Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah!

Kencan Buta (2)



Kencan Buta (2)

0Ling Ran mengelak dan bersembunyi di kamar mandi, lalu menghela napas lega. Setelah berpikir panjang, ia mengeluarkan ponsel untuk menelepon Ye Yan.     
0

Ye Yan kebetulan sedang berbelanja di luar saat ini. Ketika mendengar dering ponselnya, ia mengambil ponsel itu. Sedetik berikutnya, ia mendengar seseorang yang menelponnya meraung.      

"Daun, Daun, dimana kamu sekarang? Di mana kamu?..."     

Panggilan menjengkelkan dari Ling Ran membuat Ye Yan gemetar, dan hampir melempar ponsel dari tangannya.     

Setelah mengambil napas dalam-dalam, Ye Yan sedikit tenang, lalu menekan setiap perkataannya, "Kalau kamu memanggilku dengan sebutan itu lagi, percaya atau tidak, aku akan menyuruh seseorang memasukkanmu ke dalam karung malam ini dan melemparkanmu ke sungai di luar kota supaya jadi makanan ikan."     

Kata-kata ancaman Ye Yan mulai membuahkan hasil, tetapi suara merendahkan Ling Ran terdengar lagi. Malahan, suaranya itu sedikit lebih panik.      

"Sial, kamu masih saja bukan sahabatku. Aku sudah menyia-nyiakan banyak waktu bertahun-tahun untuk bersahabat denganmu, memikirkan hal baik untukmu, tetapi kamu selalu ingin menyuruh seseorang memasukkanku ke karung dan melemparnya ke sungai untuk makanan ikan. Mana kebaikan hatimu? Dimakan anjing?"     

"Ling! Ran!" Pembuluh darah di kepala Ye Yan tiba-tiba meledak, lalu ia menggertakkan giginya, "Bicaralah yang baik, kalau tidak, enyahlah! Aku akan menutup panggilanmu!"     

"Tunggu-tunggu, oke-oke, tidak bisakah aku bicara baik-baik padamu? Di mana kamu sekarang? Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Sementara Ye Yan memilih barang-barang yang ingin dibeli dan memasukkannya ke troli belanja, ia dengan tidak sabar menjawab pertanyaan Ling Ran, "Belanja di luar."     

"Di luar? Di mana tepatnya? Jauh tidak dengan Restoran Thailand daerah timur?"     

"Restoran Thailand di daerah timur? Tidak jauh, hanya 20 menit dengan mobil." Ye Yan melemparkan barang di tangannya ke dalam keranjang belanja, lalu mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang ingin kamu katakan? Kalau tidak ada, aku akan menutup panggilanmu, aku sangat sibuk di sini."     

"Jangan… jangan, jangan ditutup dulu. Apa kamu tahu alasanku bisa ada di sini?"     

"Sedang apa?"     

Ling Ran meringis, lalu melontarkan dua kata penuh perasaan, "Kencan buta!"     

"Oh, kalau begitu, kudoakan kencan butamu lancar, lalu segera melepas masa lajangmu." Ye Yan hendak menekan tombol tutup, tetapi orang di ponselnya menjerit.      

"Apa? Sial! Kamu tahu aku kencan buta dengan siapa? Dengan perempuan yang kamu sukai! Yang kamu temui di pesta ulang tahun Tuan Keluarga Zhao waktu itu. Halo, Daun, kamu masih mendengarku? Jawab aku."     

Jari Ye Yan yang telah meluncur pada tombol tutup panggilan berhenti tiba-tiba. Setelah menggurat lingkaran di layar, ia segera mendekatkan telepon ke telinganya, "Meja nomor berapa?"     

Ling Ran tertegun sejenak sebelum menyadari bahwa Ye Yan bertanya tentang nomor meja tempat dirinya dan Zhao Youlin kencan buta. Ia langsung menyebutkan nomornya.     

Ye Yan mendapatkan jawaban yang diinginkannya, lalu dengan singkat meninggalkan kalimat, "Aku akan ke sana sekarang, kamu mundurlah."     

Setelah selesai berbicara, Ye Yan tidak memperhatikan rengekan dan lolongan di telepon. Ia dengan cepat memutuskan telepon. Dirinya bahkan mengabaikan keranjang belanja di tangannya, lalu berbalik badan dan bergegas keluar dari toko.     

Ling Ran sebenarnya ingin mengambil kesempatan ini untuk bersenang-senang di depan sahabatnya itu.      

Namun tidak ada yang mengira bahwa setelah berbicara untuk waktu yang lama, Ye Yan malah menyuruhnya mundur. Sebelum Ling Ran masih terus merasa panik, Ye Yan pun menutup telepon tanpa ragu-ragu, membuat Ling Ran menatap kosong pada telepon yang tiba-tiba ditutup.      

"Yah, lupakan saja, saudaraku, aku hanya bisa membantumu di sini." Ling Ran menggumamkan beberapa patah kata, lalu mengembalikan ponsel ke sakunya. Ia berjalan keluar dari toilet seperti seekor kucing, dan melarikan diri dari restoran melalui pintu lain.      

Zhao Youlin duduk di tempat yang sama dan menunggu sendirian. Awalnya, ia tidak terlalu peduli dengan Ling Ran yang pergi sebentar. Namun sampai hidangan pertama disajikan, Ling Ran masih belum kembali. Hal itu membuat Zhao Youlin menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.      

Ia pun mengerutkan kening, lalu bangkit dan hendak pergi keluar untuk bertanya kepada seseorang. Namun ia tiba-tiba mendengar suara lonceng pintu bergemerincing tanda bahwa pintu restoran itu dibuka seseorang. Sosok yang tidak terduga masuk dari pintu itu.      

"Ke… Kenapa kamu ada di sini?" Mata Zhao Youlin melebar, menatap lelaki yang tiba-tiba muncul di sini dengan ekspresi heran.     

Cedera Mu Tingfeng belum sembuh. Wajahnya jauh lebih pucat dari biasanya.     

Pada saat ini, ketika dirinya melihat dua peralatan makan yang diletakkan di atas meja di depan Zhao Youlin, wajahnya bahkan lebih suram dan menakutkan. Bahkan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura dingin yang melarang orang asing mendekat, menakuti orang-orang di sekitarnya hingga mundur beberapa langkah untuk menjauhinya.      

Mu Tingfeng mengabaikan pertanyaan Zhao Youlin. Ia melangkah maju, lalu meraih tangan Zhao Youlin. Kemudian, ia menariknya dan berlari keluar.     

Melihat ini, pelayan di samping bergegas maju dan mencoba menghentikan keduanya tetapi kemudian dirinya ketakutan oleh tatapan belati yang disorotkan oleh Mu Tingfeng. Hal ini membuat pelayan itu berkata dengan gemetar, "Nona, Anda belum membayar tagihan..."     

Mu Tingfeng mengerutkan kening, lalu melemparkan kartu emas ke pelayan itu. Pelayan itu langsung terpana oleh perilaku Mu Tingfeng sebagai orang kaya lokal.     

Ketika pelayan itu menyadari bahwa meskipun ada kartu tetapi masih membutuhkan kata sandi untuk menggesek, Mu Tingfeng dan Zhao Youlin sudah berlari pergi.     

Zhao Youlin menyaksikan Mu Tingfeng membuang kartu emas. Ya, itu adalah kartu debit emas, kartu emas… kartu emas yang tidak akan pernah bisa dimiliki orang dengan batas setoran kurang dari satu juta yuan! Dia menggunakan itu untuk membayar makanan sederhana yang harganya kurang dari 1.000 yuan. Betapa borosnya orang ini!     

Apakah orang ini tahu berapa banyak orang di dunia ini yang tidak punya uang untuk makan, sehingga kelaparan sepanjang hari?!     

Tepat ketika Zhao Youlin masih sakit hati atas perilaku boros Mu Tingfeng, lelaki itu menariknya ke gang kosong di luar restoran dengan wajah muram.     

Dengan keras, punggung Zhao Youlin tiba-tiba menabrak dinding yang keras. Rasa sakit yang mendadak itu membuat Zhao Youlin tersadar kembali, lalu mulai memberontak keras.     

Namun, kekuatan Mu Tingfeng begitu besar. Bahkan jika satu tangan masih terluka, ia masih bisa dengan mudah menahan Zhao Youlin.     

"Mu Tingfeng, kamu bajingan, lepaskan…" Zhao Youlin memberontak untuk waktu yang lama, tetapi tidak bisa menarik tangannya dari genggaman Mu Tingfeng. Kemarahannya juga muncul, dan ia ingin memarahi. Hanya saja, lelaki yang tiba-tiba membungkuk sepenuhnya itu menelan kata-kata yang ingin dilontarkannya.      

Lagi… lagi, lagi! Setiap kali marah, orang ini hanya akan menggunakan trik ini untuk menghentikan mulutnya!     

Kemarahan Zhao Youlin bahkan lebih kuat di hatinya. Ia akan membuka mulut untuk memberi pelajaran kepadanya seperti terakhir kali, tetapi setelah melihat mata lelaki itu menatapnya... ia tertegun.     

Tatapan itu berbeda dengan ketidakpedulian saat dirinya menghadapi orang yang tidak ada hubungannya dengannya, berbeda dengan sikap agung dan dingin saat menghadapi bawahan. Ia juga berbeda saat dirinya mengolok-oloknya di hari biasa.      

Pada saat ini, mata Mu Tingfeng yang sejak awal telah merampok perhatian Zhao Youlin terlalu banyak, sudah penuh dengan keterkejutan dan kepanikan.     

Melihatnya seperti ini saja sudah membuat orang lain bisa merasakan hal sama yang sedang dirasakannya, seolah-olah jantungnya ditarik dengan keras, dan rasa sakitnya terasa tidak tertahankan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.