Gadis Lugu Liar Galak

KEBENARAN KASUS



KEBENARAN KASUS

0"Apa kamu kira kamu bisa lepas dari kasus ini?"     
0

Deng Rumeng mendekati Zhao Wei, "Kamu mencari pendeta siluman yang mengurung semua roh anggota keluarga kami di dalam rumah kami. Akan tetapi kamu lupa, aku tidak mati di dalam rumah!"     

Hanya dengan menatap wajahnya, Zhao Wei serasa ingin mengompol karena ketakutan.     

Kedua kakinya terasa lemas sehingga ia berlutut di atas tanah. Sedangkan kedua tangannya menutup kepalanya dan berteriak, "Jangan ke sini. Aku mohon jangan ke sini!"     

Namun seberapa kuatnya ia berteriak, Deng Rumeng tetap berada di hadapannya dengan raut wajah galak. Kedua matanya nampak melotot ke arahnya.     

"Adik sepupu, aku salah! Aku salah! Maafkan aku!"     

Melihat tingkah laku Zhao Wei yang aneh, hakim Shangguan mengerutkan keningnya.     

"Jangan-jangan Zhao Wei sedang kerasukan?"     

"Tadi ia baik-baik saja, mengapa sekarang malah menjadi gila?"     

...     

Para penonton terlihat mulai saling berbisik. Mereka membisikan kejadian yang terjadi di depan mata mereka tersebut.     

Tidak lama kemudian, Zhao Wei tampak bersujud ke suatu arah. Padahal tidak ada siapa-siapa di depannya.     

Tanpa sadar, mulutnya merancap, "Adik sepupu, maafkan aku. Nanti aku akan pulang. Aku juga segera mengutus pendeta itu mengeluarkan roh-roh bibi dan paman mereka semua dari kediaman Deng. Tak lupa, barang-barang keluarga Deng juga akan aku kembalikan. Aku sama sekali tidak memakainya. Asalkan kamu melepaskanku, aku akan mengembalikan semua harta ini!"     

Begitu ratapan yang diutarakan Zhao Wei. Para penonton sangat terkejut mendengarnya.     

"Bukankah kemarin dia bilang bahwa harta keluarga Deng sudah dibagi antara A Ming dan pencuri itu? Kenapa sekarang bisa berada di tangan Zhao Wei?"     

"Tadi dia menyebut adik sepupu. Bukankah adik sepupunya itu adalah Nona Deng? Jangan-jangan Nona Deng mencarinya untuk balas dendam?"     

"Kalau begitu, pelaku aslinya adalah… Jangan-jangan adalah Zhao Wei?"     

"Tadi dia sudah mengaku, kan?"     

Seketika raut wajah Hakim Shangguan berubah buruk.     

Tadi ia masih bersikeras di depan Chu Sihan bahwa A Ming adalah pelaku aslinya. Bahkan, ia berniat untuk segera menjatuhkan hukuman terlebih dahulu agar bisa segera menyelesaikan kasus tersebut sebelum Chu Sihan ikut campur.     

Tapi siapa sangka, Zhao Wei malah tiba-tiba menjadi gila di tengah pengadilan. Bahkan, ia mengatakan bahwa semua harta keluarga Deng ada di tangannya.     

Pernyataan ini bukannya menandakan bahwa hasil penyelidikannya salah?     

Dirinya sudah menjadi hakim selama belasan tahun. Akan tetapi kemampuan analisisnya kalah dengan anak muda yang baru memiliki pengalaman dua tahun.     

Jika berita ini sampai tersebar di masyarakat, bukannya dia akan menjadi bahan cemoohan?     

"Phak!" Hakim Shangguan memukul meja lalu berkata dengan dingin, "Zhao Wei mengganggu sidang pengadilan. Bawa dia keluar!"     

Kedua pengawal dari kepolisian di sisi hakim mendengar perintahnya. Mereka bergegas menyeret Zhao Wei keluar.     

Melihat terdapat genangan air di tempat yang tadi diduduki oleh Zhao Wei, para penonton pun segera menutup mulut lalu tertawa terbahak-bahak.     

Yu Mingyue mengambil kesempatan ini untuk berbicara, "Tuan, bukankah Anda sudah mendengar bahwa Zhao Wei adalah pelaku aslinya?"     

Tak disangka, hakim Shangguan dengan dingin berkata, "Siapa pelakunya? Aku belum mendengarnya sendiri. A Ming, kamu mengaku atau tidak?"     

Kini kasus tersebut semakin rumit. Hakim melanjutkan analisisnya yang salah begitu saja. Jika ia mengaku salah, mau diletakkan di mana wajah hakim ini?     

Lagipula Zhao Wei juga sudah berjanji kepadanya bahwa setelah kasus ini selesai, ia akan membagi setengah dari semua harta keluarga Deng kepadanya.     

Bisnis keluarga Deng sangatlah banyak. Bahkan, penginapan mereka saja ada sepuluh. Ditambah lagi, toko-toko lainnya. Setiap tahun, ia bisa mendapatkan kira-kira ratusan tael perak. Jika ia berhasil mendapatkannya, maka keluarga Shangguan pun tidak perlu melihat wajah keluarga Chu lagi.     

Selain itu, nyawa A Ming juga tidak terlalu berharga. Kalau mati ya sudah. Tidak ada yang perlu dikasihani.     

Mata Yu Mingyue melotot. Ia tidak bisa mempercayai hal tersebut.     

Para penonton juga tidak ada yang berani mendebatnya. Bagaimanapun mereka juga tidak mengetahui cerita asli kasus ini seperti apa.     

Lu Sheng mengerutkan keningnya. Ia ingin mengatakan sesuatu tetapi, pembicaraannya malah terpotong oleh sebuah suara.     

"Hakim Shangguan kini bermaksud untuk memaksa A Ming mengakui kesalahannya?"     

Chu Sihan yang berpakaian hijau berjalan menuju pengadilan. Matanya menatap hakim Shangguan yang berada panggung pengadilan dengan penuh wibawa.     

Wajah hakim Shangguan memucat. Ia pun segera berdiri dan berkata, "Hamba tidak akan berani berbuat selancang itu."     

"Tidak berani?" Chu Yun mendengus, "Anda diam-diam membuka sidang ketika Tuanku keluar. Bukannya niat Anda adalah untuk memaksanya mengakui kesalahannya?"     

Jika bukan karena mata-mata yang sempat ia kirimkan, maka kasus tersebut tentu akan diselesaikan dengan hasil semena-mena.     

Chu Yun maju menghadap para penonton, "Setengah bulan yang lalu, kedua pengawal Zhao Wei menggunakan karung goni untuk membungkus Nona Deng. Kemudian ia memukulnya hingga meninggal dan menelantarkan mayatnya di luar sana. Selain itu, diam-diam ia meracuni air sumur keluarga Deng. Pada malam yang sama, Zhao Wei keluar dari kota Huang di tengah hujan lebat, untuk menyewa pembunuh bayaran dari Andian. Tak hanya itu, ia juga merampas semua harta keluarga Deng untuk dirinya sendiri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.