Gadis Lugu Liar Galak

LU NING MENGATAKAN KEBENARAN



LU NING MENGATAKAN KEBENARAN

0

Lu Sheng yang sudah bosan berdiri akhirnya mencari tempat duduk dan berdiam diri di sana sambil menunggu kedatangan penyihir.

0

Ketika Lu Dahua kembali ke rumah membawa penyihir, waktu sudah berlalu satu jam. Lu Sheng yang duduk di samping sudah mengantuk karena lelah menunggu. Ketika mendengar suara langkah kaki, ia pun terkejut dan langsung terbangun.

Penduduk desa Liuyue yang melihat Lu Dahua pergi untuk mengundang penyihir pun berkumpul kembali di depan rumah keluarga Lu.

Chu Sihan dan Chu Yun yang kebetulan baru keluar dari rumah kepala desa pun mendengar kabar itu. Alhasil, mereka juga ikut berbaur dengan kerumunan warga di sekeliling rumah keluarga Lu.

"Apakah rumah keluarga Lu ini benar-benar dihantui?" Pertanyaan-pertanyaan serupa mulai terlontar dari beberapa orang.

"Aku juga tidak tahu. Tapi jeritan Lu Ning semalam benar-benar membuat aku terkejut."

"Iya, 'kan? Rumah kami pas di samping mereka, saat jeritan itu terdengar tengah malam tadi, bahkan keledai kami yang tidur seperti seekor babi saja terkejut dan langsung bangun."

Ada yang tertawa. "Mak Yang, mungkin yang kamu maksud adalah suamimu sendiri."

Ibu-ibu itu pun tertawa sambil menganggukkan kepalanya.

Sebaliknya, ekspresi wajah Chu Sihan pun segera berubah dingin ketika mendengar percakapan mereka.

Chu Yun juga merasa ada yang aneh di dalam percakapan mereka. "Tuan, bukankah Nyonya itu mengatakan kalau mereka mengundang Pendeta Tao untuk mencari Nona Lu?"

Tatapan Chu Sihan menggelap. "Kita lihat saja dulu."

Chu Yun menundukkan kepala sambil mengatakan, "Baik." Kemudian, ia pun kembali memfokuskan pandangan ke rumah keluarga Lu.

Setelah penyihir itu datang, barang-barang yang berserakan di lantai kembali dipajang di atas meja persembahan.

Tempat bakar dupa juga diisi kembali dengan pasir halus, dan batang dupanya pun ditata lagi.

Di atas meja persembahan itu juga ada buah apel yang dibeli Lu Dahua dalam perjalanan kembali ke rumah tadi.

Beberapa saat kemudian, ritual pun dimulai.

Penyihir membakar sebatang dupa, kemudian menyuruh Lu Dahua dan Mak Liu masing-masing ikut membakar dupa. Setelah itu, penyihir tersebut mulai membacakan mantra yang tidak dimengerti orang lain, sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

Lu Sheng hanya mempelajari ilmu kertas hu kuning, jadi ia juga tidak mengerti apa yang dibacakan oleh penyihir itu.

Tidak lama kemudian, penyihir mulai mengelilingi rumah keluarga Lu sambil membawa tiga dupa di tangannya.

Orang-orang yang melihat dari luar pun penasaran sehingga mereka menjadi sunyi dan fokus pada adegan tersebut.

Mereka melihat penyihir itu menggeleng-gelengkan kepala sambil memandang Lu Dahua. Setelah itu, ia mulai menjelaskan, "Ada aura hitam yang berat, hantu dengan dendam yang menjerat. Untungnya, semua itu sudah diselesaikan oleh orang yang baik hati."

Setelah penyihir mengatakan hal itu, ia tertegun sebentar kemudian kembali menguap. "Sebaiknya kalian mengatakan kebenarannya. Jika mengungkapkannya sekarang, mungkin hukuman kalian bisa diringankan. Tapi jika kalian tidak bersedia, maka itu hanya bisa dibayar dengan nyawa kalian."

Lu Dahua, Mak Liu, dan Lu Ning pun langsung membeku di tempat ketika mendengar kata-kata penyihir tersebut.

Penyihir itu menggelengkan kepalanya lagi sambil menghelakan napas berat. Ia berjalan kembali ke depan meja, menusukkan ketiga dupa yang ada di tangannya di atas tempat bakar dupa. Kemudian, ia mengambil uang yang terletak di dalam mangkok, membalikkan badannya dan menghadap Lu Dahua.

"Segala sesuatu tidak akan bisa disembunyikan, Dewa pasti akan mengetahuinya. Kamu mungkin bisa menyimpan rahasia ini dalam beberapa waktu, tetapi kamu tidak akan bisa menyimpannya seumur hidup. Bersiap-siaplah!"

Itu sudah menjadi peringatan kedua. Sudah ada dua orang yang menasehati Lu Dahua, Mak Liu, dan Lu Ning untuk bersiap-siap menghadapi sesuatu.

Setelah penyihir itu meninggalkan rumah keluarga Lu, orang-orang yang ada di luar pun mulai membicarakan hal itu.

Penyihir itu mengatakan kalau aura hitam di rumah keluarga Lu sangat kuat. Kata-katanya itu seolah mengisyaratkan bahwa orang-orang di rumah keluarga Lu sering membunuh.

"Mama, Mama, apakah roh Lu Sheng kembali? Dia kembali ingin membalas dendam, benarkah?"

Jiwa Lu Ning mulai lamban karena ketakutan. Seluruh badannya gemetaran, dengan tatapan kosong ia melihat ke depan.

"Dia pulang! Dia pulang ingin membalas dendam. Kita telah membunuhnya, pasti dia kembali mau mengambil nyawa kita juga!"

"Lu Ning!" Mak Liu sangat terkejut, ia ingin menghalangi Lu Ning melanjutkan kata-katanya.

Siapa sangka, Lu Ning tiba-tiba berlutut ke arah sungai dan mulai bersujud, semakin kuat dan kuat.

Mulut Lu Ning pun mulai berkata sambil gemetaran dan menangis, "Maafkan aku, maafkanlah aku! Aku tahu aku salah, tapi bukan aku yang membunuhmu. Mama yang membekapmu hingga mati dengan selimut!"

Begitu Lu Ning mengatakan hal itu, semua orang pun terkejut. Bahkan Lu Dahua juga langsung memandang Mak Liu dengan tatapan tidak percaya.

"Aku… aku…" Mak Liu mundur beberapa langkah, tidak dapat memberikan penjelasan apa pun.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.