Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Kita Tidak Janjian (3)



Kita Tidak Janjian (3)

0Pa Pa Pa Pa… Paman! Gadis ini ternyata memanggil Ling Ran dengan sebutan paman! Ling Ran sebetulnya adalah pemuda lembut, kaya, tampan, dan gagah yang berusia 28 tahun. Pria ini tidak terlihat seperti seorang paman-paman yang berusia paruh baya.     
0

Namun tidak salah juga penampilannya jadi seperti ini. Ia telah disiksa berkali-kali dalam beberapa bulan terakhir. Ya, hal ini disebabkan oleh dirinya yang dimasukkan ke pelatihan militer oleh kakak laki-lakinya.      

Dengan intensitas latihan yang seperti itu, kulitnya pun jauh lebih kasar dari sebelumnya. Bahkan, warna kulitnya telah menggelap beberapa tingkat dari warna sawo mentah seperti sebelumnya. Alhasil, penampilannya pun hampir sama dengan orang afrika.     

Walau demikian, ia masih punya wajah tampan yang bisa membuat iri kalangan manusia dan dewa. Tidak peduli seberapa gelap dirinya, pemuda ini tidak bisa disamakan dengan paman-paman berusia paruh baya yang sangat cabul seperti itu! Gadis ini… gadis ini….      

Xiao Li sama sekali tidak menyadari keterkejutan Ling Ran. Ia hanya merasa bahwa lelaki di depannya sangat aneh. Jangankan hanya menabraknya, lelaki ini bahkan mengajaknya membeli makanan lagi sambil tersenyum mesum.      

Hal ini membuatnya merasa bahwa Ling Ran adalah lelaki aneh yang ingin menculik gadis bodoh. Ya, laki-laki yang memperjual-belikan gadis muda seperti yang sering diberitakan di televisi!     

Setelah mengernyitkan alisnya, Xiao Li berbalik badan dengan tegas untuk pergi.     

Mana mungkin Ling Ran membiarkannya pergi?! Ia adalah pemuda baik yang malah dipanggil paman. Jika geng pertemanan nakalnya tahu tentang ini, apa ekspresi yang cocok dipasang di depan mereka semua?!     

"Tu… Tunggu sebentar."     

"Paman, ada apa lagi?" Xiao Li bertanya dengan wajah polos dan lugu. Matanya yang besar penuh dengan keraguan, menatap bingung ke arah lelaki yang berdiri di depannya.      

Ling Ran sekali lagi tertegun oleh panggilan 'paman' dari mulut Xiao Li, namun ia hanya bisa menghela napas tidak berdaya, "Gadis kecil, usiaku masih 28 tahun, jadi panggil aku paman!"     

Xiao Li mengerutkan kening, terlihat sangat tertekan "Oh, tahun ini usiaku 22 tahun. Kamu enam tahun lebih tua dariku, jadi aku harus memanggil apa kalau bukan paman?" Kata-kata itu membuat Ling Ran hampir mengumpat.     

"Kalau enam tahun lebih tua darimu, berarti kamu bisa memanggilku kakak, bukan paman!" Meskipun Ling Ran sudah mencoba yang terbaik untuk menekan kesombongan di dadanya, wajahnya pasti berubah menakutkan saat ini.     

Xiao Li menggigil oleh aura dingin Ling Ran, lalu mundur beberapa langkah secara refleks, tampak seperti seorang gadis dari keluarga baik-baik yang diganggu oleh penjahat. Ia pun menjawab dengan gugup, "Kamu kamu... kamu menakutkan, jangan mendekat."     

"Hah, ada apa itu?"     

"Sepertinya ada yang mau menculik gadis itu, lalu gadis itu melawan. Pfft, dunia semakin kejam, apakah menurutmu kita harus memanggil polisi?"     

"Apa laporan yang bisa kita buat? Aku sama sekali tidak berpikir itu penculikan. Mungkin itu pasangan muda yang sedang bertengkar. Kalau kamu ikut campur, nanti malah runyam walau niatmu baik."     

"Benarkah? Namun kenapa menurutku lelaki itu sangat tidak bermoral? Sekilas, dia tidak terlihat seperti orang baik. Gadis itu terlihat kasihan sekali."     

'Bukan orang baik... Bukan orang baik... Bukan orang baik…' Kata-kata itu seolah-olah dua buah anak panah yang siap menusuk lutut Ling Ran, juga merasa bahwa anak panah itu juga mengenai hatinya, membuatnya hampir jatuh di tempat.      

Mungkin Ling Ran terlihat tidak memberi belas kasih dan tampak terlalu jahat, Xiao Li tidak bisa menahan perasaan sedikit iba lalu bertanya dengan ragu-ragu, "Selain itu, apakah kamu baik-baik saja?"      

"Tidak… tidak apa-apa." Ling Ran berkata dengan wajah sedih, "Sebenarnya, aku benar-benar hanya ingin mentraktirmu makan sebagai ungkapan permintaan maafku, bukan untuk maksud lain."     

Kata-kata Ling Ran kali ini terdengar sangat tulus, Xiao Li pun merenung sejenak, tetapi kata-kata yang dikeluarkan tidak berubah sama sekali, "Kak, kita benar-benar tidak janjian! Hanya karena dua hamburger, tidak peduli bagaimanapun menurutmu, itu tidak layak, dan aku bukanlah orang sembarangan."     

Kata-kata Xiao Li seperti ribuan anak panah yang langsung menghujani dirinya, langsung menusuk punggung dan mungkin membuat Ling Ran seperti landak. Tuan Muda Kedua Keluarga Ling ini, berlumuran darah oleh kenyataan, dan mengerang lemah, "Aku benar-benar tidak bermaksud apa-apa lagi, kenapa kamu tidak percaya?"     

Sayangnya, ungkapannya yang sungguh-sungguh itu tidak mencapai telinga Xiao Li sama sekali. Pada saat ini, gadis itu sedang memegang dagunya dengan satu tangan untuk berpikir. Setelah berpikir keras, ia berkata, "Namun, kalau kamu bisa mentraktirku semua makanan di toko itu sehingga aku bisa memakan setiap menu dalam sekali kesempatan, maka aku bisa mempertimbangkannya!"     

"Pfft..." Siapa yang bisa memberitahu Ling Ran cara kerja otak gadis ini? Kenapa ini bisa membuat Ling Ran merasa sudah menjelaskannya sejak lama, tetapi topik mereka berdua masih omong kosong?     

Pasti... pasti ini bukan hari keberuntungannya! Ya, pasti begitu!     

Tidak hanya situasi Ling Ran saja yang kacau akibat siksaan Xiao Li, hingga mentalnya terganggu, di tempat lain, Zhao Youlin dan yang lainnya sedang bergegas kembali ke rumah sakit secepat mungkin, dan langsung membawa Mu Tingfeng ke dalam ruang gawat darurat.      

Hasil pertolongan pertama bisa dibayangkan. Untuk yang kedua kalinya luka tembak Mu Tingfeng dijahit lagi. Bahkan Zhao Youlin dan Xia Zetao, diomeli oleh dokter yang merawat luka Mu Tingfeng.      

Inti dari omelannya adalah, luka pasien belum sembuh total tetapi mereka malah membiarkannya keluar rumah sakit dan membuat gerakan besar pada tubuhnya. Hal ini tentu membuat luka yang telah dijahit bisa robek.      

Kalau sudah demikian, pasien akan mengeluarkan banyak darah dan kini sudah kehilangan terlalu banyak darah. Kehilangan darah seperti saat ini sangat berbahaya bagi tubuhnya sehingga perlu dipulihkan dengan baik. Jika ini terjadi lagi, bisa-bisa merenggut nyawanya dan hal buruk lainnya.      

Pada awalnya, dokter hanya marah pada Xia Zetao, yang menemani Mu Tingfeng pada saat itu. Kemudian, setelah tahu bahwa alasan Mu Tingfeng keluar tanpa izin adalah untuk mencari Zhao Youlin, ia secara otomatis memarahi Zhao Youlin juga.      

Sayangnya saat dokter yang menangani luka Mu Tingfeng sudah membentak Zhao Youlin, tiba-tiba ia merasakan hawa dingin di belakangnya. Ada perasaan ingin menoleh untuk melihat, lalu dirinya sangat ketakutan hampir kencing di celana melihat tatapan penuh kebencian dari seseorang yang sedang berbaring di ranjang. Suasana pun kembali sunyi.      

Melihat ini, Zhao Youlin tersenyum meminta maaf pada dokter yang merawat Mu Tingfeng itu, lalu mengangguk dan menerima nasihat dokter itu. Ia juga berjanji untuk tidak membuat kesalahan seperti ini lagi.      

Setelah itu, Zhao Youlin menebas Mu Tingfeng dengan tatapan setajam pisau, memberinya peringatan untuk tidak bersikap berlebihan.      

Ketika Mu Tingfeng menerima tatapan tajam Zhao Youlin, aura dingin di matanya langsung memudar. Hanya dalam sekejap, tatapan Mu Tingfeng berubah menjadi lembut dan manja, bahkan menahan niat membunuh di sekitarnya. Sangat patuh!     

Sikap seperti anjing setia yang berperilaku baik itu membuat bibir Xia Zetao berkedut. Ia menutup wajah karena tidak tahan melihat itu.      

Meskipun tatapan membunuh itu sudah hilang, tetapi dokter yang merawat dan masih memiliki ketakutan yang tersisa, tidak berani menyalahkan Zhao Youlin yang melakukan apapun di depan Mu Tingfeng.      

Si dokter pun hanya menjelaskan beberapa hal yang memerlukan perhatian khusus baru-baru ini. Setelahnya, ia hanya meninggalkan kamar pasien ini begitu saja.     

Segera setelah dokter yang merawat itu pergi, Xia Zetao ikut pergi juga. Hanya saja di kamar, tersisa Zhao Youlin dan Mu Tingfeng saja.      

Begitu Zhao Youlin berbalik badan, ia bertemu dengan tatapan penuh harap Mu Tingfeng. Dirinya pun menghela napas, lalu berjalan ke ranjang Mu Tingfeng dan lanjut duduk.     

Begitu Zhao Youlin duduk, tangan Mu Tingfeng yang tidak terluka dengan cepat terentang dari tempat tidur untuk meraih tangan Zhao Youlin. Jari-jemarinya menggenggam erat, seolah-olah takut Zhao Youlin akan meninggalkan dirinya di sini dan pergi lagi.      

Zhao Youlin tercengang. Melihat wajah Mu Tingfeng yang sangat pucat karena kehilangan banyak darah dan kedua tangan yang saling menggenggam erat, ia berbisik, "Oke…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.