Gadis Lugu Liar Galak

DENG RUMENG



DENG RUMENG

0Keesokan harinya.     
0

Setelah Lu Sheng menyiram kebun kecilnya, ia mengunci pintu rumah dan garbang halaman rumah. Kemudian, gadis itu membawa Lu Jiang dan Lu Xin ke tetangga sebelah rumah dan meminta tolong kepada mereka untuk menjaga adik-adiknya itu sebentar karena ia akan pergi ke kota.      

Peralatan masak di dapur sudah sedikit usang. Selain itu, beras, minyak, dan bumbu-bumbu masak lainnya juga sudah hampir habis. Lu Sheng merasa ia perlu membelinya.     

Begitu Lu Sheng memasuki gerbang kota, udara Yin pun langsung terasa. Gadis itu mengerutkan alisnya sambil bergumam, "Masih siang hari, tapi kenapa udara Yin terasa seberat ini?"     

Bahkan, sinar matahari yang terik itu tidak mampu menekan udara Yin yang terasa. Maka dari itu, Lu Sheng menyimpulkan bahwa kondisi tersebut hanya bisa dijelaskan karena adanya banyak roh yang mati tidak adil.     

"Nona, apa yang kamu katakan?"     

Seorang ibu tua yang berada dalam satu delman sapi dengan Lu Sheng mendengar gadis itu bergumam sendiri, ia pun bertanya karena penasaran.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak apa-apa."     

Rumah keluarga Deng berada di pintu masuk bagian Selatan. Begitu delman sapi yang dinaiki Lu Sheng berjalan melewatinya, ia pun segera menghentikan perjalanan.     

Lu Sheng menyadari bahwa udara Yin yang kuat tadi muncul dari rumah yang pintunya ditutup rapat itu. Masih ada segel di depan pintu gerbang rumah keluarga Deng.     

"Aduh, Nona Muda, sebaiknya jangan dekat-dekat! Tempat ini tidak baik." Ibu tua yang sebelumnya bertanya memperingatkan Lu Sheng dengan suara pelan.     

"Kenapa?" Lu Sheng yang penasaran pun bertanya.     

Ibu tua itu menjelaskan kepadanya, tetap dengan suara pelan, "Setengah bulan yang lalu, semua anggota keluarga Deng telah dibunuh. Semuanya! Kira-kira jumlahnya ada seratus orang dan semuanya mati! Hari itu turun hujan sangat deras. Darahnya itu... Orang-orang bilang darahnya mengalir membanjiri halaman rumah keluarga Deng. Mengerikan sekali!"     

"Apa pelakunya sudah tertangkap?" Lu Sheng bertanya lagi.     

"Katanya sudah ditangkap dan pelakunya adalah pelayan di rumah keluarga Deng. Katanya, dia memiliki hubungan gelap dengan nona keluarga Deng ini. Setelah hubungan itu terungkap, pelayan itu pun akhirnya diusir."     

"Karena amarah dan iri hati, ia pun meracuni air sumur dan akhirnya membunuh mereka semua dengan pisau." Ibu tua itu bercerita kepada Lu Sheng sambil merinding. Ia pun panik dan segera pergi sambil membawa keranjang sayurnya setelah selesai bercerita.     

Lu Sheng membatin, 'Kalau memang pelakunya sudah tertangkap, kenapa udara Yin ini masih begitu kuat?'     

"Aneh." Pandangan Lu Sheng menyapu ke arah rumah keluarga Deng sebentar, kemudian ia pun pergi dari sana.     

Namun, pada saat yang bersamaan, sebuah udara dingin lewat di sekitarnya dan sebuah bayangan hitam terbang di hadapannya. Saat Lu Sheng mengangkat kepalanya, ekspresinya yang tenang mulai berubah menjadi dingin.     

"Nona Pendeta, kami sekeluarga terkurung di dalam rumah ini dan tidak bisa keluar. Aku minta tolong, tolong lepaskan kami dari sini."     

Bayangan hitam itu mulai mewujudkan penampilannya menjadi seorang gadis muda yang cantik, ia mengambil sebuah saputangan dan mengelap air mata darahnya.     

"Kenapa kamu mengikutiku?" Lu Sheng bertanya dengan nada rendah sambil jalan.     

"Namaku Deng Rumeng, aku melihat aura Anda sangat jernih, maka aku pun menebak bahwa Anda mungkin adalah praktisi Taoist. Maka dari itu, aku mengajak Anda bicara."     

Lu Sheng tersenyum ringan. "Kalau memang terkurung di dalam, kenapa kamu bisa keluar?"     

"Karena aku tidak mati di dalam rumah."     

Deng Rumeng menggelengkan kepalanya sambil menangis tersedu-sedu. "Saat itu, Mama sudah memberikan restu kepadaku untuk pergi bersama Kakak Ming. Hanya saja, untuk menjaga nama baik keluarga Deng, kami sengaja mengusir Kakak Ming keluar rumah, kemudian aku menyusulnya lewat pintu belakang."     

"Hanya saja… Tidak lama setelah aku keluar dari pintu belakang, aku langsung ditangkap dan dimasukkan ke dalam karung goni. Setelah itu, aku pun dipukuli menggunakan tongkat hingga meninggal." Sambil berbicara, air mata darah Deng Rumeng terus mengalir deras.     

"Aku baru tahu, ternyata yang melakukan semua ini adalah Zhao Wei si bajingan itu dan bukan Kakak Ming." Saat Deng Rumeng mengatakan nama Zhao Wei, aura gelapnya pun bertambah berat.     

"Tenang! Tenang!" Melihat Deng Rumeng mulai tenang, Lu Sheng pun bertanya lagi sambil mengerutkan alisnya, "Jadi maksudmu, pelaku yang membunuh keluargamu bukanlah orang yang ditangkap itu, melainkan pelaku sebenarnya bernama Zhao Wei?"     

"Benar!" Deng Rumeng melanjutkan, "Jadi, Nona Pendeta, aku mohon, Anda harus menolong Kakak Ming, dia tidak bersalah!"     

"Apa hubunganmu dengan Zhao Wei itu?" Lu Sheng bertanya.      

"Dia adalah kakak sepupuku." Deng Rumeng pun menceritakan segala kejadian terkait kasus pembunuhan itu kepada Lu Sheng.     

---     

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.      

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.      

Terimakasih atas pengertian Anda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.