Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Menonton Drama (1)



Menonton Drama (1)

0"Nyonya Keluarga Mu?" Xiao Jingyao tercengang, dan menatap Zhao Shunrong dengan penuh tanya.     
0

"Marga Nyonya Mu adalah Su, mengikuti marga ibunya."     

"Su?" Xiao Jingyao mengerutkan kening, kemudian seperti mengingat sesuatu yang membuat wajahnya berubah, "Mungkinkah... Mungkinkah itu Keluarga Su?!"     

"Kelihatannya kamu sudah bisa menebaknya. Ibu Nyonya Mu adalah adik kandung dari Kepala Keluarga Su. Meskipun ibu Nyonya Mu sudah lama meninggal, tetapi dia sangat dicintai oleh Keluarga Su."      

"Di antara Keluarga Su, Kepala Keluarga Su adalah orang yang paling penting. Setelah ibu Nyonya Mu meninggal karena sakit, Kepala Keluarga Su mewariskan cintanya dari adiknya itu kepada dua anak perempuan adiknya. Itu sebabnya Kepala Keluarga Su mengasuh Nyonya Mu dan kakak Nyonya Mu sampai beberapa waktu, bahkan lebih mencintai mereka daripada putranya sendiri."      

"Di hari kecelakaan waktu itu, Nyonya Mu secara tidak sengaja ikut satu mobil dengan Youlin lalu terluka, dan itu mungkin membuat khawatir para anggota Keluarga Su."     

Ketika Xiao Jingyao mendengar ini, kenyataan bahwa jika Nyonya Mu berasal dari Keluarga Su membuat semua ini jadi masuk akal.     

Dengan status Keluarga Su di masyarakat, bukankah sangat mudah bagi mereka untuk menemukan orang yang telah membuat mereka marah?     

"Jadi, kamu tidak perlu meremehkan diri sendiri. Hubungan rumit di belakang Keluarga Mu tidak sesederhana yang terlihat dari luar." Zhao Shunrong tiba-tiba teringat oleh anak Keluarga Mu yang terbaring di rumah sakit ditemani oleh Zhao Youlin, lalu dirinya menghela napas dengan perasaan keberatan.      

Setelah mengetahui hubungan antara Keluarga Mu dan Keluarga Su, Xiao Jingyao tidak peduli lagi tentang masalah ini. Ia menatap dokumen di tangan Zhao Shunrong, lalu bertanya dengan hati-hati, "Kalau begitu presdir, kita sekarang…"     

Zhao Shunrong menatap dengan muram pada dokumen di atas meja untuk waktu yang lama, setelah itu baru menjawab, "Bukankah waktu itu sudah ada yang melapor ke polisi? Aku yakin polisi akan sangat senang mendapatkan informasi seperti ini…"      

"Selain itu, hubungi sekretaris Presdir Mu. Beri tahu dia, sekarang sudah ada bukti fisik dan beberapa saksi penting lainnya. Jadi, semua itu bisa sangat mudah mengalahkan pelakunya."     

Mata Xiao Jingyao sedikit berkedip. Ia pun mengambil dokumen di depan Zhao Shunrong dan mengangguk, "Saya tahu yang harus dilakukan."     

Hanya dengan dialog singkat dua orang ini, mereka bisa memutuskan hidup dan mati seseorang atau bahkan sekelompok orang.      

Cedera serius kedua Mu Tingfeng terlalu tragis, dan tidak mungkin bisa disembunyikan dari beberapa orang yang memberi perhatian khusus padanya. Orang yang pertama menanggung beban adalah orang tua Presdir Mu yang baru saja pulang ke negaranya sebentar.      

"Aduh, sayang…. kenapa kamu begitu menyedihkan? Baru beberapa hari baik-baik saja, sekarang kamu menderita lagi sampai jadi begini. Lihat wajahmu, ckckck... kukira dalam beberapa hari ini kamu bisa keluar dari rumah sakit, tetapi aku tidak menyangka, sangat tidak menyangka…"      

Cedera di dahi Su Ruixin sudah lama sembuh, bahkan tidak ada bekas luka yang tersisa. Dengan penuh kekuatan, ia meraung menyedihkan sambil mencondongkan tubuh ke tempat tidur Mu Tingfeng, sekalian meletakkan tangannya di wajah Mu Tingfeng.     

Beberapa orang lainnya, para dokter, para perawat, bahkan para pasien di luar kamar yang tidak bisa melihat situasi di dalam kamar ini, mereka hanya bisa mendengar jeritan Nyonya Mu. Mungkin beberapa dari mereka mengira ada seseorang yang baru saja meninggal di kamar ini!     

Xia Zetao berdiri tenang tanpa suara sebagai latar belakang. Wajahnya serius, tetapi dalam hati mencibir gila-gilaan.      

'Nyonya, jangan kira dengan Anda melepaskan citra untuk berdrama menunjukkan besarnya cinta yang mendalam antara ibu dan anak, saya bisa melihat kegembiraan Anda atas penderitaan orang lain melalui mata Anda.'     

'Apakah Anda ke sini benar-benar untuk menghibur presdir? Tetapi, kenapa saya selalu berpikir bahwa Anda di sini untuk berdrama?!'     

Mu Tingfeng jelas merasakan hal yang sama. Melihat wanita yang menangis keras pada dirinya, alisnya sedikit bergetar, "Bu, aku belum mati…." Dalam pikirannya lanjut berkata, 'Jadi, tidak perlu menangis tragis begitu.'      

Jika benar-benar peduli dengan putranya, untuk apa saat suaminya datang ke negeri ini kemudian ikut suaminya pulang? Selain kembali ke sini lalu dibawa ke kamar ini untuk memastikan kondisinya masih hidup atau sudah mati, ayah Mu Tingfeng itu tidak pernah lagi muncul di depannya.      

Jangan-jangan, seorang suami yang menjadi contoh banyak orang ini sesungguhnya tidak menginginkan anak laki-laki, ya! Mu Tingfeng sudah hafal betul dengan tabiat orang tuanya ini, jadi mana mungkin dirinya bisa tertipu oleh ibunya?     

Berpikir seperti ini, Mu Tingfeng tanpa sadar melirik Mu Xiaoyang, yang berdiri di belakang Su Ruixin. Khawatir, hanya ayahnya yang bisa mengatasi temperamen ibunya ini. Mereka ini pasangan yang saling melengkapi.      

Mu Xiaoyang bisa dengan jelas melihat makna yang dalam di mata putranya. Matanya berkedip untuk sementara waktu, lalu melihat tangan Mu Tingfeng yang terluka untuk kedua kalinya. Kilatan senyum yang langka pun muncul.     

Xia Zetao hanya terdiam, namun dalam hati masih saja menggerutu, 'Ayah Presdir merasa senang juga, ya? Sang ayah, yang senang melihat putranya terluka, entah kenapa aku merasa... itu luar biasa!'     

Mu Tingfeng pun juga tidak banyak menanggapi. Lagi pula, untuk apa ekspresi senang ayah yang tahu dirinya terluka dan harus terus dirawat dirumah sakit, padahal tidak akan mengganggu dunianya dan istrinya?! Orang tuanya ini….     

Setelah menerima tatapan suram putranya, Mu Xiaoyang yang jarang sekali memiliki hati nurani, berdeham ringan lalu mengingatkan dengan suara rendah, "Ruixin, menantu kita tidak ada di sini sekarang."     

Bisa dibilang, jika menantumu tidak ada di sini sekarang, kamu tidak perlu repot-repot melakukan drama untuk membantu putramu mendapatkan simpati.     

Me Me Me… Menantu! Xia Zetao, yang bertindak sebagai latar belakang, seketika tercengang seperti disambar petir ketika mendengar sebutan yang dilontarkan oleh Mu Xiaoyang itu. Sifat tidak tahu malu presdir memang sudah turun-temurun dari orang tuanya, ya!     

Padahal baru bertemu beberapa kali, tetapi sudah berani memanggilnya menantu! Sekretaris Xia yang malang merasa bahwa tiga pandangan hidupnya yang tragis disegarkan sekali lagi!     

Begitu kata-kata Mu Xiaoyang keluar, Su Ruixin segera membuang kesedihan di wajahnya, lalu dengan hati-hati melihat sekeliling. Setelah memastikan bahwa Zhao Youlin tidak ada di dekatnya, dan kemudian menghela napas lega.     

Mata biru muda Nyonya Mu menjadi lebih cerah dan semakin cerah, kemudian ia mendekati Mu Tingfeng dengan tidak sabar dan bertanya, "Nak, apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa sampai terluka lagi?"     

Mu Tingfeng melirik Su Ruixin dengan ringan, dan tetap diam.     

Su Ruixin merasa sangat sedih melihat anaknya tidak patuh. Ia tidak punya pilihan selain menyerahkan harapannya pada Xia Zetao, yang berusaha mengurangi kehadirannya, "Sekretaris Xia, beritahu aku."     

"Hah, saya?!" Xia Zetao yang tiba-tiba disebut, merasa diserang tanpa alasan. Menghadapi tatapan suram beberapa orang ini, ia menceritakan kejadiannya dengan ringkas.      

Tentu saja, Sekretaris Xia yang cerdas dan paham situasi ini tidak menceritakan kejadian saat Mu Tingfeng sengaja membenturkan lukanya di badan mobil supaya lukanya terbuka agar mendapat simpati.      

"Jadi, Nak, setelah kamu mendengar bahwa Youlin akan pergi kencan buta dengan lelaki lain, kamu segera berlari keluar dari rumah sakit untuk mencari Youlin dengan tergesa-gesa. Ketika kamu membawanya kembali, kamu tidak hati-hati sampai lukamu terbentur sesuatu, sehingga lukamu terbuka lagi?" Su Ruixin menoleh dan menatap putranya dengan mata cerah.     

Tatapan itu membuat Mu Tingfeng ketakutan hingga bulu kuduknya berdiri, lalu mengangguk tanpa ekspresi.      

Sebelum bisa bereaksi, ia tiba-tiba merasakan sakit di lengannya yang diperban lagi belum lama ini. Tetapi karena Su Ruixin terlalu bergembira, Sui Ruixin malah memukulnya.      

"Bagus, kamu adalah anak yang diharapkan ibu dan ayahmu, kamu punya masa depan!"     

Mu Tingfeng hanya terdiam sambil menggerutu kesal, apakah… dia sebenarnya bukan anak kandung mereka?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.