Gadis Lugu Liar Galak

PERTEMUAN



PERTEMUAN

0Lu Sheng awalnya tidak ingin pergi bertemu Chu Sihan. Akan tetapi demi seribu tael perak yang kemarin, ia memutuskan untuk tetap pergi.     
0

Restoran terbesar kota Huangyang, Restoran Tianyang.     

Lu Sheng dan Chu Sihan sedang saling memandang di dalam ruang privat restoran. Pada akhirnya, Lu Sheng yang membuka pembicaraan duluan, "Ada urusan apa Tuan mencari saya?"     

Chu Sihan mengangkat kepalanya sedikit. Tatapannya yang tajam melihat ke luar jendela. Chu Yun yang berdiri diam di dalam ruangan pun menganggukkan kepalanya. Ia berjalan menuju ke arah jendela dan mendorongnya hingga pintu jendela itu terbuka.     

Seketika, terlihat dua sosok hitam yang melompat ke atap bangunan lain. Chu Yun pun segera mengejar mereka.     

Lu Sheng melihat ke arah jendela. Kemudian mencibirnya. Ia mengira mereka adalah pengawal Chu Sihan. Namun ternyata mereka adalah mata-mata yang dikirim untuk mengawasi Chu Sihan.     

"Esok lusa aku sudah harus kembali ke Linjiangfu. Ini untukmu." Chu Sihan meletakkan sebuah liontin giok di depannya.     

Lu Sheng melihat liontin tersebut. Lalu mengerutkan kening, "Untuk apa kamu memberikanku liontin ini?"     

Chi Sihan berkata, "Dengan liontin ini, kelak jika kamu menemui masalah, kamu bisa mencari bantuan ke pemilik Toko Buku Taoyuan. Kamu bisa meminta bantuan apa saja. Tentu, selama tidak melanggar hukum."     

"Aku tidak akan menemui masalah apapun." Lu Sheng mengembalikan liontin giok itu dan tersenyum, "Tuan Chu, apa kamu kira orang yang dapat menyelamatkanmu tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri?"     

Chu Sihan terdiam sejenak kemudian tertawa.     

Jika Lu Sheng tidak mau menerimanya, maka Chu Sihan juga tidak memaksanya. Ia menyimpan kembali liontin giok itu. "Kalau begitu ayo kita makan."     

Chu Sihan sebenarnya juga tidak memiliki tujuan apa-apa. Ia hanya ingin makan bersama dengan Lu sheng secara tenang, sebelum ia meninggalkan kota Huangyang      

Makanan di atas meja sangat mewah. Ini kedua kalinya Lu Sheng melihat hidangan semewah ini setelah datang ke dunia ini.     

Pertama kalinya adalah saat Chu Sihan mentraktirnya makan. Kedua kalinya, tetap Chu Sihan yang mentraktir makan.     

Makanan Restoran Tianyang tidak ada yang murah. Bahkan sepiring sayur yang paling biasa saja dijual dengan harga satu tael perak.     

Satu meja hidangan ini, setidaknya juga memerlukan hingga uang ratusan tael perak.     

'Dasar pemboros.'     

Di dalam hati Lu Sheng memarahinya, namun tangannya tanpa ragu tetap menyumpit makanan yang tersedia.     

Chu Sihan melihat Lu Sheng. Ia pun tersenyum kecil, kemudian kembali menundukkan kepalanya untuk minum.     

Lu Sheng juga menuang secangkir sake, dan menghabiskannya dalam satu tegukan. Ia mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak puas, "Kurang kuat."     

Sumpit Chu Sihan berhenti sejenak. Ia mengangkat pandangannya ke arah Lu Sheng, kemudian menyipitkan matanya lalu bertanya, "Aku perhatikan logatmu tidak mirip orang Huangyang, tetapi malah lebih mirip dengan logat orang Jingcheng."     

Sejak kecil, Chu Sihan sudah bersekolah di Jingcheng sehingga ia sangat tahu logat orang Jingcheng.     

"Kenapa? Apakah orang Huangyang tak boleh mahir bahasa Jingcheng?" Lu Sheng bertanya dengan sedikit galak.     

Chu Sihan tidak begitu memperdulikan sikapnya, ia malah bertanya dengan nada pelan, "Bukan tidak boleh. Hanya saja, kamu sejak lahir sudah di Huangyang. Aku sangat penasaran, kamu belajar dari mana?"     

"Apanya yang susah?" Lu Sheng mengangkat alisnya, "Selama aku mau mempelajari sesuatu, tidak ada yang sulit bagiku. Bahasa Jawa saja aku bisa, percaya tidak?"     

Chu Sihan mengedipkan matanya. Ia bertanya dengan bingung, "Dimana Negara Jawa itu?"     

Lu Sheng terdiam…     

Kemudian ia berdehem, "Ah, tidak. Aku hanya sembarang bicara."     

"Oh."     

Mereka berdua kini terdiam. Tidak ada yang mau berbicara.     

Saat suasana ruang pribadi semakin terasa canggung, tiba-tiba Chu Yun kembali. Setelah ia memberikan salam dan meneguk beberapa cangkir teh, ia membisikan sesuatu di telinga Chu Sihan.     

Melihat tindakan mereka berdua, Lu Sheng tidak berkata apapun.     

Ia tidak memberitahu mereka bahwa sebenarnya ia bisa mendengarkan percakapan mereka.     

Ia juga tidak ingin mencampuri masalah pribadi orang. Pendengarannya memang terlalu bagus jadi bukan salahnya jika ia tanpa sengaja mendengar percakapan mereka.     

Chu Yun mengatakan kepada Chu Sihan, bahwa kedua orang tadi bukanlah orang suruhan Chu Silin. Sepertinya ada pihak lain yang mengirim dua orang mata-mata tersebut. Namun saat ini belum diketahui siapa pelakunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.