Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Dia Pacarku (2)



Dia Pacarku (2)

0"Kak Yan... Kak Yan…" Panggilan orang di sebelahnya menarik kembali pikiran Li Yan dari lamunan.      
0

Li Yan menoleh dan melirik orang di sampingnya, lalu berkata dengan dingin, "Bukan apa-apa."     

Senyum di wajah Lu Shu sedikit membeku, lalu dirinya melihat ke arah yang baru saja dilihat Li Yan. Kebetulan ia melihat Zhao Youlin sedang menggandeng tangan Mu Tingfeng dan berjalan ke dalam mobil.      

Matanya sedikit dingin, lalu ia pura-pura terkejut, "Hei, bukankah orang itu korban kasus yang kita tangani waktu itu? Bagaimana dia bisa muncul di sini? Orang di sebelahnya, eh? Sepertinya itu lelaki yang melindunginya dari tembakan pistol."     

Sambil melihat dua orang yang tidak jauh, Lu Shu dengan hati-hati mengamati wajah Li Yan. Setelah memastikan bahwa dirinya tidak bereaksi, ia melanjutkan.      

"Kak Yan, menurutmu apa hubungan antara mereka berdua? Pacar, atau suami-istri? Menurutku seharusnya mereka itu suami-istri, bahkan jika bukan suami-istri, pasti mereka sepasang kekasih yang sudah dijodohkan oleh keluarga mereka. Kalau tidak, mana mungkin lelaki besar itu mau mengorbankan nyawa demi menyelamatkan si perempuan? Apakah kamu juga berpikir begitu?"     

Ekspresi Li Yan tetap sama, tetapi tangan yang memegang kemudi tanpa sadar mengencang.     

Lu Shu tampaknya tidak memperhatikan itu dan terus berkata seakan menambahkan bahan bakar ke kobaran api.      

"Perhatikan baik-baik, apalagi mereka berdua benar-benar serasi. Orang yang satu sangat cantik, dan seorang yang satunya sangat tinggi dan tampan. Mereka bagaikan pasangan antara dewa dan dewi."      

"Lelaki itu… oh, iya, pantas saja aku merasa seperti melihatnya sebelumnya. Dia orang yang menjadi model sampul majalah keuangan beberapa waktu lalu. Bukankah itu memang dia, kan? Presdir Grup Mufeng!"      

"Wah… dia benar-benar lelaki kaya dan tampan. Kalau aku tidak salah ingat, perempuan itu tampaknya juga anak orang kaya, kan? Status sosial mereka saja sudah cocok, benar-benar…"     

"Cukup!" Sebelum Lu Shu bisa menghela napas, Li Yan tidak tahan untuk menggeram padanya, lalu memotong kata-katanya yang belum selesai.     

"Kak… Kak Yan…" Lu Shu terkejut, dan ada sedikit keluhan muncul di alisnya.     

Namun pada saat ini, Li Yan benar-benar kesal dengan yang dikatakan Lu Shu barusan. Jadi, ia berkata dengan wajah muram, "Jangan pedulikan urusan orang lain. Entah mereka itu pacar atau suami-istri, itu urusan mereka, untuk apa kamu memperdulikannya?"     

"Kak Yan, aku hanya…"     

Lu Shu ingin membela diri, tetapi sayangnya sebelum bisa menyelesaikan kalimatnya, Li Yan memotong pembicaraan lagi.      

"Hanya apa? Hanya karena penasaran, atau karena itu menyenangkan? Apakah hanya karena dia tinggi, tampan, dan kaya? Ha! Ya, aku memang tidak seperti dia yang tinggi, tampan, dan kaya. Aku hanya polisi miskin yang tidak punya keahlian. Sepanjang hariku hanya dihabiskan dengan berada di kantor polisi menunggu kematian."      

"Bahkan tempat tinggal dan mobil yang kupunya, semua adalah pemberianmu. Aku tidak pantas untukmu! Kalau kamu memang suka dengan lelaki itu, kita cerai saja. Aku akan membebaskanmu, aku percaya ada banyak lelaki yang mengantri untuk jadi suamimu melihat kondisi keluargamu."     

Begitu Li Yan mengucapkan kata-kata ini, keluhan di wajah Lu Shu tiba-tiba berubah menjadi tidak berani percaya pada kata-kata itu. Matanya melebar dan hanya menatap Li Yan dengan kesedihan, lalu dipenuhi dengan air mata dalam sekejap.     

"Kak Yan, bukan itu maksudku. Kamu... kamu kenapa bisa mengatakan itu padaku? Apakah kamu masih tidak memahami hatiku untukmu? Apakah kamu ingin aku membedah dan mengambil hatiku untuk kutunjukkan padamu supaya kamu bisa percaya bahwa aku sangat tulus kepadamu?"      

"Aku… huh... sebenarnya, aku selalu tahu bahwa kamu masih tidak bisa melupakan Kapten Zhao, tetapi aku bersedia menunggumu keluar dari rasa sedih kehilangannya."      

"Lagi pula, aku sangat mencintaimu, bagaimana kamu bisa mengatakan itu padaku, bahkan bicara soal perceraian padaku? Apakah di hatimu, aku adalah gadis yang begitu sembrono, atau aku tidak ada sama sekali di hatimu, sehingga kau ingin sekali mencari alasan untuk berpisah denganku?"     

Melihat air mata Lu Shu, Li Yan akhirnya menyadari kesalahannya. Sedikit rasa canggung melintas di wajahnya, dan buru-buru mengulurkan tangan untuk menghapus air mata Lu Shu. Wajahnya penuh rasa ingin minta maaf.      

"Aku... aku tidak bermaksud seperti itu. Jangan menangis. Aku telah salah bicara. Ada banyak masalah di kantor akhir-akhir ini, jadi aku sedikit kesal. Aku tidak bermaksud kehilangan kesabaran menghadapimu. Jangan menangis."     

Sambil terisak, Lu Shu masih tidak lupa untuk fokus mengungkapkan perasaannya kepadanya, "Aku tahu bahwa Kak Yan telah berada di bawah banyak tekanan baru-baru ini. Aku juga tahu bahwa Kak Yan telah mengkhawatirkan situasi kita saat ini karena ayahku, sehingga merasa dirimu tertekan, dan karena kekuatan orang tua, kita jadi seperti hari ini."      

"Sebenarnya, Kak Yan sungguh tidak perlu terlalu memperdulikannya. Kita adalah satu keluarga. Ayahku adalah ayahmu juga, jadi semua yang kamu dapatkan ini memang seharusnya kamu dapatkan. Kamu tidak perlu terlalu terbebani. Hanya saja, Kak Yan, jangan mengatakan kata-kata semacam itu lagi. Perceraian atau bahkan semacamnya, aku sungguh tidak sanggup menerimanya, huhuhu…."     

Li Yan melihat Lu Shu yang sedih, sedikit mengernyit. Mau tidak mau dirinya merasa sedikit menyesal. Ia pun menghibur dengan suara rendah, "Oke, oke, ini salahku, ini salahku, aku tidak akan pernah mengatakan kata-kata pengecut itu lagi. Jadi, kamu jangan menangis, ya!"     

Mendengar kata-kata yang ingin didengarnya, Lu Shu akhirnya berhenti menangis, emosinya berubah dan memberikan senyuman pada Li Yan.      

Li Yan pun bisa menghela napas lega. Setelah mendengus, ia menyalakan mobil untuk pergi.     

Li Yan yang fokus mengemudi, tidak menyadari bahwa saat dirinya memalingkan muka dari Lu Shu, tatapan Lu Shu diam-diam melewatinya untuk melihat ke arah tempat yang baru saja ditinggalkan Zhao Youlin dan Mu Tingfeng.     

Ya, ada sedikit kebencian dingin, bahkan tangan yang tergantung di lutut tidak bisa menahan untuk mengepal erat dan mencubit beberapa lipatan yang jelas di ujung roknya yang indah.     

Di sisi lain, Zhao Youlin tidak tahu bahwa dirinya secara tidak sengaja telah membangkitkan kebencian seseorang kepada dirinya sendiri lagi. Ia menjadi sasaran kebencian tanpa alasan yang jelas.      

Pada saat ini, semua fokusnya ada pada Mu Tingfeng. Setelah memastikan bahwa Mu Tingfeng tidak meragukan dirinya sendiri akibat yang baru saja dikatakannya kepada Jiang Muchen, ia pun bisa bernapas lega.     

Sebelum mau berbicara, ia mendengar suara dingin dan mendominasi datang dari sisinya, "Lain kali, menjauhlah dari lelaki tadi. Oh tidak, jagalah jarak dari semua lelaki."     

Xia Zetao yang sibuk mengutak-atik kunci mobil di kursi depan, bergetar tidak terkendali ketika mendengar kata-kata Mu Tingfeng. Diam-diam ia memutuskan di dalam hati bahwa dirinya tidak boleh terlalu dekat dengan mantan istri presdir. Jika tidak, presdir tidak akan senang, lalu pemotongan gaji pasti akan terjadi dalam hitungan menit!     

Zhao Youlin tertegun sejenak. Butuh beberapa saat untuk memahami arti kata-kata Mu Tingfeng. Ia menatap Mu Tingfeng dengan penuh perhatian, lalu berkata sambil tertawa, "Mu Tingfeng, kamu tidak... cemburu, kan?"     

"Aku pacarmu." Mu Tingfeng melirik Zhao Youlin dan berkata dengan percaya diri.     

Arti tersembunyi ucapan itu adalah, aku pacarmu, jadi aku pasti cemburu melihat kamu begitu dekat dengan lelaki lain!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.