Gadis Lugu Liar Galak

CHU SIHAN MENGAKU SALAH



CHU SIHAN MENGAKU SALAH

0"Aku juga tidak melakukan apa-apa."     
0

Yu Mingyue menggaruk kepalanya dengan malu.     

Waktu itu, ia baru kembali dari Jingcheng. Begitu sampai di kota Huangyang, ia langsung mendengar kabar buruk yang terjadi pada keluarga Deng.     

Tiba-tiba ia teringat A Ming yang masih menunggu Deng Rumeng di penginapan. Ia pun segera berangkat untuk menemuinya. Ia juga tidak membawa banyak uang.     

Ia mencari dan hanya mendapatkan 6 koin perak. Maka ia pun memberikan semuanya kepada Lu Sheng.     

Melihat bawahannya membawa sebuah apel, ia pun menyuruh bawahannya untuk memberikan apel itu kepada Lu Sheng.     

"Darimana kamu tahu aku tinggal di sini?" Yu Mingyue sedikit curiga.     

"Kedatanganku hari ini bukan untuk mengunjungi Nona Yu."     

Lu Sheng mengeluarkan dua akta tanah dan sebuah tusuk konde yang terbungkus di dalam sapu tangan.     

"Ini adalah barang yang dititipkan oleh Nona Deng sebelum beliau meninggal. Ia mengutusku untuk menyerahkan ini kepada seseorang yang bernama A Ming. Ia juga bilang kepadaku bahwa jika tidak bertemu dengannya, aku bisa datang mencari Nona. Ia bilang Anda mengenalnya." Ujar Lu Sheng Ragu.     

"Rumeng?!"     

Mata Yu Mingyue segera memerah. Ia menerima barang tersebut dan melihatnya. Kemudian, ia pun menangis terisak-isak sambil memeluk barang-barang tersebut.     

Lu Sheng tidak berkata apa-apa. Ia hanya terdiam di sampingnya.     

Beberapa waktu kemudian, Yu Mingyue selesai menangis. Dengan terisak ia berkata, "Ibuku bilang ketika menemukan Rumeng, ia sudah tak bernyawa. Zhao Wei si binatang itu… sungguh tidak bisa dimaafkan!"     

Lu Sheng membuka mulut, "Kini pesan terakhirnya sudah kusampaikan, maka aku pamit dulu."     

Ketika ia baru berjalan sebanyak dua langkah, ia membalikkan badannya untuk berkata, "Oh ya, Nona Yu. Terima kasih banyak untuk waktu itu. Sampai jumpa lagi."     

Kini hati Yu Mingyue sedang sedih. Baginya tidak terpikir untuk mempersilahkan Lu Sheng duduk. Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu mengutus bawahannya untuk mengantar wanita tersebut keluar.     

Setelah keluar dari Wisma Yu, Lu Sheng pun menghela napas.     

Ia tidak menyangka ia bisa mengalami begitu banyak hal dalam satu perjalanan menuju kota.     

Lu Sheng berjalan menuju pasar, membeli apa yang diinginkannya. Kemudian secara diam-diam ia menyimpan semuanya ke dalam gelang ruangannya.     

Lalu, ia pergi ke toko baju untuk membeli dua set baju untuk dirinya dan kedua orang adiknya.     

Ketika Lu Sheng keluar dari toko baju, tanpa sengaja ia bertemu dengan Chu Sihan dan Chu Yun yang baru kembali dari Kantor Pengadilan.     

"Nona Lu, kenapa Anda ada di sini?" Chu Yun membuka percakapan.     

"Aku beli sesuatu." Ujarnya tanpa ekspresi. Namun jika dibandingkan dengan sikapnya dua hari yang lalu, bisa dikatakan perasaannya hari ini lebih buruk.     

Chu Sihan melihatnya untuk beberapa saat kemudian memberikan sebuah senyuman, "Kamu sudah tahu?"     

Lu Sheng tahu yang dimaksud Chu Sihan adalah identitasnya. Ia pun membalas dengan senyuman palsu, "Saya tidak menyangka, Tuan Magistrat yang terhormat juga memiliki waktu luang untuk berpura-pura menyembunyikan identitasnya dari orang seperti saya. Saya sungguh bangga."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Salahku."     

Chu Yun sangat terkejut. Sejak kapan Tuannya pernah mengaku salah pada seseorang?     

Salah, Tuannya sama sekali tidak pernah salah!     

"Salah apa?" Lu Sheng tetap menunjukkan senyuman palsunya, "Sebelumnya saya yang bodoh. Jika ada ucapan saya yang menyinggung Anda, saya harap Tuan dapat bermurah hati dan memaafkan ketidaktahuan saya."     

Chu Sihan tahu Lu Sheng sedang marah, ia sendiri juga merasa bersalah.     

"Lalu, apa maumu?" Tanya Chu Sihan.     

Lu Sheng melihatnya dengan bingung. Ia tidak berkata apa-apa.     

"Harus bagaimana agar kamu mau memaafkan aku."     

Meskipun Lu Sheng sudah mengetahui identitas aslinya, Chu Sihan tetap mengatakan dirinya sebagai "Aku" bukan dengan formal mengatakan "Saya".     

Lu Sheng dengan curiga menyipitkan matanya. Kemudian tersenyum, "Kalau ingin meminta maaf, seharusnya saya yang minta maaf kepada Anda, Tuan tidak punya salah. Kenapa meminta maaf kepada saya? Bukannya terbalik?"     

Lu Sheng tahu bahwa dirinya sudah mengatakan sesuatu yang tidak pantas sebelumnya. Akan tetapi, memang dia yang menyembunyikan identitasnya duluan.     

Ia tidak dapat menyalahkannya!     

Tapi dia yang salah!     

"Kalau begitu aku maafkan kamu." Chu Sihan mengeluarkan aura yang wibawanya dan bertanya, "Jadi, nona Lu bersedia menemaniku makan siang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.