjalan tiba-tiba membalikkan kepalanya. Tatapannya yang tajam melihat tepat ke arah Lu Sheng. Lu Sheng bahkan tertegun di tempat karena tatapannya itu. Beberapa saat kemudian, ia baru menyadari bahwa Chu Sihan sama sekali tidak dapat melihat dirinya.     

"Tuan, kenapa?" Chu Yun bertanya karena ia ikut menolehkan kepalanya namun tidak menemukan apapun.     

"Tidak." Chu Sihan menggelengkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya.     

Chu Sihan juga tidak mengerti apakah dirinya kelelahan hingga ia merasa curiga. Sejujurnya, ia selalu merasa ada yang mengikuti mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.