Gadis Lugu Liar Galak

LIN JIANG



LIN JIANG

0Pelayan kedai menyajikan makanan dan anggur wanita itu dengan cepat.     
0

Wanita itu segera menuang anggur ke dalam mangkok, lalu menghabiskannya dalam sekali tegukan. Kemudian, ia menyantap makanan yang di atas piring dengan santai.     

Gerak-geriknya ini diawasi oleh sepasang mata milik Chu Sihan. Semakin dilihat, ia semakin merasa mirip dengan orang yang di dalam hatinya itu. Namun meskipun berpikir demikian, ia tetap tidak berani bertindak apa-apa.     

Satu, takut salah orang. Kedua, takut dia ada musuh.     

"Nona hebat!" Seorang pria besar yang duduk di samping meja wanita itu melihat cara minumnya. Ia pun segera bertepuk tangan memuji.     

Wanita itu melirik pria besar itu, tersenyum kecil, dan tidak mengatakan apapun.     

Pria besar itu tidak marah, tetapi ia bertanya dengan nada yang membuat orang tidak nyaman, "Postur badan nona begitu cantik. Tapi bagaimana dengan wajahnya, ya?"     

Wanita itu mencibir dingin, "Apa urusanmu?"     

Pria besar itu mendengus. Ia segera berdiri dan mengambil pedang panjangnya, "Hari ini aku harus melihat wajahmu itu!"     

"Kalau kamu bisa." Ujar wanita itu tak acuh.     

Mendengar kata-katanya, pria besar itu pun menjadi kesal. Ia maju beberapa langkah untuk membuka topi cadar wanita itu. Namun belum sempat tangannya menyentuh topi cadar, badannya sudah ditangkis oleh suatu kekuatan.     

Pria itu terhuyung beberapa langkah, ia melotot kepada wanita itu dengan tidak percaya. Kemudian wanita itu menghina, "Dengan kemampuanmu yang rendahan begini, berani benar kamu menggangguku?"     

Pria besar itu marah besar. Dengan kesal ia menghunus pedangnya lalu melesat ke arah sang wanita. Namun, ujung pedangnya segera terjepit dengan kedua jari wanita itu.     

Pria besar itu ingin mencabut pedangnya, namun tidak peduli seberapa kuat ia berusaha, pedang itu tetap tidak bergerak satu mili pun. Maju tidak bisa, mundur juga tidak bisa. Pria itu hanya terdiam kebingungan sembari terus berusaha menarik-narik pedangnya.     

Tiba-tiba kedua jari mungil wanita itu melipat.     

Ctak!     

Ujung pedang pria besar itu pun patah.     

Kali ini tidak hanya pria besar itu, bahkan Chu Yun yang sedari tadi memperhatikan mereka juga ikut terkejut.      

Jika pendekar sehebat ini ternyata adalah lawan mereka, sepertinya harus tuannya sendiri yang maju menanganinya.     

"Saya tidak mengira keahlian seorang pendekar bisa begitu tinggi dalam usia semuda ini. Saya sudah sembrono. Saya telah mengganggu waktu luang pendekar. Saya minta maaf!" Pria besar itu sadar dirinya bukanlah lawan wanita itu, maka ia pun tidak berani membuat masalah lagi. Ia hanya meminta maaf kepadanya.     

Wanita itu melambaikan tangannya, sebagai tanda akhir dari perkelahian mereka.     

"Tuan, gadis itu perlu diawasi!" Chu Yun berbisik di telinga Chu Sihan.     

"Mhmm." Chu Sihan menanggapinya dengan ringan, namun tatapannya melihat terus menerus ke sosok wanita berpakaian putih itu.     

Semakin dilihat, Chu Sihan merasa bahwa wanita itu semakin mirip Lu Sheng. Ia pun merasa dirinya sudah kerasukan. Ia mengedipkan matanya untuk memperjelas pandangannya, kemudian meneguk habis sake yang ada di cangkirnya.     

Di dalam hatinya ia memaksa dirinya agar jangan melihat lagi ke arah gadis itu.     

Gadis berpakaian putih itu sebenarnya memang Lu Sheng. Selesai makan, ia tidak duduk terlalu lama di penginapan. Ia segera pergi setelah membayar makanannya.     

Begitu ia keluar, para tamu yang di penginapan pun menghela nafas lega.     

"Gadis itu tampaknya hanya berusia belasan tahun. tidak terlihat sama sekali kalau kemampuan Gongfu-nya begitu hebat."     

"Apanya yang belasan? Kalau dari suaranya, sepertinya usianya sudah tiga puluh tahunan."     

"Tidak mungkin!" Ada yang membantah, "Wanita mana yang memiliki kulit sehalus itu di usia tiga puluhan?"     

Tadi ketika Lu Sheng mengangkat tangannya, tanpa sengaja ia menunjukkan sedikit lengannya yang putih dan halus. Hal ini dapat dilihat oleh pelanggan kedai yang memiliki mata tajam.     

Dari sudut kedai, seorang pria muda yang berwajah tampan tiba-tiba berdiri dan berjalan keluar dari penginapan. Melihatnya bergerak, pengawal yang mengikutinya segera membayar makanan, lalu mengikutinya pergi. "Tuan Muda, tunggu sebentar!"     

Melihat ini, Chu Sihan bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Orang itu sepertinya sedikit familiar?"     

"Tuan, orang itu adalah putra termuda Keluarga Lin, Lin Jiang."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Ternyata ia putra keluarga Lin. Pantas saja tampak familiar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.