Gadis Lugu Liar Galak

ITU PERBUATANKU



ITU PERBUATANKU

Penyerahan diri Lu Dahua membuat seluruh desa Liuyue merasa terkejut, marah, dan tidak percaya.

Para penduduk desa pun sangat kasihan kepada Lu Ran dan Lu Sheng. Kedua anak yang seharusnya tumbuh didampingi oleh ibunya hingga besar itu harus merasakan kehilangan karena kekejaman ayah kandung dan wanita jahat yang kemudian menjadi ibu tiri mereka.

Kepala desa dan semua orang yang memiliki hubungannya baik dengan keluarga Lu sengaja datang untuk menghibur Lu Ran dan Lu Sheng.

Awalnya, mereka berpikir bahwa orang yang paling sedih akibat insiden itu pasti adalah Lu Sheng.

Siapa sangka, ketika para penduduk dan kepada desa berkunjung ke rumah keluarga Lu, mereka melihat Lu Sheng sedang mencabut rumput bersama Lu Jiang dan Lu Xin, terlihat tenang dan tentram.

Mereka mengira Lu Sheng terlalu sedih sehingga ingin mengerjakan sesuatu yang lain untuk mengalihkan perhatiannya. Maka dari itu, mereka pun memberikan nasehat kepada gadis itu sebelum pulang.

Saat semua orang sudah pulang, tersisa Lu Ran, Lu Sheng, Lu Jiang, dan Lu Xin di rumah itu.

"A Sheng, apakah kamu sudah tahu tentang ini sebelumnya?" Wajah Lu Ran sangat pucat, tampak lingkaran hitam di sekitar matanya. Pria itu terlihat sangat lelah.

Lu Ran memandang Lu Sheng dengan mata merah.

"Hmm, belum lama juga."

Lu Sheng meletakkan cangkulnya, kemudian berkata dengan kepalanya menunduk ke tanah, "Aku juga baru tahu dua hari yang lalu."

Pada saat itu, Lu Ning mengatakan bahwa ia ingin menikah dengan Tuan Magistrat yang dijodohkan dengan Lu Sheng. Namun, ia bukan anak kandung keluarga Lu sehingga ia pun meminta Mak Liu untuk membunuh Lu Sheng yang asli.

Namun, Mak Liu adalah orang yang hanya berani mengganggu yang lebih lemah darinya. Ia memang berani merayu Lu Dahua untuk meracuni Mak He, tetapi ia sama sekali tidak berani main-main dengan Tuan Magistrat. Hal itu membuatnya menolak permintaan Lu Ning.

Mak Liu tidak pernah menyangka bahwa Lu Ning akan mengancamnya. Putrinya itu berkata jika Mak Liu tidak membantunya menyingkirkan Lu Sheng, maka ia akan mengatakan perbuatan yang telah dilakukan Lu Dahua dan dirinya terhadap Mak He.

Sifat putrinya itu, Mak He sudah sangat tahu. Kalau Lu Ning mengatakan akan membeberkan kebenarannya, maka ia pasti akan benar-benar melakukannya.

Mau tidak mau, Mak Liu pun setuju membantu Lu Ning membunuh Lu Sheng.

Namun ternyata, percakapan antara Lu Ning dan Mak Liu tentang kematian Mak He itu tidak sengaja terdengar oleh Lu Sheng yang asli. Gadis itu baru saja pulang dari suatu tempat dan mendengar hal itu dengan jelas.

Mak Liu takut Lu Sheng yang asli mengatakan hal itu ke orang lain, maka ia pun jadi benar-benar ingin membunuhnya.

Mak Liu dan Lu Ning memukul Lu Sheng yang asli hingga pingsan. Kemudian, mereka menyeretnya ke kamar dan membekap wajah gadis itu dengan selimut hingga tidak bisa bernapas.

Setelah itu, Mak Liu dan Lu Ning membuang mayat Lu Sheng ke dalam air sungai.

"Kamu tahu dari siapa?" Lu Ran bertanya lagi.

"Mak Liu dan Lu Ning." Lu Sheng tetap menundukkan kepalanya, membuat Lu Ran tidak dapat membaca ekspresinya.

Ekspresi Lu Ran menunjukkan kemarahan, dengan dingin ia bertanya lagi, "Jadi, karena itu mereka mencoba membunuhmu?"

Lu Sheng menjawab singkat, "Mungkin."

Lu Ran tidak tahu harus mengatakan apa. Kalau hanya Mak Liu yang bersalah, mungkin hal itu tidak akan begitu sulit untuk diterima. Namun yang paling tidak pernah ia duga adalah, kematian ibunya berkaitan dengan Lu Dahua, sang ayah kandung.

Lu Ran berusaha menekan kesedihannya, dengan tidak berdaya ia berkata, "Lalu tentang rumah kita yang dihantui selama dua hari ini…"

"Itu perbuatanku," Lu Sheng mengakui perbuatannya dengan tulus.

"Bagus sekali!" Lu Ran hanya mengatakan hal itu, kemudian kembali ke kamarnya.

Setelah Lu Ran masuk ke kamarnya, Lu Jiang mendekati Lu Sheng sambil menggandeng tangan Lu Xin. "Kakak Sheng, kami lapar."

"Tunggu, kakak buatkan makanan untuk kalian dulu ya." Lu Sheng mencuci tangannya dan masuk ke dalam dapur.

Mak Liu adalah orang yang sangat pelit. Bahkan, biasanya ia tidak rela makan makanan yang enak dan hanya sering menyimpannya tanpa dimakan.

Lu Sheng membuka guci beras dan melihat isinya hanya tersisa tidak sampai setengah.

Di sampingnya ada guci tepung. Setelah dibuka, guci tepung itu masih terisi penuh, sepertinya belum sempat dipakai.

Lu Sheng juga melihat ada telur, maka ia pun memutuskan untuk membuat penekuk telur.

Setelah beberapa waktu berkutat di dapur, Lu Sheng keluar dengan sepiring penekuk telur. Ia membiarkan Lu Jiang dan Lu Xin makan terlebih dahulu, kemudian mengetuk pintu kamar Lu Ran.

Lu Ran yang masih terkejut dengan apa yang terjadi kepada keluarganya pun mengatakan kalau dirinya tidak memiliki nafsu makan, membiarkan Lu Sheng dan adik-adik makan duluan.

Mendengar itu, Lu Sheng tidak memaksanya. Ia berjalan kembali ke depan meja dan melihat Lu Jiang dan Lu Xin yang ternyata belum mulai makan.

"Kalian berdua, ayo makan." Lu Sheng mengambilkan penekuk telur dan menaruh di piring Lu Jiang dan Lu Xin, masing-masing satu.

Lu Jiang melihat ke arah penekuk telur sambil menelan air liurnya. "Kakak Sheng, tepung ini dibeli Mama untuk Papa dan Kakak Ning."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.