Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Mengenali Kebenaran (1)



Mengenali Kebenaran (1)

0Sulit sekali membuat hati Mu Tingfeng terjerat, jadi Zhao Youlin tidak berniat untuk melepaskannya begitu saja.      
0

"Tentu saja. Membeli sesuatu yang ternyata tidak sesuai di hati saja, biasanya kita merasa ingin mengembalikannya. Tidak jauh beda dengan memilih seseorang. Jadi Presdir Mu, kamu harus berusaha lebih keras. Kalau kamu tidak berhati-hati, aku mungkin benar-benar tidak akan menginginkanmu."     

Saat Zhao Youlin mengatakan itu, ia melirik Mu Tingfeng dengan arogan. Kemudian dirinya berkata sambil tertawa kecil, "Ada pepatah yang selalu kuingat, namun bagaimana cara mengatakannya? Oh, iya, 'masa sekarang tidak sebanding dengan masa lalu'!"      

"Sekarang aku bukanlah Zhao Youlin yang hidup bergantung pada orang lain, yang bahkan tidak bisa membuat keputusan sendiri. Seperti yang dikatakan ibuku, melihat latar belakang keluargaku saat ini, bahkan jika aku punya Joy, masih ada banyak lelaki yang ingin menikahiku."      

"Jika Presdir Mu tidak menambah usaha yang perlu dilakukan, mungkin kamu bisa kalah saing dengan orang lain… uh…."     

Sebelum Zhao Youlin selesai berbicara, lelaki yang telah menahan diri sangat lama ini seketika langsung menyumbat bibirnya.      

Zhao Youlin tertegun untuk beberapa saat. Ia sebenarnya ingin sekali menyingkirkan lelaki yang sukanya mencium bibirnya ketika tidak bisa mematahkan kata-katanya. Selain itu, sikapnya ini pasti bertujuan mengambil keuntungan darinya.      

Namun karena ia merawat seseorang yang sudah lama menderita luka ini, jadi dirinya harus menahan diri. Ia hanya bisa melebarkan mata untuk mengungkapkan ketidakpuasannya.     

Sebaliknya, ciuman mendalam Mu Tingfeng ini tersirat sedikit hukuman, yang tidak sama dengan yang sebelumnya. Zhao Youlin yang telah dicium olehnya beberapa kali, tidak bisa menolak.     

Begitu ciuman ini selesai, seluruh tubuhnya hanya bisa berbaring di tubuh Mu Tingfeng dengan pasrah. Ia mengulurkan tangan untuk mengencangkan pinggang Mu Tingfeng seolah melampiaskan amarah.     

Alis Mu Tingfeng berkedut. Sambil masih menggenggam tangan Zhao Youlin dengan erat, ekspresinya tidak berubah, "Meskipun kamu bilang tidak puas, lalu bisa mengembalikan seenaknya. Namun maaf, ada beberapa barang yang tidak bisa dikembalikan saat sudah dibeli, contohnya aku."     

Zhao Youlin tertegun sejenak, lalu mengangkat kepala untuk memandang wajah serius Mu Tingfeng. Ia tiba-tiba tersenyum. Ia mengulurkan tangan untuk mengangkat dagu Mu Tingfeng, lalu berkata dengan sembrono, "Presdir Mu, apa kamu berencana menjual diri kepadaku?"     

"Bukan menjual, tetapi sebagai hadiah. Seperti…" Mu Tingfeng mengikuti jari Zhao Youlin, menatap matanya, dan berkata, "Harga yang kamu bayar akibat telah membuatku berubah seperti ini, jadi kamu harus memberiku kompensasi."     

Mata Zhao Youlin menyipit. Ia berkata dengan dingin, "Presdir Mu benar-benar tidak mau rugi dalam berbisnis, tahu cara memanfaatkan perhitungan masalah yang sudah lama. Kalau tidak licik, kamu sudah pasti tidak bisa berbisnis, ya!"     

Mu Tingfeng tidak menyangkal. Ia membalas dengan masuk akal, "Aku seorang pengusaha. Kelebihan terbesar seorang pengusaha adalah tahu cara memanfaatkan semua kondisi yang menguntungkan untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri. Itupun…, tidak peduli menggunakan masalah baru atau masalah lama. Yang kuinginkan hanyalah hasil yang bagus."     

Zhao Youlin pun tidak bisa membalas. Dengan kata lain, mungkinkah orang ini bertekad untuk menipu Zhao Youlin?     

Zhao Youlin memutar matanya dengan tidak berdaya. Ia jarang terlibat dengan bajingan seperti Mu Tingfeng ini.      

Namun Zhao Youlin jelas lupa, bahwa alasan lelaki ini bersikap seperti bajingan, justru karena dirinya punya muka yang lebih tebal daripada kebanyakan orang….     

Melihat Zhao Youlin tidak mengatakan apa-apa lagi, Mu Tingfeng membuat keputusan secara sepihak, "Sepertinya kita telah mencapai kesepakatan bersama."     

Zhao Youlin hanya memandang dingin, ia benar-benar salah telah meremehkan sikap tidak tahu malu lelaki ini.      

"Namun sebelum itu, ada satu hal lagi. Kupikir aku perlu mengklarifikasi dan membuktikan bahwa aku tidak bersalah."     

"Apa?" Zhao Youlin merasa bingung.      

Mu Tingfeng menatap Zhao Youlin dalam-dalam, lalu menundukkan kepala dan mencondongkan tubuh ke telinga Zhao Youlin untuk melontarkan setiap perkataannya, "Soal aku tidak jago melakukan 'itu', kurasa… sebaiknya Youlin bisa merasakannya sendiri."     

"Hah?" Zhao Youlin berbisik. Sebelum bisa memahami arti mendalam dari kata-kata Mu Tingfeng, Mu Tingfeng sudah mengarahkan tangan Zhao Youlin yang ada di genggamannya ke bawah tubuhnya, semakin bawah, sampai….     

Mata Zhao Youlin langsung melebar….     

Suhu dan kekerasan luar biasa dari benda yang dipegangnya membuat pikiran Zhao Youlin langsung kosong selama beberapa detik.     

Ketika akhirnya bisa menyadari 'benda' Mu Tingfeng yang disentuh dengan tangannya. Beberapa urat biru langsung menonjol di dahi Zhao Youlin yang cerah.     

Dengan menahan keinginan untuk meremas benda di tangannya ini, Zhao Youlin hampir menggertakkan giginya dan meraung, "Mu! Ting! Feng! Dasar bajingan sialan!"     

Suara renyah disertai dengan raungan kesal perempuan itu bergema di seluruh kamar, bahkan menyebar ke seluruh koridor di lantai tiga.     

Sekretaris Xia yang bergegas kembali karena sesuatu, mendengar suara itu. Langkahnya tiba-tiba berhenti dan dengan tubuh yang gemetar, ia melihat ke pintu kamar pasien yang tidak jauh dari dirinya ini.      

Ketika ragu-ragu untuk memutuskan berbalik supaya menghindari pusat perhatian, sosok yang marah bergegas keluar dari kamar tersebut.     

Ekspresi wajah Xia Zetao membeku. Ia menyapa orang itu dengan senyum kering, "Hai, Nona Zhao, kenapa Anda keluar? Kenapa Anda tidak tinggal di dalam sebentar?"     

Zhao Youlin sangat marah hingga mengabaikan senyum sanjungan dari Xia Zetao. Ia hanya menatapnya dengan tajam, lalu bergegas melewatinya. Kemudian, ia menghilang di depan mata Xia Zetao dalam sekejap.     

Xia Zetao ketakutan oleh tatapan Zhao Youlin, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh hati kecilnya yang malang.     

'Huhuhu, padahal baru saja kutinggal pergi sebentar, kenapa Nona Zhao menjadi seperti ini? Mungkinkah itu semacam stimulus?'     

Mengingat bahwa tatapan Zhao Youlin padanya barusan seperti ingin membunuh seseorang, Xia Zetao benar-benar merasa bahwa dirinya kena getah amarah padahal tidak bersalah. 'Huhuhu, adik sudah menderita, adik merasa sedih, adik telah sakit hati!'     

Xia Zetao berdiri di luar pintu, masih menyesali kesalahannya sendiri. Lalu tiba-tiba mendengar suara dingin dari kamar, "Mau sampai kapan kamu berdiri di luar?"     

Xia Zetao terkejut sampai hampir membuang barang yang dipegang. Ia mengambil napas dalam-dalam untuk mengatur pernapasannya, barulah berjalan masuk ke kamar ini.      

"Presdir... Presdir, ada apa dengan wajah Anda?" Meskipun dia sudah siap, Xia Zetao tidak bisa menahan diri untuk berseru setelah melihat lima sidik jari yang sangat cerah di wajah presdir-nya ini.      

Begitu kata-kata itu keluar, Xia Zetao hampir menggigit lidah. Suara tamparan di kamar barusan begitu keras sehingga jari kakimu saja bisa menebak yang terjadi di dalam. Sidik jari merah di wajah presdir ini jelas merupakan mahakarya dari mantan istrinya!     

Namun sekali lagi, mantan istri presdir benar-benar pemberani. Ia bahkan berani menampar presdir, dan itu dua kali! Akan tetapi hal yang mencengangkan, presdir tidak marah sedikitpun.      

Jadi, mungkinkah ini yang dinamakan... kontrol ketat istri yang melegenda itu?     

Pikiran Xia Zetao mulai ke mana-mana,tanpa disadari suhu di kamar telah turun menjadi nol derajat.      

"Apa kamu kembali untuk menyampaikan sesuatu yang tidak penting?"     

'Presdir, Anda baru saja ditampar, tapi bagaimana kau bisa membicarakan masalah yang tidak relevan?!' Keluh Xia Zetao dalam hati.     

Meskipun benar-benar ingin mengatakan itu, tetapi Xia Zetao tidak mau kehilangan nyawa.      

Dengan dehaman ringan, Sekretaris Xia secara rasional memilih untuk mengubah topik pembicaraan, "Te... Tentu saja tidak. Presdir. Berikut laporan yang Anda minta untuk saya selidiki lagi sebelumnya. Sudah ada hasilnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.