Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Trik Presdir



Trik Presdir

0Melihat ekspresi tertegun Mu Tingfeng, hati Zhao Youlin gembira tak terkatakan!     
0

Dulu kamu mengabaikan Joy karena kesal dengan ibunya, lalu melemparkan Joy ke ibunya seperti melempar barang dengan menandatangani perjanjian perceraian, dan juga menggertak ibunya di depan anak itu. Kini saatnya balas dendam, harus!     

Pada saat ini, Mu Tingfeng akhirnya menyadari artinya menghancurkan diri sendiri. Perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dulu, benar-benar akan membunuhnya sekarang.     

Tepat ketika mata Mu Tingfeng berkedip memikirkan cara mengambil hati anaknya dan lanjut mengambil hati ibu anak itu, Xia Zetao akhirnya kembali pada waktu yang tepat setelah pergi mengurus sesuatu.      

Untuk mencegah dirinya merusak dunia intim presdir dan mantan istri presdir, Sekretaris Xia sengaja mengintip dari luar untuk memastikan bahwa dirinya tidak akan mengganggu keduanya ketika masuk saat ini. Setelah itu, ia barulah mengetuk pintu kamar untuk mengingatkan mereka berdua bahwa dirinya telah kembali.      

"Kamu kembali. Kebetulan, ini sudah siang, kalian juga belum makan. Aku akan turun dan membelikan makanan untuk kalian." Ucap Zhao Youlin melihat Xia Zetao masuk. Ia pun bangkit dengan senyum lebar lalu berjalan keluar.     

Xia Zetao yang terguncang oleh senyum Zhao Youlin, punggungnya merasa menggigil kedinginan. Secara naluriah, ia merasa bahwa segala sesuatunya tampak... agak tidak baik!     

Zhao Youlin melayang pergi tanpa keengganan, meninggalkan Xia Zetao sendirian di pintu kamar untuk menghadapi bos yang tidak dalam suasana hati yang cerah.     

"Apa yang kamu lakukan dengan berdiri di pintu? Kenapa kamu tidak masuk?" Kata-kata dingin itu membuat Xia Zetao menggigil di tempat, lalu buru-buru berlari ke dalam kamar. Ia mendengar suara dingin Mu Tingfeng lagi, "Tutup pintunya."     

Sekretaris Xia dengan wajah pahit bergegas kembali untuk menutup pintu. Ia memunggungi wajah Mu Tingfeng yang tampak kesulitan.      

Huhuhu… apa yang telah terjadi? Ia baru saja dengan cerdik memeriksa pergerakan yang terjadi di kamar sebelum memasuki pintu, mengapa ekspresi presdir masih sangat mengerikan? Apakah itu karena Tuhan ingin membunuhnya!     

Dengan hati yang khawatir, Xia Zetao berjalan ke sisi ranjang rumah sakit. Ia melirik lengan Mu Tingfeng yang diplester, lalu menelan ludah dan ragu-ragu bertanya, "Presdir... Presdir, lengan Anda… baik-baik saja, kan?"     

Sebelum Xia Zetao bisa menyelesaikan kata-katanya, tatapan dingin Mu Tingfeng telah beralih padanya, menyebabkan dirinya gemetar tanpa sadar, dan hatinya sudah menangis hingga menjadi genangan sungai.      

'Huhuhu, Aku memang bodoh. Tidak baik bertanya apapun di saat seperti ini. Hash…. Kenapa aku tidak mencoba bunuh diri saja?'     

Xia Zetao merasa bahwa dirinya mungkin tidak bisa melupakan sebuah kejadian yang dilihat dan didengar hari ini dalam hidupnya tadi, dan itu akan mengejutkan orang lain jika dirinya menceritakan kejadian itu.      

Sekretaris Xia ini tidak ragu bahwa yang terjadi hari ini telah meninggalkan bayangan yang sulit dihapuskan dalam hatinya seumur hidup.      

Selain itu, semua ini membuatnya harus menghela napas lebih panjang. Tindakan presdir untuk mengejar mantan istrinya kali ini, benar-benar brutal dan keterlaluan.      

Pagi tadi, Sekretaris Xia mau tidak mau harus datang ke rumah sakit untuk memberikan laporan pekerjaan langsung ke bosnya karena urusan tertentu. Setelah baru saja selesai membicarakan urusan, ia menerima pesan teks yang disampaikan secara diam-diam.      

Isi pesan itu kurang lebih memberitahu bahwa Zhao Youlin sedang melakukan kencan buta hari ini. Lokasinya tidak diketahui, tetapi diperkirakan tidak jauh dari nama jalan yang dikenalnya dekat sini.     

Sekretaris Xia yang menerima pesan teks itu langsung terkejut di tempat. Mengapa mantan istri presdir pergi kencan buta?! Apa dia ingin berselingkuh di belakang presdir?!      

Sebelum Xia Zetao pulih dari lamunan memikirkan kabar mencengangkan mengenai Zhao Youlin yang sedang pergi kencan buta, ponselnya telah direbut oleh Mu Tingfeng. Hawa keberadaan presdirnya ini sungguh mengagetkan, tiba-tiba saja bangun dari tempat tidur.     

Melihat pesan teks itu, wajah Mu Tingfeng sangat suram. Dengan mengabaikan himbauan maupun halangan dari para dokter dan perawat, pria ini langsung meraih tangan Xia Zetao dengan agresif dan langsung mengajaknya pergi ke jalan yang dikabarkan tadi.      

Setelah berusaha keras mencari di semua restoran di Jalan XX yang mungkin digunakan sebagai kencan buta, mereka berdua akhirnya menemukan Zhao Youlin yang sedang duduk sendirian di restoran. Mereka tentu mengira bahwa perempuan itu pasti sedang menunggu orang lain.     

Saat itu, sesungguhnya Xia Zetao belum pernah melihat raut wajah Mu Tingfeng yang begitu buruk. Tepat ketika Xia Zetao berpikir bahwa Mu Tingfeng akan membuka pintu mobil dan akan masuk ke restoran itu untuk menangkap pengkhianat, Xia Zetao langsung terkejut oleh situasi di belakangnya. Bahkan cukup membekas dan membayang-bayanginya seumur hidup.      

Mu Tingfeng melepas mantelnya, memperlihatkan kemeja yang dikenakannya, bahkan melepas kemejanya hingga terlihat perban yang melilit luka di lengannya. Lalu ia membenturkan luka yang pada dasarnya telah sembuh setelah dijahit untuk waktu yang lama ke badan mobil.      

Hish... Xia Zetao yang menyaksikan dari samping, tidak bisa menahan napas. Ia merasa lengannya dingin, dan tidak tahu sebabnya malah merasakan nyeri yang tidak terlukiskan di situ.     

Padahal Mu Tingfeng membuka lagi luka yang sudah terjahit, hingga berlumuran darah segar, bahkan terlihat dagingnya yang terkoyak. Walau demikian, pria ini masih memiliki ekspresi tenang di wajahnya. Bahkan tidak menggerakkan alisnya, seolah-olah orang yang lukanya robek itu bukan lagi dia.      

Ia dengan tenang mengambil perban lalu membalut lukanya lagi, kemudian mengenakan kemeja dan jaketnya lagi. Alhasil dari luar, tidak ada yang bisa melihat bahwa ada lubang di lengannya yang mengeluarkan darah terus-menerus.     

Setelah melakukan semua itu, Mu Tingfeng meninggalkan perintah tanpa ekspresi di depan tatapan tercengang Xia Zetao, "Bersihkan noda darah itu. Kalau Youlin datang lalu melihat setetes darah saja, pergilah ke departemen personalia untuk mengambil gaji terakhirmu."     

Begitu Mu Tingfeng mengucapkan kata-kata ini, Xia Zetao segera menyingkirkan keterkejutannya. Ia buru-buru mengambil tisu wajah di dalam mobil dan mulai menangani TKP berdarah ini.     

Ketika Zhao Youlin menelponnya, Xia Zetao baru saja selesai membersihkan mobil dan memasukkan setumpuk tisu bernoda darah ke dalam kompartemen rahasia di kursi sebelah kemudi.      

Setelah itu, ia melihat sikap Zhao Youlin yang berubah karena cedera Mu Tingfeng. Perempuan itu membiarkan tangan Mu Tingfeng menggenggam tangannya selama perjalanan, menemaninya di rumah sakit sampai dirinya memakai plester setelah pertolongan pertama. Bahkan saat sampai di kamar ini pun, Zhao Youlin tidak pernah meninggalkannya sedikitpun.      

Jika sekarang Xia Zetao tidak bisa menebak alasan Mu Tingfeng sengaja membuka lagi lukanya, maka ia harus benar-benar pergi ke lantai tiga rumah sakit ini untuk menemui dokter otak.     

Hanya saja, ini di luar dugaannya. Padahal, Xia Zetao dan Nyonya Mu selalu membuat 1001 cara untuk membantu presdir mengejar mantan istrinya, tetapi siapa yang menyangka bahwa pada akhirnya, presdir lah yang punya hati… paling… licik!     

Tidak ada yang tahu betapa rumitnya suasana hati Xia Zetao pada saat itu. Rasa dari tiga pemandangan semacam ini dihancurkan dan ditata ulang dalam sekejap, bahkan tidak bisa lebih pahit lagi.      

Sekretaris Xia, yang sangat terpukul oleh kenyataan, tahu bahwa dirinya masih sedikit bingung. Tetapi ketika bertemu dengan tatapan mata Mu Tingfeng, ia tiba-tiba tersadar dari lamunannya.      

Di Di Di… Dirinya sepertinya tahu sesuatu yang luar biasa lagi. Presdir tidak akan... membaca yang dipikirkannya kan?!     

Mu Tingfeng, yang tidak tahu isi pikiran Xia Zetao, mengerutkan kening ketika melihat ekspresi tidak wajar sekretarisnya itu. Kemudian, ia bertanya dengan suara rendah, "Apakah dokumen itu sudah dikirimkan ke ayah mertuaku?"     

"Ah?" Xia Zetao yang sudah memikirkan cara memohon belas kasihan, terkejut dengan pertanyaan Mu Tingfeng, hingga dirinya tidak menjawab untuk sementara waktu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.