Gadis Lugu Liar Galak

RUMAH KELUARGA LU DIHANTUI (2)



RUMAH KELUARGA LU DIHANTUI (2)

0

Mak Liu berdiri, ia jalan menuju pintu kamar dan menguncinya sekali lagi. Setelah berulang kali memastikan bahwa pintu itu sudah terkunci, ia pun membalikkan badannya.

0

Namun, ketika Mak Liu baru saja membalikkan badannya, pintu yang tadinya sudah dikunci itu pun terbuka dengan sendirinya sekali lagi.

Lu Ning sekali lagi berteriak dengan keras. Seluruh badan Mak Liu pun membeku di tempat.

Mak Liu merasakan hawa dingin di punggungnya. Wanita itu pun berkeringat dingin dalam seketika, tidak bisa melangkahkan kakinya sama sekali.

Lu Ning membungkus dirinya sendiri di tempat tidur dan berkata kepada Mak Liu, "Pasti dia sudah pulang!"

Pada saat itu, Lu Sheng yang berdiri di belakang Mak Liu tiba-tiba melepaskan kertas hu kuning transparansinya. Gadis itu berjinjit, menunjukkan kepalanya sambil memandang Lu Ning dengan senyuman yang seram.

"Aaa!!!"

Teriakan Lu Ninga sangat kencang, bergema hampir di seluruh desa Liuyue. Para tetangga yang mendengar teriakan itu pun terbangun dan membuka pintu rumah mereka, ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Dalam beberapa detik, Lu Sheng segera menempelkan kembali kertas hu kuning transparansi itu dan diam-diam meninggalkan rumah keluarga Lu.

Menurut Lu Sheng, orang seperti Mak Liu dan Lu Ning tidak cukup jika hanya ditakut-takuti satu kali saja. Harus beberapa kali sampai mereka merasa jera.

Lu Dahua yang perasaannya memang sedang tidak senang pun semakin dibuat kesal saat Lu Ning terus-menerus berteriak.

"Dahua, rumah kita dihantui!"

Saat melihat Lu Dahua keluar dari kamar, Mak Liu pun langsung mengatakan hal itu dengan panik. Namun karena takut Lu Dahua curiga, maka ia tidak berani mengatakan kalau hantu yang mereka maksud adalah Lu Sheng.

"Hantu?" Lu Ran masuk ke halaman dan tersenyum dengan dingin, "Sepertinya hantu itu ada di hati kalian sendiri."

Lu Dahua melirik Lu Ran sekilas, kemudian ia baru bertanya kepada mak Liu apa yang sebenarnya terjadi.

Mak Liu pun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya bersama Lu Ning. Namun, dari awal hingga akhir cerita, ia sama sekali tidak mengatakan bahwa hantu itu adalah Lu Sheng. 

Sebenarnya, kematian ibu kandung Lu Sheng, Mak He, merupakan ulah Lu Dahua dan Mak Liu. Mak He awalnya hanya sakit flu biasa, tapi mereka berdua diam-diam memasukkan racun arsenik ke dalam obatnya. Pada akhirnya, Mak He pun meninggal karena penyakit yang tidak bisa diobati.

Saat mendengar bahwa Mak Liu dan Lu Ning mendapat gangguan oleh sosok hantu wanita, yang pertama terbayang oleh Lu Dahua adalah Mak He. 

Lu Dahua terdiam sejenak, kemudian berkata kepada Mak Liu, "Besok, kamu pergilah ke kuil Baima. Minta seorang Pendeta Tao untuk pergi ke sini dan melihat-lihat."

Lu Ran mencibir dengan dingin, kemudian kembali ke kamarnya sendiri. Besok, ia masih ingin melanjutkan pencarian Lu Sheng. Baginya tidak ada waktu untuk memikirkan masalah hantu seperti itu.

Keesokan harinya, saat langit baru mulai terang, Mak Liu dan Lu Ning sudah buru-buru berangkat ke kuil Baima untuk mencari Pendeta Tao.

Hampir semua penduduk desa mendengar suara teriakan Lu Ning di malam sebelumnya. Jadi saat melihat gadis itu dan ibunya pergi mencari Pendeta Tao pagi-pagi sekali, mereka pun menduga bahwa rumah keluarga Lu telah dihantui.

Ada juga beberapa penduduk desa yang mengatakan bahwa Lu Sheng hilang karena disembunyikan oleh hantu. Mereka berpikir, mana mungkin gadis yang baik bisa menghilang begitu saja?

Sifat Lu Sheng memang lemah lembut dan seluruh penduduk desa mengetahui hal itu. Biasanya, saat berbicara dengan orang lain, gadis itu bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.

'Gadis seperti itu, mana mungkin memiliki keberanian untuk melarikan diri dari rumah?' pikir kebanyakan penduduk desa.

Jadi, saat ada yang mengatakan bahwa mungkin Lu Sheng pergi mencari Duan Zhen, kebanyakan orang tidak memercayainya.

Pada siang harinya, Mak Liu dan Lu Ning kembali ke rumah dengan seorang Pendeta Tao yang berjubah biru.

Pendeta Tao itu mengelilingi halaman rumah keluarga Lu, kemudian mengutus Lu Dahua menyediakan barang-barang yang diperlukan.

Para penduduk desa pun bersama-sama mengelilingi rumah keluarga Lu dengan penasaran, ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi dan apakah benar ada hantu di sana.

Lu Sheng yang masih menggunakan kertas hu kuning transparan juga berdiri di tengah kerumunan, menyaksikan adegan yang menarik itu. 

Lu Dahua menyediakan meja untuk persembahan dewa di halaman rumah mereka, di atasnya ada tempat bakar dupa yang kecil dan beberapa barang yang diperlukan.

Tidak lama kemudian, Pendeta Tao berjalan ke depan meja persembahan. Dengan pedang kayu mahoni di tangannya, ia menutup kedua matanya dan mulai mulutnya mulai komat-kamit merapalkan sesuatu.

Pendeta Tao melakukan semua hal itu dengan sangat meyakinkan.

Lu Sheng pun memerhatikan dengan tatapan yang serius, terlihat tertarik.

Lu Sheng bisa melihat bahwa Pendeta Tao itu memang memiliki kemampuan Taoist. Hanya saja, kemampuan itu masih jauh lebih lemah daripada dirinya.

Pendeta Tao itu tiba-tiba membuka matanya, kemudian melihat ke arah Lu Dahua, Mak Liu, dan Lu Ning. Tatapannya menunjukkan amarah. Ia bahkan tiba-tiba mendorong semua barang yang ada di atas meja persembahan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.