Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Kita Tidak Janjian (2)



Kita Tidak Janjian (2)

0Ye Yan tiba-tiba tersadar, dan menyadari betapa mendadaknya pertanyaan yang baru saja ditanyakannya. Ia buru-buru menjelaskan, "Maaf, aku tidak bermaksud begitu."     
0

"Tidak masalah." Su He menggelengkan kepala dengan acuh tak acuh. Wajahnya masih memiliki senyum hangat dan indah seperti biasa, tetapi tangan yang tersembunyi di bawah meja mengepal erat setelah mendengar pertanyaan Ye Yan.     

Ye Yan yang sedikit bingung dengan kesalahannya, tidak menyadari bahwa pada saat dirinya memalingkan muka dengan hati nurani yang bersalah. Su He mengerutkan bibirnya dan bergumam dengan lembut, "Apakah kita pernah bertemu? Siapa yang tahu?"     

"Apa kamu tadi bicara sesuatu?" Ye Yan menatap Su He dengan curiga dan bertanya dengan lembut.     

"Tidak. Makanannya sudah datang. Ayo, cepat kita makan! Bukankah Tuan Ye sebentar lagi mau mengurus sesuatu?" Su He mengubah topik pembicaraan dengan tersenyum ringan.     

Mendengar dia mengingatkan, Ye Yan tiba-tiba teringat kata-kata yang digunakannya untuk menghindar tadi. Setelah tersentak, ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Ia pun mengambil sumpit dan mulai makan. Sambil makan, ia juga berpikir tentang cara menghabisi orang yang telah menghancurkan dirinya ini.      

Di tempat lain, Ling Ran yang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan hal-hal buruk dengan niat baik dan mendorong sahabatnya ke dalam api, menyelinap keluar dari restoran. Ia sudah merasa santai, bahkan udara terasa lebih segar dari biasanya     

Sambil berjalan santai di jalan, dia memikirkan rencana untuk makan terlebih dulu, atau mencari tempat untuk bersembunyi dan mengintai momen Ye Yan bertemu perempuan idamannya.      

Tuan Muda Kedua Ling, yang terlalu banyak berpikir, tidak memperhatikan seorang yang sedang membawa tas berjalan keluar dari restoran di sebelahnya saat ini.     

Terdengar suara tabrakan, dua orang yang bertabrakan ini mengeluarkan seruan pelan pada saat yang sama. Tas di tangan orang itu terpental beberapa langkah dari tempat tabrakan.     

Teh susu yang baru saja dikeluarkan dari tas, terjatuh hingga tutup dan gelasnya terpisah di tempat. Teh susu di dalamnya tumpah ke tanah, dua burger lainnya berguling ke tengah jalan.     

Secara kebetulan, sebuah mobil kecil melaju melewati jalan pada saat ini. Salah satu dari dua roda belakang melindas hamburger gemuk itu dan membuatnya terbelah menjadi dua... daging cincang hitam di tempat.     

Dengan mendengus, angin dingin yang suram bertiup, meniup daun-daun yang berserakan ke tanah.     

Xiao Li yang jatuh ke tanah, menatap hamburger kesukaannya dengan sedih di depannya. Wajahnya suram, dan ia langsung menangis, "Huuaaaaah… hamburgerku..."     

Ling Ran yang hendak berjongkok untuk membantunya berdiri, sekejap tertegun melihatnya...     

Xiao Li menutupi dadanya dengan satu tangan, sedangkan satu tangan lain terulur ke arah hamburger itu terlindas. Air mata menetes dari matanya, seolah-olah ia ingin mati saja dengan dua hamburger itu.     

Ketika Ling Ran melihat ini, ujung alisnya gemetar tanpa sadar. Dengan dehaman ringan, ia menarik kembali perhatian orang yang terduduk di tanah dan berkata, "Nona, bangun dulu. Bukankah itu hanya dua hamburger? Apalagi itu sudah jadi…?"     

Sebelum Ling Ran selesai bicara, Xiao Li yang terduduk di tanah dan kedua matanya membeku, tiba-tiba secepat mungkin bangkit dari tanah. Ia menatap tajam ke arah Ling Ran dengan memelototkan mata yang lebih bulat dari rata-rata orang pada umumnya.     

"Apa maksudmu itu hanya dua hamburger? Itu dua hamburger yang kubeli setelah susah payah memutuskannya. Biasanya aku hanya beli satu, hanya beli satu!" Setelah mengatakan ini, air di mata Xiao Li cenderung meluap banyak lagi.     

Ling Ran pun tercengang. Dalam hati hanya bisa bertanya heran, 'Jadi, fokusmu bukan pada hamburger, tetapi pada jumlahnya?'     

Sambil memaksa diri untuk menahan air mata di matanya, Xiao Li menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah maju dengan tiba-tiba. Ia menunjuk hidung Ling Ran dan berkata dengan kejam.      

"Apa yang terjadi pada hamburger itu? Atas dasar apa kamu bisa meremehkan hamburger? Punya hak apa kamu bisa merendahkan hamburger?"     

"Aku..." Ling Ran tertegun di tempat oleh tuduhan Xiao Li yang tiba-tiba. Ia pun membuka mulutnya untuk membela diri, tetapi gadis itu tidak memberinya kesempatan sama sekali.     

"Tahukah kamu berapa banyak orang di dunia ini yang khawatir tentang makan setiap hari? Dan tahukah kamu bahwa masih ada sekelompok orang di dunia ini yang berlarian demi mengisi perut mereka? Tahukah kamu berapa banyak kalori yang ada di hamburger?"      

"Ya, hampir enam ratus. Dua hamburger berarti 1.200 kalori, dan satu orang mengkonsumsi sekitar 1.500 kalori sehari. Hal ini berarti bahwa dua hamburger ini kemungkinan besar menjadi makanan untuk orang dewasa dalam sehari."      

"Kau telah menabrakku dan menjatuhkan hamburgerku. Tidak masalah kalau kamu tidak mau minta maaf, tetapi kamu malah tidak tahu malu menghina hamburger favoritku. Kamu tidak akan kumaafkan!"     

Ling Ran sangat ketakutan dengan tuduhan Xiao Li sehingga dirinya melangkah mundur lagi dan lagi. Sudut mulutnya berkedut. Ia benar-benar tidak mengerti, bukankah itu hanya dua hamburger? Kenapa gadis ini bisa bereaksi berlebihan? Benar-benar tidak bisa dimengerti! Jadi, ini adalah kasus berdarah yang disebabkan oleh hamburger?     

Hal yang Ling Ran tidak tahu adalah, bahwa ada satu makhluk di dunia ini yang disebut penggila makanan. Kepercayaan seumur hidup mereka adalah menjadi kutu beras yang dengan bahagia memakan semua makanan lezat di dunia.     

Bagi mereka, makanan adalah tujuan mereka, juga dukungan spiritual mereka. Memfitnah makanan di depan seorang penggila makanan sama saja dengan meragukan keyakinan mereka, dan itu benar-benar tidak tertahankan bagi mereka.      

Setelah beberapa kali memarahi, Xiao Li sepertinya tidak berpikir itu sudah cukup. Setelah menarik napas beberapa saat, ia tiba-tiba mengangkat kepala. Di depan tatapan panik Ling Ran, ia terus saja memarahinya.      

"Kamu, kamu, kamu… tidak usah melihat ke samping, ya! Aku bicara padamu! Dunia ini, karena ada orang sepertimu yang tidak mensyukuri makanan, ada begitu banyak orang miskin yang kelaparan. Saat kamu duduk di sebuah restoran berpakaian rapi dan berpesta, mereka sedang kelaparan."      

"Ketika kamu membuang makanan sisa yang tidak pernah disentuh, mereka sedang kelaparan. Ketika kamu menghabiskan uang seperti membuang air hanya untuk menunjukkan betapa kayanya dirimu, mereka juga masih kelaparan. Kenapa bisa ada binatang buas berpakaian rapi sepertimu, dasar bajingan!"     

Mendapat tuduhan seperti itu, Ling Ran tentu hanya bisa terdiam heran, 'Binatang buas berpakaian rapi? Dasar Bajingan!'     

Ling Ran hanya merasa bahwa dirinya telah terkena dua anak panah di lututnya yang polos, jangan ditanya rasa perihnya! Ia tidak menduga, setelah menikmati perjalanan di siang bolong begini, dirinya bisa diserang sampai seperti ini, 'Hiks hiks!'     

Setelah menarik napas dalam-dalam beberapa kali, Ling Ran akhirnya mendapatkan kembali kekuatannya. Ia memegang tangan Xiao Li yang ujung jarinya masih menunjuk ke arahnya, lalu berusaha mempertahankan senyum di wajah.      

"Nona, memang salahku telah tidak berhati-hati menabrakmu. Aku sangat menyesal telah menyakitimu dengan menjatuhkan makan siangmu. Begini saja, aku sekarang akan menemanimu masuk, dan akan membelikanmu makanan yang sama sebagai kompensasi, bagaimana menurutmu?"     

Ketika Ling Ran mengatakan ini, kemarahan Xiao Li benar-benar turun. Matanya yang besar menatap Ling Ran dari atas ke bawah untuk sementara waktu. Kemudian, ia mendorong kacamata berbingkai hitam di pangkal hidungnya dengan sopan, lalu melontarkan kalimat yang hampir membuat Ling Ran mengumpat kesal.      

"Paman, kita tidak janjian!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.