Gadis Lugu Liar Galak

MENGANTAR SURAT



MENGANTAR SURAT

0Sudah setengah bulan Chu Sihan tidak ketemu Lu Sheng.     
0

Setelah ia melaporkan harta keluarga Deng ke dinas, ia pun sering "jalan-jalan" di tepi jalan. Namun sayangnya, selama setengah bulan, ia tidak pernah bertemu lagi dengan Lu Sheng.     

Menyadari bahwa waktunya untuk kembali ke Linjiangfu semakin dekat, Chu Sihan mau tidak mau harus segera bertemu dengan Lu Sheng.     

Sebenarnya ia ingin pergi menemui Lu Sheng. Namun karena Chu Silin yang mengawasinya dengan ketat, ditambah dengan dirinya yang takut akan membawa masalah pada Lu Sheng jika ia pergi ke rumahnya, maka ia mengurungkan niatnya.     

Sangat menjengkelkan.     

"Bagaimana kabar Nona Lu akhir-akhir ini, ya?"     

Akhir-akhir ini Chu Yun merasa Tuannya sedikit aneh.     

Pagi-pagi sekali, ia sudah pergi jalan-jalan. Ia baru pulang ketika matahari hampir tenggelam.     

Chu Yun juga tidak tahu apa yang hendak dilakukan oleh tuannya. Ia juga tidak berani bertanya. Maka ia hanya bisa mengikuti tuannya dari belakang saja tanpa terlalu memikirkan alasannya.     

Setelah mengikuti Chu Sihan selama setengah bulan, akhirnya Chu Yun memberanikan diri untuk bertanya, "Tuan, esok lusa kita sudah harus kembali ke Linjiangfu. Sepertinya Anda masih memiliki urusan yang belum diselesaikan?" Chu Yun bertanya dengan hati-hati.     

'Bukankah jalan-jalan tanpa tujuan seperti ini hanya akan menghabiskan waktu saja?' Gumam Chu Yun dalam hati.     

Mendengar pertanyaan Chu Yun, Chu Sihan pun segera menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah Chu Yun yang berada di belakangnya, kemudian terdiam sejenak dan mengatakan. "Maukah kamu membantuku untuk mengantarkan surat kepada Nona Lu?"     

Barulah Chu Yun mengerti apa yang sebenarnya berada di pikiran Tuannya selama setengah bulan ini.     

'Ternyata karena Nona Lu!'     

"Tuan kalau Anda merindukan Nona Lu, mengapa Anda tidak ke rumahnya saja?"     

Sejak kapan Tuannya malu-malu seperti seorang gadis?     

"Aku sebenarnya ingin ke sana. Hanya saja orang suruhan Chu Silin mengawasiku dengan ketat. Esok lusa kita sudah harus berangkat. Aku takut akan merepotkannya."     

Tanpanya, ia takut tidak akan ada yang dapat melindunginya.     

'Ternyata demi Nona Lu!'     

'Tapi, dengan kemampuan Nona Lu, siapa yang berani mengganggunya?'     

'Bukankah Chu Silin terluka karena Nona Lu?'     

Chu Yun merasa Tuannya terlalu mengkhawatirkannya.     

Tapi, perintah Tuan tidak dapat ditolak. Dia menangkupkan kedua tangannya dan membungkuk. "Aku akan mengikuti perintahmu, Tuan!"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Ia pun segera kembali ke rumahnya untuk menulis surat, kemudian memberikannya kepada Chu Yun. Ia mengutus Chu Yun untuk segera mengantarkan surat ini kepada Lu Sheng.     

Ketika Chu Yun sampai di rumah Lu Sheng, ia mendapati bahwa rumahnya kini sudah berbeda drastis dengan rumah sebelumnya.     

Temboknya bukan lagi tembok anyaman bambu, melainkan sudah tembok bata yang kokoh. Pintunya juga sudah bukan pintu yang terbuat dari kayu bakar, melainkan sebuah pintu kayu yang tebal.     

Chu Yun sempat mengira ia salah alamat. Ia mundur beberapa langkah untuk memastikan alamatnya. Dan ternyata, tetangga Nona Lu memang masih sama persis seperti sebelumnya.     

Kemudian ia berjalan maju lagi dan mengetuk pintu beberapa kali.     

"Iya." Dari dalam terdengar suara riang seorang gadis.     

Tidak lama kemudian, pintu pun terbuka. Lu Sheng berdiri di depan pintu. Tubuhnya dipenuhi lumpur.     

Chu Yun memperhatikan Lu Sheng dari atas ke bawah. Dengan ragu-ragu ia bertanya, "Apakah kamu… baru saja jatuh ke lubang lumpur?"     

"Aku baru pulang dari sawah." Lu Sheng memelototinya marah. Ia melihat ke belakang Chu Yun. Hanya tampak seekor kuda.     

'Kelihatannya orang itu tidak datang.'     

Lu Sheng bertanya dengan acuh tak acuh, "Untuk apa kamu ke sini?"     

"Aku datang untuk mengantarkan surat kepadamu." Chu Yun penasaran dengan keadaan di dalam rumah, maka ia pun berjalan masuk untuk melihatnya.     

Ia menemukan beberapa tanaman yang tidak pernah dilihatnya. Tanaman tersebut tumbuh di kebun sayuran yang ada di sana. Akan tetapi, rumahnya masih tetaplah rumah yang dulu.     

Di sudut halaman, bertumpukan sisa batu bata kemarin.     

"Di mana suratnya?" Lu Sheng bertanya pada Chu Yun yang tidak segera memberikan suratnya.     

"Ini." Chu Yun mengeluarkan surat tersebut dan memberikan kepada Lu Sheng.     

Lu Sheng menerima surat itu. Tidak ada tulisan di atas amplopnya. Maka, ia pun membuka amplop dan mengeluarkan suratnya.     

Chu Yun sangat penasaran. Ia juga ingin melihat isi surat tersebut. Namun Lu Sheng menghalanginya.     

Merasa ditegur, Chu Yun menyentuh hidungnya, kemudian pergi dengan mendengus pelan.     

Tidak banyak yang dikatakan Chu Sihan di dalam surat itu. Ia hanya mengatakan bahwa esok lusa dirinya akan kembali ke Linjiangfu, dan berharap bisa bertemu dengan Lu Sheng sebelum dia pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.